Tarian “Gemulai” LANANGE JAGAD Menapaki Tahapan Penjurian KRSI 2011

pasukan tim robot lanange jagatTim robot LANANGE JAGAD dipersiapkan untuk bertarung di ajang kontes Robot Bidang Seni (Kontes Robot Seni Indonesia), di tahun 2011 ini dilaksanakan di gedung Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dari tanggal 11 – 12 Juni 2011. KRSI 2011 ini membidik tema yang strategis disesuaikan dengan momentum yang tepat dalam gema nasional membangkitkan kecintaan dan pelestarian budaya nasional yaitu “Robot Klono Topeng”.

Panitia pelaksana KRSI 2011 memaparkan legenda Tari Klono Topeng ini seperti kutipan di bawah ini. “Tema ini diselaraskan dengan seni budaya asli Jawa dengan gaya gerakan tari Yogyakarta. Menurut kisahnya, tari ini tercipta berawal ketika Prabu Brawijaya dari Kerajaan Kediri yang kehilangan putrinya, Dewi Sekartaji. Prabu Brawijaya kemudian mengadakan sayembara dan memberi penghargaan bagi siapa saja yang bisa menemukan sang putri. Bila pria yang menemukan akan dijadikan suami sang putri dan jika wanita maka akan dijadikan saudara. Sayembara yang dikuti oleh banyak ksatria dan akhirnya tinggal menyisakan dua peserta yaitu Raden Panji Asmoro Bangun yang menyamar dengan nama Joko Kembang Kuning dari Kerajaan Jenggala dan Prabu Klono dari Kerajaan Sebrang. Prabu Klono merupakan orang yang menyebabkan sang putri kabur karena sang raja menjodohkannya. Hingga di suatu saat dan suatu desa Joko Kembang Kuning berkelana sambil membawakan tari lengger. Ternyata tari Lengger ini berhasil menarik perhatian Putri Dewi Sekartaji untuk menyaksikan dan keluar dari persembunyiannya. Namun pada saat yang bersamaan Prabu Klono juga telah mengetahui keberadaan Sang Putri, mengutus kakaknya Retno Tenggaron yang disertai prajurit wanita untuk melamar Dewi Sekartaji. Lamaran itu ditolak Dewi sehingga terjadilah perkelahian dan Retno Tenggaron yang dimenangi Sang Putri. Sementara Prabu Klono dan Joko Kembang Kuning tetap menuntut haknya pada raja. Hingga akhirnya raja memutuskan agar kedua ksatria itu untuk bertarung. Dalam pertarungan, Joko Kembang Kuning yang diwakili oleh Ksatria Tawang Alun berhasil menewaskan Prabu Klono. Sehingga diakhir kisah Joko Kembang Kuning atau Raden Panji Asmoro Bangun dijadikan suami Dewi Sekartaji, dengan pesta pernikahan disemarakkan oleh hiburan Tari Topeng Lengger atau yang terkenal dengan tari ‘Klono Topeng’ “.

“Kami telah berusaha semampu kami dalam menghadapi ajang KRSI 2011 ini. Kami telah melakukan penyesuaian gerakan-gerakan pada robot LANANGE JAGAD agar dapat menyesuaikan gerakan dasar yang dipersyaratkan dalam kontes tersebut. Robot LANANGE JAGAD telah mampu melakukan beberapa gerakan dasar dari Tari Klono Topeng, antara lain: gerakan tanjak, seblak sampur, trecek, klat bahu, ngurai rikmo (mengurai rambut), berhias, laku bambangan, ulap kanan kiri, dan penutup. Meskipun demikian memang masih terdapat beberapa kekurangan terutama penyesuaian terhadap gending yang mengiringinya dan gemulai tarian masih kas robot-gerak patah-patah”, tutur Nuryono S.W., M.Eng. selaku dosen pembimbing tim Robot LANANGE JAGAD yang masih lajang hingga kini.

Kontes ini sudah dimulai sejak awal Januari lalu dalam rangkaian babak penjurian yang meloloskan sebanyak 39 robot untuk beraksi di babak perempat final. Sabtu (4/6/2011) diumumkan 8 peserta yang lolos di babak perempat final yang terdiri dari 4 grup masing-masing grup diambil perwakilan pemenang 1 dan 2. Robot LANANGE JAGAD UAD menduduki juara II di grup B setelah bersaing ketat dengan Si Buyung dari Politeknik Negeri Padang. Sedangkan grup A juara pertama diraih oleh robot tuan rumah yaitu Gamaro (Gadjah Mada Robot) dari UGM Yogyakarta disusul robot Pandji Asmoro Bangun dari Universitas Indonesia Jakarta. Grup C Robot De’ Furqon dari Universitas Brawijaya Surabaya mengekor di belakangnya robot Be-Mask2 dari STMIK Teknokrat Bandar Lampung. Grup D dipimpin oleh robot Adi’thatha dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang dibayangi oleh robot Satria 177 dari Institut Teknologi Telkom Bandung. “Kami akan berjuang sekuat tenaga kami untuk menghadapi tahapan penjurian berikutnya”, ungkap Prima Artantyo yang didampingi kedua rekannya dalam mempersiapkan laga di tahap berikutnya (red: Sabtu, (11/6/2011) ).

Babak perempat final telah mempersempit persaingan yang menyisihkan hanya 4 peserta yang lolos ke babak semifinal dari 8 peserta yang mengikuti. Sabtu, (11/6/2011) berlaga 4 robot jagoan. Robot LANANGE JAGAD berlaga melawan Pandji Asmoro Bangun yang dimenangkan oleh robot dari Universitas Indonesia. Yang selanjutnya robot LANANGE JAGAD berlaga di babak final di hari terakhir untuk memperebutkan juara III melawan robot Be Mask 2 yang di babak perempat final dikalahkan oleh robot Satria 177. Hingga babak final ini robot LANANGE JAGAD selalu bertengger di posisi bontot, demikian juga saat memperebutkan juara III UAD harus cukup puas dengan menduduki peringkat IV. Sedangkan peringkat I, II, III berturut-turut diduduki oleh robot Pandji Asmorobangun dari Universitas Indonesia, Satria 177 dari Institut Teknologi Telkom Bandung, dan robot BE-MASK 2 dari STMIK Teknokrat Bandar Lampung. Sedangkan robot tuan rumah si Gamaro cukup puas dengan gelar Best Design dan Best Algorithm. (@)

pasukan tim robot lanange jagatTim robot LANANGE JAGAD dipersiapkan untuk bertarung di ajang kontes Robot Bidang Seni (Kontes Robot Seni Indonesia), di tahun 2011 ini dilaksanakan di gedung Grha Sabha Pramana (GSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dari tanggal 11 – 12 Juni 2011. KRSI 2011 ini membidik tema yang strategis disesuaikan dengan momentum yang tepat dalam gema nasional membangkitkan kecintaan dan pelestarian budaya nasional yaitu “Robot Klono Topeng”.

Panitia pelaksana KRSI 2011 memaparkan legenda Tari Klono Topeng ini seperti kutipan di bawah ini. “Tema ini diselaraskan dengan seni budaya asli Jawa dengan gaya gerakan tari Yogyakarta. Menurut kisahnya, tari ini tercipta berawal ketika Prabu Brawijaya dari Kerajaan Kediri yang kehilangan putrinya, Dewi Sekartaji. Prabu Brawijaya kemudian mengadakan sayembara dan memberi penghargaan bagi siapa saja yang bisa menemukan sang putri. Bila pria yang menemukan akan dijadikan suami sang putri dan jika wanita maka akan dijadikan saudara. Sayembara yang dikuti oleh banyak ksatria dan akhirnya tinggal menyisakan dua peserta yaitu Raden Panji Asmoro Bangun yang menyamar dengan nama Joko Kembang Kuning dari Kerajaan Jenggala dan Prabu Klono dari Kerajaan Sebrang. Prabu Klono merupakan orang yang menyebabkan sang putri kabur karena sang raja menjodohkannya. Hingga di suatu saat dan suatu desa Joko Kembang Kuning berkelana sambil membawakan tari lengger. Ternyata tari Lengger ini berhasil menarik perhatian Putri Dewi Sekartaji untuk menyaksikan dan keluar dari persembunyiannya. Namun pada saat yang bersamaan Prabu Klono juga telah mengetahui keberadaan Sang Putri, mengutus kakaknya Retno Tenggaron yang disertai prajurit wanita untuk melamar Dewi Sekartaji. Lamaran itu ditolak Dewi sehingga terjadilah perkelahian dan Retno Tenggaron yang dimenangi Sang Putri. Sementara Prabu Klono dan Joko Kembang Kuning tetap menuntut haknya pada raja. Hingga akhirnya raja memutuskan agar kedua ksatria itu untuk bertarung. Dalam pertarungan, Joko Kembang Kuning yang diwakili oleh Ksatria Tawang Alun berhasil menewaskan Prabu Klono. Sehingga diakhir kisah Joko Kembang Kuning atau Raden Panji Asmoro Bangun dijadikan suami Dewi Sekartaji, dengan pesta pernikahan disemarakkan oleh hiburan Tari Topeng Lengger atau yang terkenal dengan tari ‘Klono Topeng’ “.

“Kami telah berusaha semampu kami dalam menghadapi ajang KRSI 2011 ini. Kami telah melakukan penyesuaian gerakan-gerakan pada robot LANANGE JAGAD agar dapat menyesuaikan gerakan dasar yang dipersyaratkan dalam kontes tersebut. Robot LANANGE JAGAD telah mampu melakukan beberapa gerakan dasar dari Tari Klono Topeng, antara lain: gerakan tanjak, seblak sampur, trecek, klat bahu, ngurai rikmo (mengurai rambut), berhias, laku bambangan, ulap kanan kiri, dan penutup. Meskipun demikian memang masih terdapat beberapa kekurangan terutama penyesuaian terhadap gending yang mengiringinya dan gemulai tarian masih kas robot-gerak patah-patah”, tutur Nuryono S.W., M.Eng. selaku dosen pembimbing tim Robot LANANGE JAGAD yang masih lajang hingga kini.

Kontes ini sudah dimulai sejak awal Januari lalu dalam rangkaian babak penjurian yang meloloskan sebanyak 39 robot untuk beraksi di babak perempat final. Sabtu (4/6/2011) diumumkan 8 peserta yang lolos di babak perempat final yang terdiri dari 4 grup masing-masing grup diambil perwakilan pemenang 1 dan 2. Robot LANANGE JAGAD UAD menduduki juara II di grup B setelah bersaing ketat dengan Si Buyung dari Politeknik Negeri Padang. Sedangkan grup A juara pertama diraih oleh robot tuan rumah yaitu Gamaro (Gadjah Mada Robot) dari UGM Yogyakarta disusul robot Pandji Asmoro Bangun dari Universitas Indonesia Jakarta. Grup C Robot De’ Furqon dari Universitas Brawijaya Surabaya mengekor di belakangnya robot Be-Mask2 dari STMIK Teknokrat Bandar Lampung. Grup D dipimpin oleh robot Adi’thatha dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya yang dibayangi oleh robot Satria 177 dari Institut Teknologi Telkom Bandung. “Kami akan berjuang sekuat tenaga kami untuk menghadapi tahapan penjurian berikutnya”, ungkap Prima Artantyo yang didampingi kedua rekannya dalam mempersiapkan laga di tahap berikutnya (red: Sabtu, (11/6/2011) ).

Babak perempat final telah mempersempit persaingan yang menyisihkan hanya 4 peserta yang lolos ke babak semifinal dari 8 peserta yang mengikuti. Sabtu, (11/6/2011) berlaga 4 robot jagoan. Robot LANANGE JAGAD berlaga melawan Pandji Asmoro Bangun yang dimenangkan oleh robot dari Universitas Indonesia. Yang selanjutnya robot LANANGE JAGAD berlaga di babak final di hari terakhir untuk memperebutkan juara III melawan robot Be Mask 2 yang di babak perempat final dikalahkan oleh robot Satria 177. Hingga babak final ini robot LANANGE JAGAD selalu bertengger di posisi bontot, demikian juga saat memperebutkan juara III UAD harus cukup puas dengan menduduki peringkat IV. Sedangkan peringkat I, II, III berturut-turut diduduki oleh robot Pandji Asmorobangun dari Universitas Indonesia, Satria 177 dari Institut Teknologi Telkom Bandung, dan robot BE-MASK 2 dari STMIK Teknokrat Bandar Lampung. Sedangkan robot tuan rumah si Gamaro cukup puas dengan gelar Best Design dan Best Algorithm. (@)