teater_jab_launching_buku_rampak_2.jpg

Teater JAB Launching Rampak

“Penulis yang baik, bukan yang membuat pembaca cerdas, tetapi yang menganggap pembaca cerdas,” Kata Asef Saeful Anwar saat bedah buku Rampak karya anggota Teater Jaringan Anak  Bahasa (JAB) dan para alumninya di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Selasa, (25/08/2015).

Kata Asef, penulis harusnya lebih dekat dengan realitas. Jika seorang penulis atau penulis pemula tidak berbaur, maka karya yang dihasilkan tidak akan jauh dari kamarnya sendiri.

Menurutnya, ada tiga hal yang harus diketahui dalam puisi, yaitu mereka yang menikmati puisi, mereka yang mencintai puisi, para pelaku atau penulis puisi.

Rampak yang berisi puisi, cerpen, dan syair atau teks musikalisasi puisi karya Teater JAB merupakan buku keempat. Teater JAB setiap tahun selalu melahirkan karya anggotanya. Karya sebelumnya berjudul Wajah.

Dalam Rampak, tidak hanya anggota JAB yang berkarya, tetapi juga memuat karya alumni yang aktif dalam menulis, seperti S Arimba, Sule Subaweh, Anes PS, Iqbal H Saputra, Latief S Nugraha, Gyta, Bandrun, dan lain-lain.

Menurut Ihsan, ketua divisi sastra yang juga menyusun karya, makna Rampak merupakan bentuk kebersamaan yang bertujuan untuk keselarasan hidup.

“Makna rampak tersebut mewakili semangat yang didasari keikhlasan, kesabaran, kekeluargaan, dan saling mendukung di setiap proses,” ucap Ihsan.

Acara yang dihadiri oleh para penulisnya itu juga dimeriahkan oleh penampilan Jab, Teater PeBei, Teater 42, dan beberapa komunitas di luar UAD.