three_uad_alumni_got_a_chance_to_teach_in_thailand.jpg

Tiga Alumni UAD Mengajar di Thailand

Berlokasi di ruang sidang utama kampus I Jalan Kapas, 9 Semaki, Rabu (4/5/2016), tiga alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) secara resmi dilepas untuk mengajar di Thailand.

Mereka adalah Putik Arum Sari dari Program Studi Sastra Inggris yang akan mengajar di Sangkhom Islam Wittaya School selama dua tahun sejak Mei 2016 sampai Mei 2018, Ambarwati Budi Rahayu merupakan alumni dari Program Studi Sastra Inggris mengajar di Songsermsasana Vitaya School selama satu tahun sejak Mei 2016 sampai 2017, dan Melati Citra Pertiwi merupakan alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang akan mengajar selama satu tahun di Songsermsasana Vitaya School sejak Mei 2016 sampai Mei 2017.

Sebelumnya, alumni telah dibekali tentang tata tertib, budaya, dan bahasa Thailand oleh kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) dan kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD.

Upacara pelepasan kali ini dihadiri oleh Wakil Rektor III dan IV UAD; Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi; Kepala BIMAWA; kepala KUI; Kepala Program Studi Sastra Inggris; Kepala Program Studi PBI; dan staf KUI. Selain itu, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, hadir juga alumni UAD yang sudah kembali dari tugas mengajar di Thailand tahun lalu. Mereka berbagi cerita dan pengalaman selama di Thailand, baik pengalaman mengajar, ekstrakurikuler, dan pengalaman hidup bermasyarakat di Thailand.

Harapannya, dengan adanya sesi berbagi cerita ini, alumni UAD yang akan berangkat mengajar di Thailand bisa memperoleh gambaran umum tentang hidup di Thailand.

Kepala KUI, Ida Puspita, M.A.Res. mengatakan, program alumni mengajar yang telah dimulai sejak awal tahun 2013 adalah salah satu program unggulan kerja sama internasional UAD dengan mitra sekolah di Thailand.

“Program ini adalah salah satu upaya UAD untuk memberikan bekal memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Harapan kami, pengalaman alumni sebagai guru lintas negara Asean dapat menjadi tambahan ‘amunisi’ mereka untuk bersaing di MEA,” terangnya.