img-20171024-wa0016.jpg

UAD Raih Juara 1 dan 3 JPHRC IAKMI di Manado

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) kembali menyelenggarakaan Forum Ilmiah Tahunan (FIT) ke-3. Pada kesempatan tersebut, juga diselenggarakan Junior Public Health Researcher Competition (JPHRC) 2 khusus untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Acara ini berlangsung di Manado, 17-19 Oktober 2017.

Pada ajang JPHRC yang mengangkat tema “Peran Tenaga Kesehatan dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga”, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengirim 3 tim untuk berpartisipasi. Dua di antaranya berhasil menjadi juara 1 dan 3, setelah mengalahkan beberapa perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia.

Tim juara 1 terdiri atas Monica Keydia, Elisa Septiyani, dan Vionika Marthasari. Juara 3 merupakan tim yang seminggu sebelumnya memenangi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) di Unsiyah Aceh, mereka adalah Amalynda Rizkyana, Wahyu Sukmaningtias, dan Kartika Anggraeni A.R.

Kesuksesan tim tersebut tidak lepas dari bimbingan Oktomi Wijaya, S.K.M.,M.Sc., salah satu dosen muda FKM. Tomi menilai, mahasiswa bimbingannya sangat layak mendapat juara karena materi penelitian yang disajikan.

“Kami mencoba menciptakan ide atau gagasan yang menarik. Kemudian mencari masalah yang disesuaikan dengan tema. Setelah itu, baru mencari solusi dengan ide-ide kreatif dan inovatif, serta memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia,” jelasnya.

Sementara, Elisa, salah satu anggota tim yang menjadi juara 1, merasa sangat senang dan bangga dapat bersaing dan mengalahkan beberapa perguruan tinggi negeri. Mahasiswi semester 3 ini mengungkapkan mendapat banyak pengalaman dari perlombaan tingkat nasional tersebut.

Perwakilan juara 3, Wahyu, menganggap keberhasilan tim FKM memenangi perlombaan di Manado adalah hasil dari kerja keras selama beberapa bulan belakangan.

“Orang lain mungkin mengira enak menjadi kami, langsung dapat juara. Tetapi, kami percaya kerja keras tidak akan mengkhianati hasil. Mereka tidak mengetahui seperti apa pengorbanan yang harus dilakukan. Saat mereka libur, kami terus berusaha mengerjakan paper dan melakukan penelitian,” ungkapnya perempuan asli Yogyakarta ini. (ard)