UAD Terapkan Kurikulum Kewirausahaan untuk Mahasiswa

dewi_motik_dan_Safar_UAD

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Jum’at (22/2) bekerjasama dengan Ikatawan Wanita Pengusaha (IWAPI), adakan roadshow kewirauasahaan dengan tema “Dari tiada menjadi ada. Dengan seribu akal isnyallah pasti bisa”. Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Dr. Dewi Motik Pramono.

Menurut Dewi Motik untuk menjadi pengusaha kita perlu DUIT (Doa Usaha Iman dan Takwa). Sebagai pengusaha jangan melulu bertanya. Apa yang ada dalam pikiran kerjakan. “Semua ada prosesnya. Jangan malu melakukan usaha-usaha kecil, kerena dari yang kecil kita akan menjadi besar” ungkapnya.

Kenapa berwirausaha? Lanjut Dewi Motik, salah satu sebabnya adalah jumlah lulusan sekolah tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia. Oleh sebab itu, Menurut Drs M Safar Nasir M.Si, UAD mengembangkan kurikulum enterpreneurship atau kewirausahaan. Kewirausahaan tersebut bahkan telah masuk dalam mata kuliah khusus di kampus tersebut dengan perhitungan tiga sistem kredit semester (SKS).

“Dalam mata kuliah kewirausahaan ini, mahasiswa diperkenalkan tentang dunia usaha dan seluk beluknya. Melalui langkah ini pihak UAD ingin menggugah mahasiswa untuk memiliki greget berwirausaha setelah lulus nanti” lanjutnya.

Safar, selaku Wakil Rektor III menambahkan. Selain melalui mata kuliah, UAD juga melakukan pelatihan khusus kewirausahaan ketika mahasiswa memasuki tingkat akhir. Dan untuk mengenalkan dunia kerja, UAD membuka program student employment.

Melalui program itu, mahasiswa tingkat akhir diseleksi untuk ditempatkan bekerja di unit-unit kerja milik UAD “Ini disebabkan jumlah wirausaha di Indonesia saat ini baru 0,24 persen dari jumlah penduduk yang ada. Padahal di negara maju jumlah enterpreneur tersebut sudah lebih dari dua persen. “Ini masih sangat kecil. Kita masih butuh 4,4 juta wirausaha lagi untuk mendorong bangsa ini maju,” jelasnya.

Karenanya kata Safar lagi. Melalui langkah tersebut, UAD berharap bisa menambah jumlah wirausaha di Indonesia. “Jangan sampai mahasiswa UAD nenteng ijazah menjajakannya kemana-mana. Tetapi mereka diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja” tegasnya saat ditemua disela-sela kesibukannya. (Sbwh)

dewi_motik_dan_Safar_UAD

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Jum’at (22/2) bekerjasama dengan Ikatawan Wanita Pengusaha (IWAPI), adakan roadshow kewirauasahaan dengan tema “Dari tiada menjadi ada. Dengan seribu akal isnyallah pasti bisa”. Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Dr. Dewi Motik Pramono.

Menurut Dewi Motik untuk menjadi pengusaha kita perlu DUIT (Doa Usaha Iman dan Takwa). Sebagai pengusaha jangan melulu bertanya. Apa yang ada dalam pikiran kerjakan. “Semua ada prosesnya. Jangan malu melakukan usaha-usaha kecil, kerena dari yang kecil kita akan menjadi besar” ungkapnya.

Kenapa berwirausaha? Lanjut Dewi Motik, salah satu sebabnya adalah jumlah lulusan sekolah tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia. Oleh sebab itu, Menurut Drs M Safar Nasir M.Si, UAD mengembangkan kurikulum enterpreneurship atau kewirausahaan. Kewirausahaan tersebut bahkan telah masuk dalam mata kuliah khusus di kampus tersebut dengan perhitungan tiga sistem kredit semester (SKS).

“Dalam mata kuliah kewirausahaan ini, mahasiswa diperkenalkan tentang dunia usaha dan seluk beluknya. Melalui langkah ini pihak UAD ingin menggugah mahasiswa untuk memiliki greget berwirausaha setelah lulus nanti” lanjutnya.

Safar, selaku Wakil Rektor III menambahkan. Selain melalui mata kuliah, UAD juga melakukan pelatihan khusus kewirausahaan ketika mahasiswa memasuki tingkat akhir. Dan untuk mengenalkan dunia kerja, UAD membuka program student employment.

Melalui program itu, mahasiswa tingkat akhir diseleksi untuk ditempatkan bekerja di unit-unit kerja milik UAD “Ini disebabkan jumlah wirausaha di Indonesia saat ini baru 0,24 persen dari jumlah penduduk yang ada. Padahal di negara maju jumlah enterpreneur tersebut sudah lebih dari dua persen. “Ini masih sangat kecil. Kita masih butuh 4,4 juta wirausaha lagi untuk mendorong bangsa ini maju,” jelasnya.

Karenanya kata Safar lagi. Melalui langkah tersebut, UAD berharap bisa menambah jumlah wirausaha di Indonesia. “Jangan sampai mahasiswa UAD nenteng ijazah menjajakannya kemana-mana. Tetapi mereka diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja” tegasnya saat ditemua disela-sela kesibukannya. (Sbwh)