Yuk Cari Tahu Makanan lokal yang Fungsional

 

Indonesia sebagai salah satu negara tropis memiliki bahan pangan lokal yang melimpah.  Pengolahan bahan pangan lokal yang tepat akan memaksimalkan fungsi dan manfaat makanan.  

“Mendapatkan makanan yang fungsional dari pangan lokal dapat dilakukan dengan menganalisis bahan pangan dan menentukan teknik pengolahan. Mengetahui karakteristik sangat penting guna menentukan kandungan dan manfaat dari bahan pangan tersebut. Selain itu, pengolahan bahan pangan yang tepat dapat menjaga kandungan nutrisi dan senyawa aktif supaya tidak rusak. Hal tersebut merupakan dasar yang dilakukan untuk mendapatkan makanan yang fungsional, khususnya untuk kesehatan,” tutur Ketua Program Studi Teknologi Pangan, Ika Dyah Kumalasari, Ph.D.

“Tepung dari umbi-umbian lokal tidak mengandung protein gluten. Tepung tersebut sangat baik dikonsumsi penderita alergi dan penyandang autis yang tidak bisa mengkonsumsi gluten. Berbeda dengan tepung gandum yang mengandung protein gluten,” terang perempuan yang pernah kuliah di Ehnime University Jepang tersebut.

Gluten dapat memengaruhi sistem kerja lambung, usus, dan sering memunculkan reaksi alergi pada penderita autis. Kandungan gluten dalam makanan tertentu seperti roti gandum atau sereal yang diolah dari gandum dapat mengakibatkan hilangnya nutrisi penting bagi tubuh. Gluten dengan senyawa peptidanya bisa memunculkan gangguan sistem imun, khususnya bagi mereka dengan tingkat kegemukan tinggi (obesitas), kelelahan, atau mereka yang memang alergi gluten.

“Di Indonesia banyak sekali bahan pangan lokal yang memiliki nilai fungsional tinggi, tapi belum diketahui oleh masyarakat. Seperti ubi garut, selain sumber karbohidrat juga kaya serat dan kandungan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme atau bakteri baik yang ada di dalam usus manusia. Fungsinya untuk kesehatan secara keseluruhan, baik untuk pencernaan dan meningkatkan sistem imun. Selain itu, probiotik bermanfaat untuk membantu mengatasi sindrom iritasi usus besar, mencegah gejala alergi tertentu, mengurangi gejala intoleransi laktosa, dan banyak lagi,” ujar dosen tersebut ketika ditemui di Jl. Prof. DR. Soepomo Sh, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

 “Selain itu, bengkuang juga baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena mengandung inulin. Inulin dapat menurunkan tingkat kolesterol pada penderita diabetes,” ucap perempuan yang pernah meneliti bengkuang sebagai makanan alternatif bagi penderita diabetes itu, Senin (4/9/2018).

Inulin merupakan polimer dari unit-unit fruktosa yang umumnya mempunyai terminal glukosa. Dalam industri pangan, inulin banyak dimanfaatkan sebagai pengganti lemak dan gula pada produk makanan rendah kalori serta sebagai bahan baku pembuatan sirup fruktosa.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa makan lebih baik diolah dengan cara dikukus atau dipanggang. Hal ini dilakukan guna menjaga nutrisi dan zat aktif yang terkandung pada makanan tersebut. (Ami)