Ilham Rabbani: 5 Langkah Sederhana Menulis Puisi
“Mengolah gagasan menjadi karya, bagi saya hanya butuh lima langkah sederhana. Membaca, membaca, membaca, diskusi, lantas menulis,” terang Ilham Rabbani saat ditemui, Minggu (18/6/2017).
Ilham, begitu sering disapa, mendapat juara 2 lomba Penulisan Puisi Remaja yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2017. Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI UAD) ini mengaku suka menulis sejak masuk kuliah. Selain di studi, ia juga mengasah kemampuannya di komunitas belajar sastra Jejak Imaji dan Forum Apresiasi Sastra (FAS).
Baginya, yang paling penting adalah proses. Maka dari itu, ia selalu bersungguh-sungguh di dalam setiap proses.
“Tuhan tidak berkhianat, maka saya sabar dan ikhlas dalam proses (berkarya),” begitu ungkap pria kelahiran Lombok, 9 September 1996 ini.
Sebenarnya, bukan puisi yang menjadi utama ia gemari, tetapi esai.
“Urutan ketertarikan atau bidang yang saya tekuni dalam menulis yakni esai, puisi, dan cerpen.”
Ia tidak membatasi diri untuk memilih bahan bacaan. Mulai dari bahasa-sastra, sosial-politik, sejarah, pendidikan, keislaman, dan kitab-kitab tafsir, semua ia libas.
“Semua bacaan saya sukai, tetapi untuk saat ini saya masih terkagum-kagum oleh H.B. Jassin,” lanjutnya.
Lingkungan keluarga yang sederhana dan kental dengan Islam, juga mempengaruhi cara pandang dan berpikir Ilham. Ayahnya yang merupakan kepala Madrasah Ibtidaiyah dan Ibunya yang berdagang gorengan sekaligus petani, memberi keseimbangan yang saling mengisi.
Hingga saat ini, sudah banyak prestasi yang ditorehkan Ilham. Seperti juara 1 Resensi 2016 (Kreskit), juara 1 Penulisan Cerpen Amazing Orange 2016, juara 2 Penulisan Esai Amazing Orange 2016. Ia juga pernah menjadi Nominator Lomba Cipta Puisi ASEAN 2017 (DEMA FTIK IAIN Purwokerto) dan lomba Penulisan Esai Kompetisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Internasional FBS UNS Surakarta.
Puisi-puisinya tersebar dalam antologi bersama, di antaranya Rumah Penyair 4 (PBSI UAD, 2017), Requiem Tiada Henti (SKSP, 2017), Lebih Baik Putih Tulang daripada Putih Mata (KML Bangkalan, 2017), dan sebagian lainnya dimuat di media online dan media massa cetak. (stt)