Islam dan Spirit Kemanusiaan
Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (IC UAD) dipenuhi ratusan mahasiswa pada Sabtu (9/12/2017). Mereka yang didominasi oleh mahasiswa Program Studi Psikologi tersebut tengah menghadiri tabligh akbar “Islam dan Spirit Kemanusiaan”. Diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi UAD, acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Milad Fakultas Psikologi, Psychomonth 22. Psychomonth 22 mengangkat tema “Little Things to Show Our Sense of Humanity” dan menyelenggarakan beberapa rangkaian acara, mulai dari family gathering hingga konser amal.
Tabligh akbar yang dibuka untuk umum tersebut diisi oleh Ustadz H. Okrizal Eka Putra, LD., M.Ag., dan dipandu oleh M. Fawwaz Afif Rubito. Dalam kesempatan itu, Ustadz Okrizal menyampaikan beberapa poin tentang spirit kemanusiaan. Ia memberikan beberapa contoh kasus yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad Saw. dan Nabi Musa As.
Ustadz Okrizal bercerita perihal seorang hamba Allah yang sangat rajin beribadah tetapi tidak peduli dengan orang lain. Ia sudah sangat yakin dengan ibadahnya, sehingga akan masuk ke surga. Hingga pada suatu ketika ia bertemu dengan Nabi Musa As., dan memintanya untuk menanyakan kepada Allah Swt. tentang hal tersebut. Namun, ternyata dalam munajat Nabi Musa As., Allah menjawab bahwa hamba tersebut akan masuk ke neraka. Ketika nabi menyampaikan hal tersebut kepadanya, hamba itu sangat terkejut hingga ia meminta nabi bermunajat dan bertanya sekali lagi kepada Allah Swt. Tidak disangka, pada kesempatan kedua nabi bertanya, Allah Swt. menjawab kali ini hamba tersebut akan masuk ke surga. Nabi Musa As. kemudian bertanya kenapa jawaban Allah Swt. dapat berubah. Allah Swt. pun menjelaskan bahwa sebelum Nabi Musa As. bermunajat kepada-Nya, hamba tersebut berdoa kepada Allah Swt. Ia berdoa, jika memang ia akan masuk ke neraka, hamba tersebut ikhlas menerimanya. Namun, ia agar Allah Swt. membesarkan tubuhnya hingga memenuhi seluruh neraka agar tidak ada orang lain selain dirinya di sana.
Ustadz Okrizal menggarisbawahi bahwa spirit berkorban yang semacam itu termasuk spirit kemanusiaan. (dev)