Jalan Kaki Selama P2K, Lebih Sehat!
“Karena lokasinya dekat jadi lebih baik jalan kaki, memang boleh menggunakan kendaraan tetapi tidak boleh membawa kendaraan sendiri. Panitia khawatir terjadi kecelakaan, karena kita masih dalam pengawasan panitia dan mencoba mematuhi peraturan dari panitia. P2K juga hanya seminggu dan hanya sekali dalam kuliah jadi kapan lagi kita bisa berangkat ke kampus jalan kaki,” tutur Ahmad Patihi Mahasiswa baru (Maba) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Maba dari Program studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan tersebut bertempat tinggal di Jalan Glagah Sari. Setiap hari ia berjalan kaki menuju lokasi Program Pengenalan Kampus (P2K) di Kampus I Jalan Kapas, Rabu (16/2017).
“Kalau pakai jasa ojek online, pengeluaranya jadi banyak. Misalkan membayar Rp. 7000 sekali jalan, jika setiap pulang pergi selalu menggunakan ojek online maka pengeluarannya akan lebih besar ketimbang jalan kaki yang hanya bermodal bangun lebih awal untuk berangkat P2K dan pulang lebih santai,” ungkap Patihi, begitu ia biasa disapa.
Menurutnya, “Jalan kaki ada suka dan dukanya tetapi kalau sama-sama jalan kaki jadi lebih enak, tidak terasa capek dan bisa mengakrabkan diri sesama Maba. Nikmati waktu jalan kaki, sebenarnya yang jalan kaki banyak, bukan kita sendiri jadi jangan dianggap sebagai beban,” tukas Patihi.
Patihi yang tidak memiliki saudara di Yogyakarta lebih memilih berjalan kaki selama P2K. Kendala tidak memiliki kendaraan tidak mematahkan semangatnya untuk berangkat mengikuti P2K. Patihi tidak sendiri, ia bersama Muhammad Zainal Arifin berjalan kaki menuju lokasi P2K
“Kalau jalan kaki, enak berdua supaya tidak capek dan akan lebih enak karena ada teman untuk mengobrol. Selain sehat, sekalian bisa tahu jalan alternatif (jalan tikus) agar lebih dekat, bisa menghafal jalan, dan bisa akrab dengan sesama Maba lain yang sama-sana jalan kaki,” ujar Arifin.
Selama mengikuti P2K Patihi dan Arifin selalu jalan kaki baik berangkat maupun pulang dan mereka berencana melakukannya hingga akhir P2K. Jarak yang mereka tempuh kurang lebih 1.5 km selama 25 menit setiap harinya. (sch)