Jiwa Kepemimpinan dalam Islam
Dalam Islam, seorang pemimpin harus mampu membimbig kepada perbuatan amar ma’ruf nahi munkar, tidak boleh bertentangan dengan kehendak Allah dan Rasulnya (QS. an-Nisa’:59), serta harus mampu menegakkan keadilan (QS. al-Ma’idah 15:8).
Begitulah materi yang dibahas Anhar Anshari, M. Si, dalam kajian pembukaan acara outbound Persada (Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Dalam kajian tentang Kepemimpinan, Anhar menyampaikan, “pemimpin berarti orang yang memimpin. Setiap orang harus mampu memimpin dirinya terlebih dahulu, untuk selanjutnya memimpin orang lain. Begitulah terapan jiwa kepemimpinan dalam Islam.”
Sejak zaman Nabi Muhammad SAW., Anhar menambahkan, kepemimpinan sudah dicontohkan oleh Khulafaurrasyidin. Contoh itu merupakan sebaik-baik kepemimpinan di sepanjang zaman.
Di akhir pemaparan materi, Anhar mengatakan, untuk menjadi pemimpin yang baik, pasti perlu ada pengalaman. Berorganisasi merupakan kegiatan yang sangat bagus untuk belajar menjadi pemimpin. Selain harus bagus dalam hal perkuliahan, setiap santri juga harus aktif dalam berorganisasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan bermanfaat agar menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab.
Acara yang rutin diadakan setiap tahun itu diikiuti sebanyak 200 santri beserta pengurus. Terdapat beberapa agenda pada acara yang dilaksanakan di Pusbang dan museum Merapi, Kaliurang, Yogyakarta pada Sabtu-Minggu (24-25/9/2016) tersebut. Di antaranya shalat berjamaah, kajian, pengetahuan tentang Gunung Merapi, serta outbound. (As/AKN)