Jokowi: The Rising Star
Triantoro Safaria, PhD. Psi.
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Walaupun mendapatkan kritikan pedas, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akan tetap blusukan atau keluar-masuk kampung, selama masa kepemimpinannya. Dia berkomitmne untuk terjun langsung ke lapangan, bertemu dengan warga yang dipimpinnya, dan membuka hati untuk mendengarkan keluh kesah ataupun usulan mereka. Menurut Jokowi, setiap hari pasti selalu ada aspirasi dari rakyat, dan aspirasi ini tidak untuk disia-siakan. “Kalau kita hanya duduk di kantor nggak akan ketangkep seperti itu, untuk menangkap keinginan-keinginan itu memang harus selalu turun ke akar rumput, turun ke bawah, liat lapangan,” kata Jokowi.
Jokowi dapat dikatakan sebagai sosok pemimpin yang fenomenal. Kiprahnya dimulai saat menjadi walikota Solo, dan kemudian berhasil membawa Solo mencapai prestasi membanggakan seperti menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Walaupun pada masa pencalonan dan kepemimpinanya, banyak yang meragukan kemampuan kepemimpinannya. Jokowi terkenal dengan gaya kepemimpinanya yang down to earth, turun ke lapangan dan bertemu secara langsung dengan warganya, secara akrab dan membaur. Selain itu untuk Jokowi selalu meminta masukan langsung dari warganya ketika akan merancang sebuah program pembangunan untuk kota Solo. Hal yang dilakukannya adalah menuliskannya di koran wilayah untuk mendapatkan opini maupun tanggapan masyarakat, selain itu Jokowi juga membangun komunikasi dua arah secara terus-menerus melalui berbagai media salah satunya membuat acara TV lokal yang disiarkan secara langsung.
Gaya kepemimpinan down to earth ini tampaknya membawa banyak manfaat, salah satunya adalah memunculkan rasa memiliki warga terhadap kotanya sendiri, warga merasa dilibatkan melalui keterbukaan Jokowi untuk menerima keluh kesah dan masukan secara langsung face to face. Beberapa penelitian tentang kepemimpinan yang efektif menunjukkan bahwa pemimpin yang mau mendengarkan bawahannya, dan membangun komunikasi terbuka dua arah ternyata mampu membawa perubahan yang signifikan bagi organisasi yang dipimpinnya (Yukl, 2011). Selain itu seorang pemimpin yang senantiasa hadir ditengah-tengah warganya, akan menciptakan suasana positif, dimana warga merasa diperhatikan, didukung dan dibela hak-haknya. Hal positif lainnya adalah dengan sering menyambangi warganya, tercipta hubungan batin yang erat, selain itu tercipta juga sebuah kondisi dimana pemimpin berada di hati warganya (rakyat).
Apa yang dilakukan Jokowi ini bukanlah sebuah hal yang remah. Gaya kepemimpinanya yang selalu dekat di hati rakyatnya adalah sebuah teladan yang patut di contoh oleh para pemimpin daerah lainnya. Kenyataannya 99% pemimpin daerah saat ini, lebih banyak berada di kantornya yang nyaman, sibuk bernegosiasi dengan para anggota dewan, konco-konco bisnis, dan politiknya, sementara melupakan rakyatnya sendiri. Hanya pada masa kampanye saja, mereka turun ke lapangan dengan tujuan sekedar untuk meraih suara pemilih semata. Bahkan Jokowi tidak pernah mengambil gajinya sebagai walikota, tetapi justru mendermakan gajinya kepada warganya yang kesusahan. Ini sebuah teladan yang sangat patut di contoh, bagaimana Jokowi menjadi walikota bukan untuk memperkaya dirinya sendiri, tetapi untuk mengabdi kepada warganya. Pantaslah Jokowi menjadi the rising star karena Ia mampu memberikan warna dan teladan yang menginspirasi banyak orang, terutama rakyat biasa.
Triantoro Safaria, PhD. Psi.
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Walaupun mendapatkan kritikan pedas, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo akan tetap blusukan atau keluar-masuk kampung, selama masa kepemimpinannya. Dia berkomitmne untuk terjun langsung ke lapangan, bertemu dengan warga yang dipimpinnya, dan membuka hati untuk mendengarkan keluh kesah ataupun usulan mereka. Menurut Jokowi, setiap hari pasti selalu ada aspirasi dari rakyat, dan aspirasi ini tidak untuk disia-siakan. “Kalau kita hanya duduk di kantor nggak akan ketangkep seperti itu, untuk menangkap keinginan-keinginan itu memang harus selalu turun ke akar rumput, turun ke bawah, liat lapangan,” kata Jokowi.
Jokowi dapat dikatakan sebagai sosok pemimpin yang fenomenal. Kiprahnya dimulai saat menjadi walikota Solo, dan kemudian berhasil membawa Solo mencapai prestasi membanggakan seperti menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Walaupun pada masa pencalonan dan kepemimpinanya, banyak yang meragukan kemampuan kepemimpinannya. Jokowi terkenal dengan gaya kepemimpinanya yang down to earth, turun ke lapangan dan bertemu secara langsung dengan warganya, secara akrab dan membaur. Selain itu untuk Jokowi selalu meminta masukan langsung dari warganya ketika akan merancang sebuah program pembangunan untuk kota Solo. Hal yang dilakukannya adalah menuliskannya di koran wilayah untuk mendapatkan opini maupun tanggapan masyarakat, selain itu Jokowi juga membangun komunikasi dua arah secara terus-menerus melalui berbagai media salah satunya membuat acara TV lokal yang disiarkan secara langsung.
Gaya kepemimpinan down to earth ini tampaknya membawa banyak manfaat, salah satunya adalah memunculkan rasa memiliki warga terhadap kotanya sendiri, warga merasa dilibatkan melalui keterbukaan Jokowi untuk menerima keluh kesah dan masukan secara langsung face to face. Beberapa penelitian tentang kepemimpinan yang efektif menunjukkan bahwa pemimpin yang mau mendengarkan bawahannya, dan membangun komunikasi terbuka dua arah ternyata mampu membawa perubahan yang signifikan bagi organisasi yang dipimpinnya (Yukl, 2011). Selain itu seorang pemimpin yang senantiasa hadir ditengah-tengah warganya, akan menciptakan suasana positif, dimana warga merasa diperhatikan, didukung dan dibela hak-haknya. Hal positif lainnya adalah dengan sering menyambangi warganya, tercipta hubungan batin yang erat, selain itu tercipta juga sebuah kondisi dimana pemimpin berada di hati warganya (rakyat).
Apa yang dilakukan Jokowi ini bukanlah sebuah hal yang remah. Gaya kepemimpinanya yang selalu dekat di hati rakyatnya adalah sebuah teladan yang patut di contoh oleh para pemimpin daerah lainnya. Kenyataannya 99% pemimpin daerah saat ini, lebih banyak berada di kantornya yang nyaman, sibuk bernegosiasi dengan para anggota dewan, konco-konco bisnis, dan politiknya, sementara melupakan rakyatnya sendiri. Hanya pada masa kampanye saja, mereka turun ke lapangan dengan tujuan sekedar untuk meraih suara pemilih semata. Bahkan Jokowi tidak pernah mengambil gajinya sebagai walikota, tetapi justru mendermakan gajinya kepada warganya yang kesusahan. Ini sebuah teladan yang sangat patut di contoh, bagaimana Jokowi menjadi walikota bukan untuk memperkaya dirinya sendiri, tetapi untuk mengabdi kepada warganya. Pantaslah Jokowi menjadi the rising star karena Ia mampu memberikan warna dan teladan yang menginspirasi banyak orang, terutama rakyat biasa.