Kembangkan Kosmetik dengan Daun Teh Hijau
Menurut Dr. Nining Sugihartini, M.Si., Apt., teh hijau merupakan salah satu jenis teh yang diperoleh dengan cara pengukusan atau pemanasan suhu tinggi pucuk daun teh. Proses ini mencegah terjadinya oksidasi polifenol oleh enzim oksidase sehingga kandungan dalam teh hijau paling tinggi dibandingkan dengan jenis teh lainnya, yaitu teh olong dan teh hitam.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kandungan polifenol epigalokatekin galat diidentifikasi sebagai zat yang bertanggung jawab terhadap khasiat teh hijau sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Antioksidan adalah senyawa yang dapat mengatasi efek radikal bebas. Akibat radikal bebas adalah kerusakan sel di permukaan kulit sehingga menjadi cepat menua. Oleh karena itu, penggunaan teh hijau diharapkan dapat menjaga keindahan dan kesehatan kulit.
“Selain untuk mengatasi radikal bebas, teh hijau juga berkhasiat sebagai antiinflamasi, yakni senyawa yang dapat mengatasi peradangan akibat berbagai macam gangguan dalam tubuh atau kulit. Salah satunya adalah peradangan kulit karena jerawat,” terang Nining dalam rilisnya yang dipersiapkan untuk “Langkah Pakar” di AdiTv.
Dosen sekaligus Wakil Dekan Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini menjelaskan, berdasarkan khasiat teh hijau, diperlukan suatu upaya untuk membuatnya dalam bentuk sediaan yang aman dan nyaman digunakan oleh konsumen. Misalnya krim. Keuntungan bentuk ini adalah nyaman digunakan karena sebagian komposisinya yang bersifat larut air dan lemak, sekaligus dapat mempertahankan kelembaban kulit.
Sebuah sediaan dikatakan baik jika stabil, baik secara fisik maupun secara kimia. Epigalokatekin galat dalam ekstrak teh hijau mudah rusak karena peristiwa oksidasi. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan dengan upaya peningkatan stabilitas dengan penambahan antioksidan lainnya. Antioksidan yang paling baik meningkatkan stabilitas kimia tersebut adalah Vitamin C konsentrasi 1%. Keuntungan lain dari penggunaan Vitamin C karena baik untuk kesehatan kulit sehingga penambahan dalam formulasi krim ekstrak teh hijau ini memberikan banyak manfaat.
Saat ini, penelitian terkait pengembangan sediaan teh hijau diarahkan pada penggunaannya sebagai tabir surya dan pelembab kulit. Potensi sebagai tabir surya dievaluasi dengan penetapan nilai Sun Protection Factor (SPF) dan penetapan kadar air dalam kulit relawan. Inovasi lainnya juga dilakukan dengan memformulasikannya dengan bahan alami lain, seperti ekstrak lidah buaya yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan melembabkan kulit.
Pada akhirnya, penelitian ini diharapkan akan dapat dikolaborasikan dengan pihak industri melalui mekanisme hibah yang dikeluarkan oleh pemerintah sehingga hasil penelitian dapat diproduksi dan dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.