Kesuksesan Piala Rektor 2017 dan Hal-Hal yang Harus Dibenahi
Slamet Sumantri yang merupakan pelatih tim UAD sekaligus mantan pemain PSIM, begitu mendengar akan diadakan Piala Rektor UAD 2017, langsung bereaksi dengan melakukan persiapan serta memasang target masuk 4 besar.
“Sebenarnya, saya pesimis dengan target ini. Namun dengan melihat kemauan, daya juang, semangat, dan motivasi anak-anak, saya menjadi optimis. Porsi latihan kami tambah dan hasilnya juga nyata, kami peringkat 3. Ini semua karena kesungguhan mereka,” ujarnya.
Pada pertandingan penyisihan grup, UAD mengalahkan UNSIL 1-0, UMY 1-0, dan UMS 1-0. Kemudian di partai semifinal, takluk lewat adu penalti melawan UNY dengan skor 3-1.
“Pertandingan melawan UNY membutuhkan mental bermain yang kuat. Saya kira anak-anak kurang begitu siap, sehingga pada saat bermain mereka terlihat sangat hati-hati. Beban paling berat terlihat ketika pertandingan harus diselesaikan lewat adu penalti. Kami harus lapang menerima kekalahan,” sambung Slamet.
Semua pemain UAD yang didaftarkan pada Piala Rektor 2017 ini mendapat kesempatan bermain. Dari penjelasan Slamet, jam terbang dibutuhkan oleh setiap pemain untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
Dari sisi penyelenggaraan turnamen, Yudhiakto Pramudya, Ph.D. selaku pembina UKM Sepakbola menyoroti perihal penggunaan tiga lapangan yang berbeda sejak penyisihain sampai partai final.
“Kendala kami selama penyelenggaraan turnamen ini adalah lapangan. UAD belum memiliki lapangan sendiri, sehingga secara prosedural banyak hal yang harus dipersiapkan. Misalnya terkait sewa lapangan, izin kepolisian dan kelurahan, memindah properti pertandingan dari lapangan satu ke lapangan lain. Energi panitia sangat terkuras di sini,” ujar Yudhi.
Yudhi mengungkapkan jika tahun depan Piala Rektor UAD diadakan lagi, dia berharap ada dukungan maksimal dari semua pihak dan penambahan dana. Kemudian yang paling penting menurutnya adalah UAD harus segera memiliki lapangan sepakbola sendiri.
Terkait dengan lapangan, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. menyatakan bahwa sebenarnya UAD mempunyai rencana untuk membuat lapangan di sekitar Tamanan. Namun, hal itu belum bisa terealisasi karena masyarakat masih enggan merelakan tanahnya untuk dibeli UAD.
Kasiyarno sangat mengapresiasi panitia penyelenggara pada Piala Rektor UAD yang pertama ini.
“Walaupun ini pengalaman pertama, tetapi tampak bahwa panitia siap dan itu karena bantuan dari Asosiasi Provinsi (Asprov) juga. Saya sangat bergembira dan bangga atas kerja panitia, mereka sukses menyelenggarakan even yang cukup besar ini,” terangnya setelah memberikan trofi dan hadiah kepada para pemenang. (ard)