Komitmen LPP UAD dalam Meningkatkan Kualitas Penelitian
Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD selalu membagikan informasi tentang adanya pendanaan penelitian, baik dari internal maupun dari eksternal. LPP UAD juga selalu melakukan pendampingan bagi dosen yang akan mengajukan proposal. Pendanaan tersebut berasal dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), Kemenristek Dikti, Pemerintah Kota (Pemkot), dan lain-lain.
Pada tahun ini, 18 proposal penelitian UAD mendapatkan bantuan dari Kopertis, dengan jumlah dana 5 juta rupiah per proposal, dari sekitar 50 proposal yang mendaftarkan. Sementara dana dari Kemenristek Dikti, UAD mendapatkan dana 4,6 miliar rupiah dari 88 judul penelitian yang diajukan oleh dosen UAD. Untuk perguruan tinggi, terdapat skim Unggulan Perguruan Tinggi yang dibagi menjadi Penelitian Dasar Perguruan Tinggi, Unggulan Perguruan Tinggi dan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi, serta Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi. Jumlah dananya antara 100 juta rupiah sampai tidak terbatas, tergantung kemampuan dari yang mengajukan.
Sementara itu, tingkat partisipasi dosen dalam melakukan penelitian setiap tahun selalu meningkat. Hal itu merupakan hasil dari upaya yang dilakukan LPP dalam memberikan pelatihan-pelatihan bagi para dosen, agar dapat berkompetisi dalam mengajukan proposal penelitian di tingkat nasional.
Salah satu cara agar dosen dapat sukses dalam mengajukan proposal penelitiannya, LPP mengadakan pelatihan-pelatihan dan selalu membagikan informasi serta mengadakan klinik atau pendampingan untuk dosen agar proposal yang diajukan dapat sesuai dengan skim yang di tawarkan oleh lembaga internal maupun eksternal. Klinik yang dilakukan ini juga sebagai koreksi agar peneliti dapat jeli dan saksama dalam tata cara pengajuan proposal.
“Jadi strateginya, informasi itu selalu kami bagikan, kemudian ada klinik yang jika tidak diterima eksternal, bisa diajukan di pendanaan internal. Hanya saja, dananya menyesuaikan,” tutur Wahyudin dari LPP UAD.
Dana eksternal juga berasal dari Pemerintah Kota (Pemkot) yang dananya sekitar 10-20 juta rupiah. Pendanaan ini memang terbatas karena berbeda dengan Dikti yang menjadikan penelitian sebagai prioritas utama.
Lantas untuk penelitian dari dana internal, tahun anggaran 2017/2018 ini akan dibuka dua tahap. Ketika tahap satu tidak lolos, bisa ikut di tahap yang kedua dengan persyaratan lebih mudah dari pengajuan di eksternal. Dalam penelitian internal ini, para dosen akan mengikuti pelatihan penyusunan proposal yang diutamakan di bagian metodologi. Dengan metodologi ini, diharapkan penelitian yang diajukan nanti dapat sesuai dengan metodologi yang berlaku.
Dalam waktu dekat, LPP akan mengadakan penyusunan tema-tema unggulan di tingkat fakultas dan prodi. Jenis penelitian yang ditawarkan LPP adalah Penelitian Hibah Bersaing. Di Dikti, penelitian ini dulu disebut dengan Penelitian Produk Terapan, tetapi sekarang menjadi Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi yang bersaing di tingkat nasional.
Beberapa penelitian tersebut antara lain Penelitian Unggulan Prodi, yang diajukan adalah keunggulan setiap prodi. Di dalam workshop, wajib ada penelitian unggulan. Kemudian, ada Penelitian Unggulan Pusat Studi. Jika ada yang ingin meneliti, harus melihat tema-tema unggulannya. Ada pula kompetitif dan Penelitian Berpotensi Paten yang tujuan penelitiannya untuk menemukan inovasi baru. Penelitian Payung, dengan harapan dapat memayungi penelitian dosen lain atau penelitian mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tesis. Sementara untuk Penelitian Kerja Sama Luar Negeri, dengan dilandasi MoU yang sudah ada, penelitian ini nantinya akan dipublikasi di Jurnal Internasional yang sudah bereputasi.
Terdapat dua tahapan untuk menilai proposal yang diajukan. Pertama, seleksi desk evaluation yaitu dengan melihat proposal sudah sesuai atau belum dengan persyaratan yang ada, jika kurang maka harus segera dipenuhi oleh yang mengajukan proposal. Kemudian review proposal yang akan diberi masukan-masukan dari para pakar, sehingga yang tadinya kurang akan menjadi lengkap. Setelah proposal itu diperbaiki, harapannya proposal tersebut akan menjadi patokan untuk penelitian selanjutnya.
Setelah setengah jalan penelitian, akan diadakan monitor evaluation untuk mencocokan metodologi yang diajukan dan mengetahui kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Di sini, akan dibantu untuk membuat strategi dalam menyelesaikan masalahnya atau kendalanya. Sedangkan untuk dosen pemula akan ada dosen pembimbing. Dosen pemula harus aktif bimbingan, terutama dalam penyusunan proposal agar tidak melenceng.
Setelah selesai melakukan penelitian, akan ada laporan penelitian lagi untuk koreksi dan pembetulan. Sebelum dipublikasikan, akan ada pengecekan similiaritas atau kemiripan. Untuk mengurangi potensi plagiat dalam melakukan penelitian karena setiap penelitian memiliki metodologi dan cara yang sama.
Ada reward untuk dosen ketika penelitiannya dipublikasikan di jurnal nasional maupun jurnal internasional yang bereputasi dan sudah terakreditasi. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi dosen karena keilmuan yang meningkat setelah menemukan metode baru. Selain itu, penemuan tersebut jika dipublikasikan akan mempercepat jabatan akademik.
Jumlah dosen yang melakukan penelitian dari tahun ke tahun selalu meningkat. Untuk tahun ini, ada 400-an dosen yang melakukan penelitian. Jadi untuk tingkat keterlibatan seluruh dosen di UAD, ada sekitar 60%-70% karena di antara itu ada dosen yang melakukan penelitian ganda.
“Tujuan utama penelitian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan dan pembangunan.” (AK)