Konferensi Internasional Milad UAD ke-58
Pada pembukaan “International Conference on Community Psychology, Humanization, and Religion Culture: Critical and Decolonial Voice” Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengatakan, bangsa Indonesia dituntut mempertahankan kebudayaannya sendiri. “Hal ini perlu dilakukan agar bangsa ini tidak kehilangan identitas. Apalagi di era revolusi industri 4.0 atau keterbukaan informasi pengaruh budaya asing semakin gencar.”
Kasiyarno menambahkan, era keterbukaan informasi harus disikapi dengan bijak. Agama bisa menjadi salah satu pelindung supaya tidak terpengaruh budaya asing yang negatif.
Acara yang digelar di Hotel Grand Mercure, Yogyakarta, Rabu (6/2/2019) menghadirkan pembicara kunci Prof. Hussein A Bulhan dari Frantz Fanin University, Somaliland. Pembicara lain adalah Dr. Herlina Siwi Widiana dari UAD, Dr. Leigh Combes dari Massey University, New Zealand, dan Prof. Shahnaaz Suffla dari University of South Africa (Unisa).
Konferensi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Milad UAD ke-58 dengan penyelenggara Fakultas Psikologi dan Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD. Produk yang dihasilkan dari konferensi ini berupa prosiding karya peserta.
Sementara ketua Milad UAD ke-58, Elli Nur Hayati, MPH.,Ph.D. menjelaskan, tema dipilih karena ilmu psikologi banyak diwarnai ilmu dari Barat (utara). Sedangkan Indonesia sendiri memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
Pembicara dari Afrika dan New Zealand dipilih karena merupakan negara bagian selatan dengan kesamaan latar belakang sebagai negara yang pernah dijajah. “Hal ini menjadi suatu yang menarik untuk dibahas. Studi tentang psikologi komunitas sangat banyak ditemukan di Afrika. Sedangkan di New Zealand dengan suku Maori sebagai kaum pribumi minoritas tentu memiliki kisah yang menarik.”
Setelah konferensi, Kasiyarno menandatangani Memorandum of Understanding dengan Hussein A Bulhan di ruang rektor UAD. UAD akan menjalin kerja sama dengan Frantz Fanon University, Somaliland, Afrika. (ard)