Limbah Jeruk Menjadikan Mahasiswa UAD Juara II Technopreneurship di i-STEP 2012
I-STEP LANGKAH AWAL MENJADI TECHNOPRENEURSHIP
Setelah lolos seleksi dari 251 proposal, terpilih 27 inovasi teknologi terbaik yang kemudian diikutsertakan dalam Pelatihan i-STEP 2012 yang bertempat di CICO Resort, Cimahpar, Bogor. Mary Fitriyah dan Latifatul Istichomah akhirnya berhasil menjadi juara kedua inovasi teknologi yang diadakan oleh Recognition and Mentoring Program of Agricultural University (RAMP-IPB) pada tanggal 2-16 Juli 2012.
Mahasiswa Fakultas Farmasi UAD ini memfokuskan pada Inovasi teknologi yang berjudul: Green Repellent: “Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk yang dikombinasikan dengan Minyak Cengkeh dan Minyak Kayu Putih sebagai Repelan dan Aromaterapi”.
Mary Fitriyah mengatakan inovasi ini dilatarbelakangi banyaknya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria di Indonesia bahkan di dunia. Di berbagai media massa diberitakan bahwa Indonesia merupakan negara endemik DBD terbesar se-Asia Tenggara. Tujuan dari inovasi ini adalah menyediakan obat antinyamuk yang mudah digunakan oleh masyarakat, ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami seperti limbah kulit jeruk yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik, ramah lingkungan karena tidak berbahaya bagi kesehatan, sederhana, dan ekonomis.
“Selain itu, obat antinyamuk ini tidak hanya memiliki fungsi sebagai pengusir bahkan pembunuh nyamuk, melainkan dapat juga berfungsi sebagai aromaterapi yang dapat menyegarkan pikiran, merelaksasi otot dan saraf”, ungkap Mary Fitriyah.
Latifatul Istichomah Menambahkan dari inovasi teknologi ini, diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam menggunakan obat antinyamuk dan mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. “Kemudian dari segi lingkungan dapat meningkatkan nilai guna dari kulit jeruk, menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari nyamuk, menanggulangi penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk, dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”.
Acara yang diadakan oleh Recognition and Mentoring Program of Agricultural University (RAMP-IPB) ini memberikan pembekalan selama 2 minggu. peserta dibekali ilmu oleh para pakar/ahli mengenai inovasi, teknologi, hak paten, business model, dan marketing plan. Para peserta juga melakukan kunjungan ke berbagai tempat industri berbasis teknologi di kawasan Jawa Barat, serta kunjungan ke Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) di Serpong.
“Banyak sekali ilmu pengetahuan yang diperoleh, terlebih saat mengalahkan 27 inovasi yang terpilih dari 20 universitas se-Indonesia yang berjumlah 49 peserta. i-STEP, event ini merupakan wadah pengembangan diri menjadi seorang technopreneurship”, kenang Mary. (Sbwh)
I-STEP LANGKAH AWAL MENJADI TECHNOPRENEURSHIP
Setelah lolos seleksi dari 251 proposal, terpilih 27 inovasi teknologi terbaik yang kemudian diikutsertakan dalam Pelatihan i-STEP 2012 yang bertempat di CICO Resort, Cimahpar, Bogor. Mary Fitriyah dan Latifatul Istichomah akhirnya berhasil menjadi juara kedua inovasi teknologi yang diadakan oleh Recognition and Mentoring Program of Agricultural University (RAMP-IPB) pada tanggal 2-16 Juli 2012.
Mahasiswa Fakultas Farmasi UAD ini memfokuskan pada Inovasi teknologi yang berjudul: Green Repellent: “Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk yang dikombinasikan dengan Minyak Cengkeh dan Minyak Kayu Putih sebagai Repelan dan Aromaterapi”.
Mary Fitriyah mengatakan inovasi ini dilatarbelakangi banyaknya kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria di Indonesia bahkan di dunia. Di berbagai media massa diberitakan bahwa Indonesia merupakan negara endemik DBD terbesar se-Asia Tenggara. Tujuan dari inovasi ini adalah menyediakan obat antinyamuk yang mudah digunakan oleh masyarakat, ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami seperti limbah kulit jeruk yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik, ramah lingkungan karena tidak berbahaya bagi kesehatan, sederhana, dan ekonomis.
“Selain itu, obat antinyamuk ini tidak hanya memiliki fungsi sebagai pengusir bahkan pembunuh nyamuk, melainkan dapat juga berfungsi sebagai aromaterapi yang dapat menyegarkan pikiran, merelaksasi otot dan saraf”, ungkap Mary Fitriyah.
Latifatul Istichomah Menambahkan dari inovasi teknologi ini, diharapkan dapat memudahkan konsumen dalam menggunakan obat antinyamuk dan mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh konsumen. “Kemudian dari segi lingkungan dapat meningkatkan nilai guna dari kulit jeruk, menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari nyamuk, menanggulangi penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk, dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”.
Acara yang diadakan oleh Recognition and Mentoring Program of Agricultural University (RAMP-IPB) ini memberikan pembekalan selama 2 minggu. peserta dibekali ilmu oleh para pakar/ahli mengenai inovasi, teknologi, hak paten, business model, dan marketing plan. Para peserta juga melakukan kunjungan ke berbagai tempat industri berbasis teknologi di kawasan Jawa Barat, serta kunjungan ke Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK) di Serpong.
“Banyak sekali ilmu pengetahuan yang diperoleh, terlebih saat mengalahkan 27 inovasi yang terpilih dari 20 universitas se-Indonesia yang berjumlah 49 peserta. i-STEP, event ini merupakan wadah pengembangan diri menjadi seorang technopreneurship”, kenang Mary. (Sbwh)