Lulusan SMK Masih Tertatih-tatih dalam Memenuhi Kebutuhan Pasar Tenaga Kerja
“Untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja sekarang, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kita masih tertatih-tatih,” ujar Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Drs. H.M. Mustaghfirin Amin, MBA. dalam seminar ‘Kebijakan dan Program Pengembangan SMK untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN’ pada Sabtu (13/8/2016).
Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK yaitu dengan mendorong guru-guru SMK untuk terus belajar lagi. Sehingga, anak-anak tidak akan tergilas oleh persaingan ketat, terutama di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti sekarang.
Jika sekolah, kepala sekolah, maupun para guru SMK tidak siap, lanjut Mustaghfirin, jangan mengharapkan hasil yang optimal.
“Harus berani mengubah pendekatan pembelajaran dari pendekatan umum ke pendekatan kompetensi yang lebih mengerucut. Manajemen sekolah pun tentu harus mengikuti. Mulai sekarang semua itu harus dilakukan jika kita tidak ingin kalah secara berjamaah,” tandasnya kemudian.
Jadi, untuk menghadapi MEA, selain guru yang harus terus belajar, perlu pula ada teaching factory, pendidikan harus berbasis kompetensi, upayakan sertifikasi dan portofolio siswa, serta perlunya kolaborasi antar-SMK untuk kerjasama dengan industri.
“Hanya dengan langkah-langkah seperti itu lulusan SMK kita akan mampu bersaing.”
Senada dengan Mustaghfirin, Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Kasiyarno M.Hum., menyarankan agar para guru SMK bukan hanya meningkatkan pengetahuan umum dan kepentingan industri, tetapi jika perlu juga magang di industri. Dengan begitu, mereka dapat selalu mengikuti perkembangan, terutama kebutuhan industri.
UAD yang memiliki program S2 vokasi bagi para guru SMK telah bertekad tidak hanya akan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan umum luas, tetapi juga memiliki perspektif industri.
“Tuntutan saat ini, terutama menghadap MEA, harus diperhatikan,” tutur Kasiyarno kemudian.
Di hadapan para kepala sekolah dan guru SMK peserta seminar, Kasiyarno pun berpesan, agar mereka memiliki sentuhan praktis industrial.
“Pengetahuan semacam itu tentu tidak bisa diperoleh di kampus, tetapi harus pula dikejar di luar kampus sehingga Anda semua dapat memenuhi harapan masyarakat maupun zaman,” tegasnya.
Direktur Pascasarjana UAD, Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt. mengungkapkan bahwa bidang vokasi sangat diperlukan untuk membina dan menghasilkan guru-guru yang mampu melahirkan siswa yang siap menghadapi MEA.
“UAD siap melahirkan guru-guru vokasi yang memiliki pengetahuan umum luas,” tukasnya.