Mahasiswa PBSI UAD Adakan Pameran Lukisan
Sabtu, 29 Desember 2012 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan pameran lukisan di Pameran Art di Bantul. Pameran lukisan tersebut dibuka mulai tanggal 29 Desember sampai 18 Januari 2012.
Salah satu peserta Widya Prana Rini untuk kedua kalinya menampilkan hasil karya lukisan di Pameran Art. Pada pameran yang pertama mahasiswa semester 7 UAD ini menampilkan karya yang mengangkat tema “Lukisan Alam (Kata Paling Sepi)”. Sedangkan pada pameran yang kedua ini Widya begitu panggilan akrabnya menampilkan lukisan yang bertema “Persembahan Untuk Bumi”. Dalam pamerankali ini, Widya memilih simbol-simbol partikel yang terdapat dalam novel karya Dewi Lestari untuk dilukisnya. Lukisan terbuat dari kertas-kertas daur ulang.
Selanjutnya Widya mengaku bahwa melukis dengan simbol merupakan pengalaman pertama baginya. Sebelumnya ia belum pernah melukiskan simbol. Lukisan yang dihasilannya lebih banyak melukis tentang alam.
Untuk menghasilkan karya lebih baik, Widya mempunyai resep. Dia mempelajari makna-makna lukisan dan menerima saran dan kritikan dari orang lain.
Antusias para pengunjung pameran positif. Terbukti pengunjung pameran bukan hanya pemerhati lukisan dan seniman, tetapi orang awam pun datang untuk melihat pameran tersebut. (ayy/gee)
Sabtu, 29 Desember 2012 mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan pameran lukisan di Pameran Art di Bantul. Pameran lukisan tersebut dibuka mulai tanggal 29 Desember sampai 18 Januari 2012.
Salah satu peserta Widya Prana Rini untuk kedua kalinya menampilkan hasil karya lukisan di Pameran Art. Pada pameran yang pertama mahasiswa semester 7 UAD ini menampilkan karya yang mengangkat tema “Lukisan Alam (Kata Paling Sepi)”. Sedangkan pada pameran yang kedua ini Widya begitu panggilan akrabnya menampilkan lukisan yang bertema “Persembahan Untuk Bumi”. Dalam pamerankali ini, Widya memilih simbol-simbol partikel yang terdapat dalam novel karya Dewi Lestari untuk dilukisnya. Lukisan terbuat dari kertas-kertas daur ulang.
Selanjutnya Widya mengaku bahwa melukis dengan simbol merupakan pengalaman pertama baginya. Sebelumnya ia belum pernah melukiskan simbol. Lukisan yang dihasilannya lebih banyak melukis tentang alam.
Untuk menghasilkan karya lebih baik, Widya mempunyai resep. Dia mempelajari makna-makna lukisan dan menerima saran dan kritikan dari orang lain.
Antusias para pengunjung pameran positif. Terbukti pengunjung pameran bukan hanya pemerhati lukisan dan seniman, tetapi orang awam pun datang untuk melihat pameran tersebut. (ayy/gee)