Mahasiswa Tiongkok UAD Ramaikan MPS 2017
Kegiatan Mimbar Pertunjukan Sastra (MPS) 2017 sudah memasuki tahun kedua. Agenda yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menampilkan sejumlah sastrawan, seniman, serta budayawan yang berdomisili di Yogyakarta dengan berbagai latar belakang dan proses kreatif yang berbeda.
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengirimkan perwakilannya pada acara yang diadakan Jumat (15/9/2017) di halaman RRI 2 Yogyakarta. Penampil dari UAD merupakan mahasiswa asing (Tiongkok) dari Program Studi Sastra Indonesia. Mereka adalah Janie (韦青妮 Wei Qingni), Yamin (郭耀民 Guo Yaomin), Suci (覃诗婷 Qin Shiting), Devi (冯司程 Fengsicheng), dan Pimi (潘晓玲 Pan Xiaoling).
Iqbal H Saputra, M.A., yang merupakan dosen, pendamping mahasiswa, sutradara, dan penyadur naskah merasa sangat bangga dan senang dengan proses kreatif yang dijalani bersama dengan para mahasiswa.
“Selama sekitar 8 hari berproses, kami bisa saling belajar, bertukar wawasan tentang kebudayaan, seni budaya. Naskah yang yang dipentaskan berjudul "Cinta yang Sulit" (艰难的爱 jian nan de ai) diadopsi dari Mo Yan, peraih nobel 2012. Pemilihan novel yang merangkum sejarah China diambil dari hasil diskusi dengan para aktor dan tim kesenian,” papar laki-laki kelahiran Belitong ini.
Aksi panggung yang dipentaskan oleh mahasiswa Tiongkok didukung oleh para pemusik, koreografer, dan tata rias dari Sanggar Seni Budaya Belitong, "Sarong Harmoni" serta mahasiswa ISI Yogyakarta.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Umar Priyono, M.Pd. menyatakan panggung MPS ditujukan untuk mengapresiasi sastrawan, seniman, maupun budayawan yang berdomisili di Yogyakarta. Para penampil merupakan orang-orang dari berbagai daerah (dalam maupun mancanegara) yang pernah atau sedang menempuh pendidikan di kota ini.
Yogyakarta adalah miniatur Indonesia, pusat pertumbuhan budaya dan sastra. Kota ini menjadi salah satu tujuan utama mahasiswa dari berbagai wilayah. Di sini setiap orang harus
menjadi diri sendiri sesuai latar belakangnya, jangan menjadi orang lain. Saya berharap MPS dapat menyatukan banyak suku dan etnis serta merekatkan kebangsaan yang akhir-akhir ini agak kendor,” tegas Umar.
Perlu diketahui, kepanitian dan penggagas dari Mimbar Pertunjukkan Sastra ini banyak melibatkan alumni dan mahasiswa aktif UAD. Kebanyakan dari mereka merupakan pegiat sastra, seni, dan budaya di lingkup kampus dan aktif di berbagai komunitas. (ard)