Membaca Buku Membebaskan Diri
“Budaya digital saat ini sangat meresahkan. Ini yang membuat mahasiswa kurang membaca buku,” kata Yono, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) saat menjaga bazar buku Kreskit (Kreativitas Kita), Selasa (16/09/2015).
Menurutnya, membaca buku lebih baik daripada membaca tulisan di internet. Selain itu, membaca buku sumbernya lebih terpercaya, tidak seperti membaca di internet, yang kadang banyak wacana yang bersifat profokatif.
Acara bazar buku yang diadakan rutin oleh Kreskit ini dibuka pada Senin 14 September, dan akan ditutup pada Sabtu, 19 September 2015.
Menurut Yeyen, Wakil Ketua Kreskit, terdapat banyak penerbit yang bekerja sama dalam bazar kali ini. Salah satunya Jualan Buku Sastra (JBS), Pustakan Pelajar, DIVA Pres, dan banyak lagi.
“Seperti tema yang kami angkat, ‘Membaca Buku Membebaskan Diri’, mahasiswa diharapkan rajin membaca buku. Dengan kebiasaan ini, mereka tidak hanya terbebas dari kebodohan, tetapi juga mendukung bahwa membaca buku lebih baik daripada membaca di internet,” papar Yeyen menambahkan.
Selain mengadakan bazar, Kreskit juga membuka rekrutmen untuk anggota baru. Selain itu, juga ada Program Studi Bimbingan Konselnig (BK), Teater 42, dan beberapa komunitas yang membuka stan untuk meramaikan bazar. Hingga berita ini diunggah, acara bazar dan rekrutmen masih berlangsung.