Mempelajari Sejarah untuk Bangkit
Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan bedah buku berjudul Arab, Kuno, dan Islam: Dari Kapitalisme Perdagangan ke Kapitalisme Religius. Buku karya Suwarsono Muhammad ini dibedah 2 pembicara, Prof. Dr. Musa Asy’arie dari UMS dan Dr. Yoyo, M.A., dari Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) UAD. Acara yang berlangsung Sabtu (3/2/2018) di aula barat gedung kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, ini dimoderatori oleh Dr. Abdul Choliq Hidayat, M.Si., Dosen Magister Manajemen UAD.
Secara umum, buku yang dibedah berisi mengenai proses jatuh bangun peradaban dari sudut pandang ekonomi dan politik. Dari penuturan Suwarsono, jatuh bangun suatu peradaban bisa menjadi pembelajaran bagi sebuah bangsa untuk bangkit meraih kemajuan.
“Sejarah menjadi pembelajaran penting, tengok saja Tiongkok dalam kurun 5 dekade sudah bisa bangkit lagi. Seharusnya dunia Islam dan Indonesia juga bisa demikian dengan menjadikan sejarah sebagai pembelajaran.”
Sementara Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc.,Apt., Direktur Pascasarjana UAD, dalam sambutannya menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan yang dilandasi dengan nilai-nilai agama. Sinkronisasi keduanya akan membawa perubahan bagi individu maupun masyarakat untuk menuju negara yang maju.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor UAD, menyayangkan minimnya acara bedah buku di UAD.
“Bedah buku masih langka, padahal ini sangat penting. Dengan memiliki dan membaca buku akan menambah pengetahuan serta dapat membangkitkan daya kritis terhadap keadaan di era disrupsi,” paparnya.
Berbicara kapitalisme, Kasiyarno menganggap paham ini sudah cukup memengaruhi kebiasaan beragama, terutama dalam hal kebudayaan. Seperti yang ia sampaikan saat ini, banyak orang berilmu tidak mau menyumbangkan ilmu pengetahuan kepada orang lain dan tidak peduli dengan keadaan kesenjangan sosial. Orang-orang semacam ini menurutnya hanya beribadah dan mengejar kehidupan akhirat tanpa memedulikan kehidupan sosial di dunia. (ard)