Mengkaji Sisi Psikologis dari Game Pokémon GO
Oleh : Muhammad Hidayat, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Clinic for Community Empowerment (CCE) Fakultas Psikologi UAD
Sejak dirilis beberapa waktu yang lalu, game Pokémon GO telah menjadi buah bibir di berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa membincangkan tentang Pokémon GO. Beberapa sumber menyebutkan unduhan aplikasi untuk memainkan game ini sudah melebihi angka sepuluh juta. Sebagai contoh di Amerika, unduhan untuk aplikasi game Pokémon GO sudah menembus angka tujuh juta. Demikian pula di Indonesia, apalagi setelah beberapa hari lalu game ini baru saja dilegalkan.
Media sosial berlomba-lomba untuk mengunggah berita tentang Pokémon GO. Mulai dari berita-berita negatif seperti kemacetan di jalan akibat Pokémon GO, pengguna yang terperosok ke sungai saat memainkan, hingga berita kecelakaan yang mengakibatkan kematian karena terlalu asyik bermain. Hal ini membuat para pengampu kebijakan di lingkungan masing-masing mengeluarkan imbauan untuk tidak memainkan game Pokémon GO. Beberapa televisi nasional pun menghadirkan tokoh-tokoh dari lintas disiplin ilmu untuk membahas tentang dampak game ini.
Menurut Rutledge (2016) faktor yang menyebabkan permainan ini sukses adalah percampuran dunia nyata dengan virtual. Pokémon GO mencampur pengalaman bermain game dengan aktivitas fisik nyata serta mendorong untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, dalam Pokémon GO juga terdapat unsur-unsur yang sangat dekat dengan perilaku manusia, yaitu kebutuhan untuk bersosialisasi dengan orang lain, hasrat untuk keluar dan menjelajah lingkungan, dan keinginan untuk menjadi kompeten serta menjadi ahli.
Dari fenomena ini, muncul berbagai macam anggapan terkait dampak positif dan negatif game Pokémon GO. Hal ini pula yang mendorong tim Clinic for Community Empowerment Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membuat aksi cepat tanggap dengan melakukan mini riset dan kajian psikologi terkait game Pokémon GO. Aksi cepat tanggap ini dilakukan mulai dari akhir bulan Juli hingga awal Agustus 2016. Hasil dari aksi cepat tanggap ini adalah membandingkan antara dampak positif dan dampak negatif permainan Pokémon GO, yakni seperti dalam table berikut.
Tabel dampak positif dan negatif game Pokémon GO
Dampak positif |
Dampak negatif |
|
|
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa game Pokémon GO dinilai lebih banyak menimbulkan efek negatif dibanding efek positif. Oleh sebab itu, diharapkan pemerintah maupun masyarakat luas dapat lebih bijak dalam merespons fenomena ini, lebih khusus lagi bagi orang tua untuk dapat mendampingi putra-putrinya agar tidak terjerumus menjadi pecandu game.
Sumber:
- Data wawancara dan fgd aksi cepat tanggap Clinic for Community Empowermet (CCE) Psikologi UAD 2016
- Media sosial