Menulis Harus Praktik, Tidak Hanya Teori

 

Menulis itu praktik. Tentang sesuatu yang terjadi dan yang disampaikan oleh narasumber sebagai bahan berita.”

Begitulah yang disampaikan oleh Sule Subaweh saat memberikan materi jurnalistik dengan tema “Menjalin Kebersamaan dengan Jiwa Jurnalistik” di Wisma Merbabu, Kaliurang, Minggu, (30/11). Acara ini diadakan oleh Kreativitas Kita (Kreskit) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam malam keakraban (Makrab). Selain anggota baru dan anggota lama, acara tersebut juga menghadirkan para alumni.

Menurut Rendi, salah satu anggota baru Kreskit menyampaikan, “Selain materi jurnalistik, acara ini lebih mengakrabkan anggota baru dan anggota lama dengan permainan dan kerja sama. Mereka (anggota lama dan alumni) juga banyak membagi ilmu dengan anggota baru.”

Evi menambahkan, “Makrab tersebut banyak memperkenalkan kami sebagai anggota baru tentang dunia jurnalistik. Di sini juga ada permainan yang tidak main-main, yakni menyimpan banyak manfaat.”

Pada kesempatan tersebut, setelah diberikan materi jurnalistik, anggota baru diterjunkan langsung untuk mencari berita di sekitar wisata Telaga Putri.

“Setelah berita ditulis. Selanjutnya dievaluasi oleh Sule Subaweh. Di sini kekurangan dan kelebihan berita yang dibuat oleh para anggota baru disampaikan. Tujuannya agar mereka banyak belajar dari kesalahan yang ditulis,” jelas Ari Prasetyo Nugroho selaku Pemimpin Umum Kreskit.

Selanjutnya menurut Sule Subaweh, ada beberapa kesulitan yang dialami oleh para anggota baru. Di antaranya kesulitan membuat judul berita, penggunaan konjungsi yang kurang tepat, pemborosan kata, serta cara mengambil sudut pandang dalam menuliskan berita. Namun di samping itu, cara mereka membangun alur menulis sudah bagus dan mudah dipahami. Itu modal bagus bagi penulis awal.

Selamat datang para jurnalis muda Kreskit!