Muhammadiyah Belum Memberikan Perhatian pada Politik dan Ekonomi
Selama tiga hari (17-19/6/2016), Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MPK PWM-DIY) mengadakan pengajian Ramadhan 1437 Hijriah dengan tema “Masa Depan Muhammadiyah: Penguatan Peran Sosial Politik dan Kemandirian Ekonomi”.
“Pengajian MPK PWM DIY adalah bentuk kesadaran peran-peran Muhammadiyah saat ini–yang harus lebih mengakar pada sektor sentral kebijakan publik, dan peningkatan kemandirian ekonomi,” terang Gita Danupranata, S.E., MM. dalam rilisnya.
Lebih lanjut, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tersebut juga mengatakan bahwa sejauh ini Muhammadiyah telah banyak menyumbangkan sumber daya untuk membangun sektor kesehatan. Misalnya rumah sakit dan pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi, yang bahkan jauh sebelum negara ini berdiri sampai saat ini.
Di sisi lain, Muhammadiyah juga sudah banyak menyumbangkan kemampuan kader-kadernya ke jabatan publik dan perekonomian. Sayangnya, hal itu hanya dalam hitungan jari atau bisa dikatakan belum memberikan perhatian yang besar bagi kader-kadernya pada barisan politisi dan saudagar. Oleh karena itu, Ramadhan ini menjadi momen yang tepat untuk meluruskan kembali pandangan Muhammadiyah, khususnya DIY, untuk membangun bangsa melalui sektor politik dan ekonomi. Harapan dari pengajian ini, akan muncul banyak kader Muhammadiyah yang siap me-reset menatap jalan lurus sebagai politisi dan saudagar dalam berbagai bidang.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Drs. Suyoto, M.Si. selaku Bupati Bojonegoro dan Ir. Fuad Yahya selaku Bupati Kebumen yang berbicara mengenai strategi dan taktik penguatan politik Muhammadiyah. Hadir pula Dr. Haedar Hashir, M.Si., yakni Ketua Umum PP Muhammadiyah yang menyampaikan revitalisasi dan regenerasi kepemimpinan umat.
Sementara itu, Abdullah Yazid, M.A. yang merupakan founder Baitutamwil Muhammadiyah dan mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, SE., MM. berbicara mengenai aktualisasi gerakan kemandirian ekonomi Muhammadiyah. Tidak ketinggalan pula, Prof. Bambang Setiaji yang menjabat sebagai Rektor UM Surakarta dan Prof. Bambang Cipto yakni Rektor UM Yogyakarta ikut memberikan paparan strategi politik dan ekonomi kontemporer dari perspektif akademis.
Pengajian yang dilaksanakan di auditorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kampus 1 Kompleks Sokonandi juga dihadiri oleh seluruh PDM DIY. Selain pengajian, juga ada buka bersama yang disediakan oleh UAD selama tiga hari.