Pahlawan Perut P2K
Di setiap kegiatan apa pun, konsumsi menjadi satu hal yang paling penting mengingat makan adalah kebutuhan dasar manusia. Dalam pelaksanaan Program Pengenalan Kampus (P2K) UAD 2016 ini, Panitia Tim Konsumsi yang dikomandani oleh Saryanto, selalu bekerja keras setiap harinya. Mulai dari memetakan jumlah mahasiswa per fakultas, vendor katering yang akan digunakan, pengecekan makanan setiap harinya hingga pendistribusian ke mahasiswa.
Vendor katering yang digunakan untuk P2K 2016 sebanyak 35 vendor dan setiap harinya dibagi sekitar 15 vendor. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi supaya tidak menumpuk di satu vendor. “Semua vendor yang menjadi mitra sudah bergaransi,” terang Saryanto.
Setiap harinya Tim Konsumsi P2K harus memesan 6.500 bungkus konsumsi. Untuk peserta P2K sekitar 4500 sampai 4700 bungkus dan panitia mahasiswa sebanyak 1626 bungkus. Ini belum termasuk untuk tamu undangan seperti pemateri dan dosen, acara materi UKM, dan lain-lain. Anggaran per orang maksimal Rp 12.000, sehingga total anggaran per hari sekitar Rp 90 juta.
Ada saja kendalanya yang dihadapi Tim Konsumsi P2K setiap tahunnya. Yang paling mendasar adalah terbatasnya tenaga tim konsumsi yakni, 10 orang dan harus dibagi lagi menjadi 3 zona. Selain itu, yang tidak dapat dipungkiri adalah adanya makanan yang basi. Untuk kasus mahasiswa yang alergi di tahun ini juga hampir sama dengan tahun sebelumnya. Seperti alergi terhadap nasi, alergi terhadap ayam dan telur, hanya mau makan bubur, serta ada juga yang harus makan nasi panas jadi dipesankan mendadak.
“Kita tidak bisa selalu memantau pihak katering dalam mempersiapkan konsumsi. Makanya setiap konsumsi datang kita antisipasi dengan dicicipi sampelnya terlebih dahulu sebelum dibagikan ke peserta,” ujarnya setelah tahun ke tujuh menjadi koordinator Tim Konsumsi P2K ini. (NT)