Peluncuran Cerpen Mahasiswa: “Nyanyian Sunyi Perempuan Malam”
Sabtu, 21 Juli 2012 – Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta meluncurkan Antologi Cerpen. Peluncuran yang dihelat di Hall kampus UAD II, Jl. Pramuka, No. 42, Umbulharjo, Yogyakarta ini dihadiri oleh para penulis, mahasiswa, Wachid Eko Purwanto, S.Pd. sebagai dosen pengampu serta Abdul Wachid, B.S., penyair – dosen STAIN Purwokerto dan juga sebagai dosen tamu di PBSI UAD.
“Ini baik, berwujud motivasi. Tetapi yang harus diingat, kawan-kawan mahasiswa jangan terlalu sering dibombardir dengan kebanggaan-kebanggaan yang “semu”. Sastra itu harus diseriusi. Kalau ilmu silat, hanya ada satu juara. Kalau ilmu surat, semua adalah juara. Tergantung intensitas mereka melakoni. Mahasiswa hendaknya sadar atas keberadaan komunitas. Sehebat apapun sebuah universitas atau seorang dosen, tanpa ada komunitas, maka hanya menghadirkan nilai. Orang pintar sudah terlanjur banyak saat ini. Orang beruntung itu sedikit sekali. Dan keberuntungan hanya bisa didapat di luar (komunitas), bukan di dalam kelas (formal). papar Abdul Wachid, B.S, penyair yang sebentar lagi akan meluncurkan kumpulan puisinya yang terbaru.
Acara yang diawali dengan pembacaan cerpen oleh Forta Giawaji ini berjalan dengan khidmat. Peluncuran ini merupakan pengaplikasian teori mata kuliah penulisan fiksi yang diampu Wachid Eko Purwanto.
“Ini merupakan pengaplikasian teori di kelas. Selain itu, acara ini diadakan untuk menyambut Ramadhan. Kami berharap, dengan diterbitkannya di bulan Ramadhan, maka akan ada kebarokahan lainnya. Amin.” Tutur Ichsan YNP, salah satu penulis yang menjadi ketua panitia acara tersebut.
“Bagi Saya, menulis sastra itu tidak mudah. Mahasiswa harus senang dulu. Dari senang itulah kemudahan akan menghampiri mereka. Harapan Saya, dengan dibukukannya karya mereka, akan adanya estafet rasa senang menjadi keseriusan. Semoga ada di antara penulis dalam buku ini yang istiqomah menulis. Terlebih jika ada yang akan menjadi penulis yang mewarnai khasanah sastra Yogyakarta pada khususnya, sastra Indonesia pada umumnya. Amin.” terang Wachid Eko sesaat setelah acara selesai.” (IHS)
Sabtu, 21 Juli 2012 – Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta meluncurkan Antologi Cerpen. Peluncuran yang dihelat di Hall kampus UAD II, Jl. Pramuka, No. 42, Umbulharjo, Yogyakarta ini dihadiri oleh para penulis, mahasiswa, Wachid Eko Purwanto, S.Pd. sebagai dosen pengampu serta Abdul Wachid, B.S., penyair – dosen STAIN Purwokerto dan juga sebagai dosen tamu di PBSI UAD.
“Ini baik, berwujud motivasi. Tetapi yang harus diingat, kawan-kawan mahasiswa jangan terlalu sering dibombardir dengan kebanggaan-kebanggaan yang “semu”. Sastra itu harus diseriusi. Kalau ilmu silat, hanya ada satu juara. Kalau ilmu surat, semua adalah juara. Tergantung intensitas mereka melakoni. Mahasiswa hendaknya sadar atas keberadaan komunitas. Sehebat apapun sebuah universitas atau seorang dosen, tanpa ada komunitas, maka hanya menghadirkan nilai. Orang pintar sudah terlanjur banyak saat ini. Orang beruntung itu sedikit sekali. Dan keberuntungan hanya bisa didapat di luar (komunitas), bukan di dalam kelas (formal). papar Abdul Wachid, B.S, penyair yang sebentar lagi akan meluncurkan kumpulan puisinya yang terbaru.
Acara yang diawali dengan pembacaan cerpen oleh Forta Giawaji ini berjalan dengan khidmat. Peluncuran ini merupakan pengaplikasian teori mata kuliah penulisan fiksi yang diampu Wachid Eko Purwanto.
“Ini merupakan pengaplikasian teori di kelas. Selain itu, acara ini diadakan untuk menyambut Ramadhan. Kami berharap, dengan diterbitkannya di bulan Ramadhan, maka akan ada kebarokahan lainnya. Amin.” Tutur Ichsan YNP, salah satu penulis yang menjadi ketua panitia acara tersebut.
“Bagi Saya, menulis sastra itu tidak mudah. Mahasiswa harus senang dulu. Dari senang itulah kemudahan akan menghampiri mereka. Harapan Saya, dengan dibukukannya karya mereka, akan adanya estafet rasa senang menjadi keseriusan. Semoga ada di antara penulis dalam buku ini yang istiqomah menulis. Terlebih jika ada yang akan menjadi penulis yang mewarnai khasanah sastra Yogyakarta pada khususnya, sastra Indonesia pada umumnya. Amin.” terang Wachid Eko sesaat setelah acara selesai.” (IHS)