Pemimpin Daur Ulang
Triantoro Safaria, PhD. Psi.
Pengajar di Pascasarjana Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Anies Baswedan salah satu calon presiden konvensi demokrat menyebutkan tokoh-tokoh lama yang saat ini digadang maju sebagai calon presiden sebagai "para pemimpin daur ulang" atau "recycled leaders". Menurut Anies, tidak ada perubahan tawaran baru yang diberikan kepada para tokoh lama ini. Menurutnya, pemilu 2014 akan menjadi ajang bagi pemimpin muda unjuk gigi dengan ide-ide segar. Penulis menambahkan tidak saja hadir dengan ide-ide segar, tetapi juga hadir dengan sikap dan perilaku pro-rakyat, think globally, but act locally.
Pemimpin daur ulang dicirikan sebagai pemimpin yang bergaya old style dalam pola pikir dan mindset sehingga cara-cara tindak tanduknya tidak akan membawa perubahan nyata bagi masyarakat. Pemimpin daur ulang berkamuflase dalam tampilan dan gaya, untuk sekedar menarik hati pemilih. Kebanyakan para pemimpin daur ulang banyak menebar janji manis, berperilaku baik di balik pamrih yang disembunyikannya. Pemimpin daur ulang kebanyakan tidak menunjukkan keberhasilan yang mengagumkan di masa lalunya, ketika mereka pernah memimpin. Tidak banyak yang dapat diharapkan dari pemimpin daur ulang ini, selain nafsu kekuasaan yang ingin diraihnya.
Pemimpin sejatinya dekat dengan rakyatnya, mau mendegar keluh kesah dan masalah yang dihadapi oleh rakyatnya. Tidak membuat jarak secara formal, senantiasa menjalin komunikasi dua arah yang terbuka, jujur dan tulus. Mau terjun ke lapangan melihat secara langsung keadaan rakyatnya. Pemimpin sejati ini melalui ketulusannya dengan bertindak tanpa pamrih secara terus-menerus akhirnya mampu menarik kepercayaan masyarakat. Pemimpin sejati bukan sekedar permainan lipstik pencitraan semata, tetapi mendapatkan kepercayaan rakyat sebagai hasil dari kontribusinya di masyarakat.
Konsep pemimpin sejati bisa disejajarkan dengan konsep level 5 leadership dari Jim Collins (2001) yang memiliki kombinasi dari deep personal humility and intense professional will yang bukan sekedar pemimpin yang efektif tetapi pemimpin yang mampu melakukan transformasi besar dalam semua dimensi kehidupan: sosial, ekonomi, budaya, dan spiritual.
Kalau dikomparasikan dengan konsep kepemimpinan David Rooke dan William R. Torbert (2005) yang disebut sebagai tipe kepemimpinan alchemist. Tipe kepemimpinan alchemist ini ditunjukkan dengan kemampuan pemimpin dalam melakukan transformasi sosial dengan menemukan dan membentuk organisasi yang baru, kuat dan sehat dari pada sebelumnya.
Menjelang pemilu 2014 mendatang kita perlu berhati-hati dalam menetapkan pilihan. Jangan tergoda untuk mendukung calon pemimpin daur ulang yang tidak menunjukkan track record baik di masa lalunya. Indonesia membutuhkan pemimpin transformatif yang dapat membawa loncatan perubahan besar untuk memajukan dan mensejahterakan rakyat. Pemimpin yang memiliki kekuatan mengerakkan seluruh kekuatan yang ada untuk mencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Hindari untuk memilih para pemimpin daur ulang yang hanya bernfasu untuk berkuasa, tetapi diragukan kemampuannya dalam membawa kemajuan bagi bangsa dan Negara.