Pengajian Ramadhan: Membangun Mindset Islam yang Berkemajuan (Prof. Dr. Imam Robandi M. Eng.)
“Sudah saatnya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mereposisi diri sebagai salah satu universitas yang mendidik, bukan mengajar. Saya memang bukan orang UAD. Saya hanya orang biasa. Tapi saya adalah salah satu orang dari sekian banyak orang yang ingin menikmati kebesaran UAD.”
Kalimat itulah yang digunakan oleh Prof. Dr. Imam Robandi M.Eng. untuk mengakhiri pengajian yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Acara yang digelar, Jumat (18/08/2011) di gedung Auditorium UAD I, Jl. Kapas, No. 9, Semaki, Yokyakarta ini berjalan dengan khidmat. Gedung yang terletak di lantai 3 itu pun ramai dipenuhi oleh dosen, karyawan, dekanat, rektorat, dan staf tata usaha kampus I, II, dan III.
Dalam acara yang berlangsung hampir 3 jam itu, Prof. Robandi mengungkapkan bahwa pentingnya menumbuhkan rasa Brotherhood ke sesama muslim. Dengan adanya rasa kekeluargaan yang tinggi, maka kemajuan akan mudah untuk diraih. Beliau juga menekankan bahwa jangan sampai Islam itu kalah dengan agama lain.
“Kita tidak boleh kalah dengan mereka. Tidak hanya di akhirat, di dunia pun kita tidak boleh kalah atau pun mengalah. Saatnya kita bangun. Jangan terlena dan selalu mengharapkan pertolongan orang lain. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Kalau dulu orang berpandangan bahwa kecerdasan milik orang Yahudi, sekarang sudah tidak berlaku lagi. Contohnya gampang, buktinya September nanti saya akan bertolak ke Jepang dalam visi dan misi yang sudah saya siapkan tentunya. Di samping mengabdi untuk dunia, saya juga akan mengabdi demi akhirat.” papar profesor yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah diikuti tepuk tangan meriah oleh para majelis.
Acara pengajian ramadhan yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini sedikit berbeda. Pengajian tidak hanya bisa dilakukan pada saat menjelang berbuka, tetapi bisa juga dilakukan di sela-sela waktu bekerja.
“Acara ini sengaja dikemas dengan konsep yang agak berbeda. Kalau biasanya pengajian selalu dilakukan pada sore hari menjelang berbuka puasa, untuk hari ini sengaja dimulai jam delapan pagi. Kita harus sesegera mungkin memulai sesuatu yang baik. Tidak perlu ditunda-tunda. Karena seperti itulah etos kerja muslim.” papar Rektor UAD, Drs. H. Kasiyarno, M.Hum. dalam sambutannya.
Beliau menambahkan, kegiatan ini adalah salah satu kiat dalam rangka meningkatkan semangat kerja warga muslim pada umumnya, dan lebih khusus lagi bagi warga UAD.
“Di bulan berkah ini kita tidak boleh loyo. Harus semangat dan positif di segala bidang. Kita harus menjadi orang yang bersemangat. Tanpa semangat, mau dibawa ke mana almamater kita?” (IHS)
“Sudah saatnya Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mereposisi diri sebagai salah satu universitas yang mendidik, bukan mengajar. Saya memang bukan orang UAD. Saya hanya orang biasa. Tapi saya adalah salah satu orang dari sekian banyak orang yang ingin menikmati kebesaran UAD.”
Kalimat itulah yang digunakan oleh Prof. Dr. Imam Robandi M.Eng. untuk mengakhiri pengajian yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Acara yang digelar, Jumat (18/08/2011) di gedung Auditorium UAD I, Jl. Kapas, No. 9, Semaki, Yokyakarta ini berjalan dengan khidmat. Gedung yang terletak di lantai 3 itu pun ramai dipenuhi oleh dosen, karyawan, dekanat, rektorat, dan staf tata usaha kampus I, II, dan III.
Dalam acara yang berlangsung hampir 3 jam itu, Prof. Robandi mengungkapkan bahwa pentingnya menumbuhkan rasa Brotherhood ke sesama muslim. Dengan adanya rasa kekeluargaan yang tinggi, maka kemajuan akan mudah untuk diraih. Beliau juga menekankan bahwa jangan sampai Islam itu kalah dengan agama lain.
“Kita tidak boleh kalah dengan mereka. Tidak hanya di akhirat, di dunia pun kita tidak boleh kalah atau pun mengalah. Saatnya kita bangun. Jangan terlena dan selalu mengharapkan pertolongan orang lain. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Kalau dulu orang berpandangan bahwa kecerdasan milik orang Yahudi, sekarang sudah tidak berlaku lagi. Contohnya gampang, buktinya September nanti saya akan bertolak ke Jepang dalam visi dan misi yang sudah saya siapkan tentunya. Di samping mengabdi untuk dunia, saya juga akan mengabdi demi akhirat.” papar profesor yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah diikuti tepuk tangan meriah oleh para majelis.
Acara pengajian ramadhan yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini sedikit berbeda. Pengajian tidak hanya bisa dilakukan pada saat menjelang berbuka, tetapi bisa juga dilakukan di sela-sela waktu bekerja.
“Acara ini sengaja dikemas dengan konsep yang agak berbeda. Kalau biasanya pengajian selalu dilakukan pada sore hari menjelang berbuka puasa, untuk hari ini sengaja dimulai jam delapan pagi. Kita harus sesegera mungkin memulai sesuatu yang baik. Tidak perlu ditunda-tunda. Karena seperti itulah etos kerja muslim.” papar Rektor UAD, Drs. H. Kasiyarno, M.Hum. dalam sambutannya.
Beliau menambahkan, kegiatan ini adalah salah satu kiat dalam rangka meningkatkan semangat kerja warga muslim pada umumnya, dan lebih khusus lagi bagi warga UAD.
“Di bulan berkah ini kita tidak boleh loyo. Harus semangat dan positif di segala bidang. Kita harus menjadi orang yang bersemangat. Tanpa semangat, mau dibawa ke mana almamater kita?” (IHS)