PIO Farmasi UAD Adakan Pelatihan Konseling
Sekarang ini peran farmasi tidak hanya terbatas pada pelayanan obat saja namun lebih ke arah Pharmaceutical Care atau asuhan kefarmasian. Di dalam asuhan kefarmasian terdapat Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan Konseling. Jadi, peran farmasi di bidang kesehatan menjadi sangat penting. Karena selain menyampaikan informasi mengenai obat kepada pasien, farmasis juga perlu mencocokkan obat-obatan yang diresepkan pada pasien dengan gejala-gejala penyakit yang dimilikinya. Sehingga pengobatan efektif dan tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Menanggapi pentingnya hal tersebut, Pusat Informasi Obat (PIO) Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Pelatihan Konseling pada hari Senin (06/02/2012), bertempat di ruang 301 kampus III UAD. Peserta yang merupakan mahasiswa Farmasi UAD dari berbagai angkatan pada pelatihan ini mendapatkan materi Farmakoterapi, KIE dan konseling obat, termasuk keterampilan komunikasi interpersonal oleh farmasis.
Materi Farmakoterapi disampaikan dengan ringkas oleh Tri Murti Andayani., Apt., Sp FRS., Ph.D. dari bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM). Di mana dalam kesempatan ini Beliau menyampikan bagaimana proses penegakan diagnosis, cara pemilihan obat yang tepat dari sekian banyak pilihan obat yang ada, sampai pada proses evaluasi hasil pengobatan.
Sementara materi KIE dan konseling obat disampaikan oleh dr. Akrom, M.Kes., ketua PIO Fakultas Farmasi UAD. Pada sesi terakhir pelatihan, para peserta dipertemukan dengan beberapa kasus resep dan swamedikasi. Kasus ini kemudian dibahas oleh para peserta dalam kelompok-kelompok kecil dan dipresentasikan di depan peserta lainnya dengan dibimbing oleh Andriana Sari, M.Sc., Apt. dan Lolita, S.Far., Apt. dari PIO Fakultas Farmasi UAD. Dengan diadakannya simulasi kasus dalam pemberian konseling, suasana pelatihan menjadi lebih hidup dan pesertapun mendapat gambaran lebih jelas mengenai praktik konseling di lapangan.(ARA)
Sekarang ini peran farmasi tidak hanya terbatas pada pelayanan obat saja namun lebih ke arah Pharmaceutical Care atau asuhan kefarmasian. Di dalam asuhan kefarmasian terdapat Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan Konseling. Jadi, peran farmasi di bidang kesehatan menjadi sangat penting. Karena selain menyampaikan informasi mengenai obat kepada pasien, farmasis juga perlu mencocokkan obat-obatan yang diresepkan pada pasien dengan gejala-gejala penyakit yang dimilikinya. Sehingga pengobatan efektif dan tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Menanggapi pentingnya hal tersebut, Pusat Informasi Obat (PIO) Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Pelatihan Konseling pada hari Senin (06/02/2012), bertempat di ruang 301 kampus III UAD. Peserta yang merupakan mahasiswa Farmasi UAD dari berbagai angkatan pada pelatihan ini mendapatkan materi Farmakoterapi, KIE dan konseling obat, termasuk keterampilan komunikasi interpersonal oleh farmasis.
Materi Farmakoterapi disampaikan dengan ringkas oleh Tri Murti Andayani., Apt., Sp FRS., Ph.D. dari bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM). Di mana dalam kesempatan ini Beliau menyampikan bagaimana proses penegakan diagnosis, cara pemilihan obat yang tepat dari sekian banyak pilihan obat yang ada, sampai pada proses evaluasi hasil pengobatan.
Sementara materi KIE dan konseling obat disampaikan oleh dr. Akrom, M.Kes., ketua PIO Fakultas Farmasi UAD. Pada sesi terakhir pelatihan, para peserta dipertemukan dengan beberapa kasus resep dan swamedikasi. Kasus ini kemudian dibahas oleh para peserta dalam kelompok-kelompok kecil dan dipresentasikan di depan peserta lainnya dengan dibimbing oleh Andriana Sari, M.Sc., Apt. dan Lolita, S.Far., Apt. dari PIO Fakultas Farmasi UAD. Dengan diadakannya simulasi kasus dalam pemberian konseling, suasana pelatihan menjadi lebih hidup dan pesertapun mendapat gambaran lebih jelas mengenai praktik konseling di lapangan.(ARA)