img-20171213-wa0001.jpg

Pocari Menangi ICP 2017

Posyandu Catering (Pocari) yang digagas oleh mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berhasil menjadi juara 1 dalam Perlombaan INZI Creative Project (ICP). Lomba ini diselenggarakan oleh JAPFA Foundation dan diikuti oleh berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta se-Indonesia.

Tahap final dilangsungkan di Hotel Peninsula Jakarta (8-9/12/2017). Tim UAD berhasil menyisihkan 174 proposal dari peserta lain. Tim beranggotakan 4 mahasiswa, Widia Maika Sari, Asri Lestari, Hasothiya Dwi Lestari Deflores (Ilmu Kesehatan Masyarakat), dan Gontang Ragil Prakasa (Teknik Informatika), serta sebagai dosen pembimbing Oktomi Wijaya, S.K.M.,M.Sc.

Dari keterangan Widia yang merupakan ketua tim, ide Posyandu Catering dilatarbelakangi masih tingginya masalah gizi di Indonesia. Sehingga muncul ide untuk mengurangi masalah tersebut dengan cara yang solutif.

“Kami fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, karena itu merupakan periode kritis dan periode yang menentukan kualitas kehidupan seseorang. Sasarannya untuk ibu hamil fokus pada pemenuhan gizi 270 hari pertama kehidupan. Ibu menyusui untuk 180 hari pertama, dan bayi usia 6-24 bulan yaitu penyediaan MP-ASI home made untuk pemenuhan gizi pada 550 hari pertama kehidupan.”

Menu makanan yang disediakan sudah disesuaikan dengan kebutuhan gizi ibu dan bayi berdasarkan AKG. Pocari juga difasilitasi dengan aplikasi daring bernama “Mobile Pocari” agar proses pemesanan makanan dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun.

Saat ini “Mobile Pocari” masih dalam bentuk prototype (dummy). Aplikasi daring yang akan memudahkan pemesanan makanan ini sedang dalam tahap penyempurnaan. Ada empat fitur yang disediakan, Paket Bumil, Paket Busui, Paket Mpasi, dan Info Gizi.

Selain mengantongi hadiah 20 juta, sebagai pemenang Tim UAD akan didanai maksimal 200 juta untuk merealisasikan Pocari. Dalam proses perealisasian akan ada kerja sama dan pendampingan dari Japfa, Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan RI.

“Target kami untuk uji coba awal (percontohan) penerapan Pocari akan dilakukan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Di sana masalah gizi masih tinggi. Semoga ide kami ini memberi solusi bagi masalah gizi yang ada di Indonesia. Rencananya, kalau sukses dapat menjadi program posyandu se-Indonesia dan diakui sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).”

Hadirnya Pocari dan “Mobile Pocari” tentu bukan tanpa masalah. Karena menggunakan sistem daring, aplikasi ini harus menggunakan jaringan internet. Belum semua wilayah di Indonesia tersentuh oleh jaringan internet. Untuk itu, saat ini tim masih mengembangkan aplikasi agar bisa diakses secara luring. (ard)