Rahim S. Arsyad: Mahasiswa Ilmu Hadits yang Jadi Takmir Masjid Islamic Center
Program Studi Ilmu Hadits Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sering menarik banyak perhatian mahasiswa. Mulai dari jumlah mahasiswanya yang terbilang sangat minim, hingga matakuliahnya yang menurut mereka sangat asing. Namun di sisi lain, mereka kerap dijadikan contoh oleh mahasiswa lain, khususnya dalam aktivitas keagamaan. Pasalnya, jurusan inilah yang mendominasi pelajaran bahasa Arab.
Hingga kini, banyak ditemukan mahasiswa Ilmu Hadits yang menjadi takmir masjid di beberapa daerah. Bahkan di Masjid Islamic Center (IC) UAD pun, takmirnya adalah mahasiswa Ilmu Hadits. Ia adalah Rahim S. Arsyad. Laki-laki kelahiran Nusa Tenggara Barat ini merupakan mahasiswa yang tergolong muda, yakni angkatan 2015.
Awalnya, sebelum menjadi takmir masjid, Rahim adalah santri biasa yang tinggal di asrama Pesantren Mahasiswa Ahmad Dahlan (Persada). Seperti mahasiswa lainnya, setiap pagi ia harus shalat subuh berjamaah di masjid dan mengikuti beberapa kegiatan. Ketika malamnya, ia juga harus mengikuti perkuliahan aktif di Persada. Hal yang membuat berbeda adalah, ia lebih rajin daripada santri lain. Saat yang lain datang ke masjid menjelang waktu shalat tiba, Rahim sudah datang jauh sebelum waktu shalat tiba. Waktu yang dimilikinya dipergunakan untuk membaca al-Qur’an dan mengulang hafalan.
Hingga kini, ia masih rajin datang lebih cepat daripada waktu yang dijadwalkan, bahkan semakin rajin mengunjungi masjid tersebut.
Tak berapa lama, karena kerajinannya yang luar biasa dan keaktifannya, Rahim akhirnya ditunjuk untuk menjadi takmir masjid. Padahal, belum genap 1 tahun ia di Persada. Selanjutnya, ia pindah tempat tinggal dan tidak lagi berada di Persada. Ia menempati kamar yang berada di IC. Tentu saja, menjadi takmir tidak lantas menjadikan Rahim sombong. Ia masih sering mengunjungi Persada untuk bertemu dengan mahasiswa lainnya.
“Semoga semua muslim senantiasa mau berbondong-bondong memakmurkan masjid agar masjid tidak hanya dibangun megah untuk tempat selfie. Sebab, masjid dibangun untuk dimakmurkan dan tempat untuk bertemu Rabb,” harapnya.