Seminar Nasional : Pengajaran Berbasis Karakter Budaya
Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai bahasa dan kebudayaannya
“Bagi kami, karakter itu banyak jenisnya, salah satunya adalah budaya. Karena, jika seseorang atau sekelompok orang bisa menjaga kelestarian budaya (positif) mereka, maka orang tersebut termasuk ke dalam golongan orang yang memiliki karakter. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai bahasa dan kebudayaannya. Jika setiap masyarakat Indonesia mampu menerapkan sikap semacam itu dalam kehidupannya, maka yang besar bukan hanya negaranya, tapi semua elemen masyarakat yang ada di dalamnya.” papar Aji “Rabun”, mahasiswa asal Magelang yang menjadi ketua panitia pada acara seminar yang mengangkat tema “Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter Budaya” berlangsung Minggu, 10 Juni 2012.
Dia menambahkan, kekuatan mental masyarakat Indonesia yang akhir-akhir ini kehilangan jati diri, harus segera disadarkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan bahasa dan kebudyaan.
“Karakter itu jati diri. Orang yang besar adalah orang yang memiliki karakter. Karena karakter ibarat salah satu rangkaian rel yang akan menghantarkan seseorang ke arah yang lebih baik. Dalam dunia pendidikan, tekun dalam belajar adalah salah satu karakter yang harus dimiliki dan dijaga oleh seorang pelajar atau mahasiswa. Jadi kalau ada seorang pelajar atau mahasiswa (anak muda) yang malas belajar, maka angkat takbir 4 kali, kita shalatkan bersama-sama”. jelas D. Zawawi Imran, penyair Madura yang baru saja mendapatkan penghargaan puisi Asia Tenggara.
Seminar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini berhasil menyedot 120 peserta, (yang terdiri dari Guru dan Mahasiswa), menghadirkan tiga pembicara yang memang mumpuni di bidangnya.
“Ini adalah acara nasional. Tentu kami sebagai penyelenggara ingin menghadirkan yang terbaik bagi peserta. Ada tiga pembicara yang kami hadirkan, D. Zawawi Imron (Penyair dan Budayawan), Drs. Edi Heri Suasana., M.Pd., (Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta) dan Drs. Rustamaji, M.Pd. (Pelaku Pengajaran Bahasa di Tingkat SMK/SMA). Selain ketiga orang yang mumpuni tersebut, kami juga menghadirkan teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) sebagai pengisi acara.” jelas Edi, ketua HMPS PBSI saat diwawancarai di sela-sela acara. (IHS)
Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai bahasa dan kebudayaannya
“Bagi kami, karakter itu banyak jenisnya, salah satunya adalah budaya. Karena, jika seseorang atau sekelompok orang bisa menjaga kelestarian budaya (positif) mereka, maka orang tersebut termasuk ke dalam golongan orang yang memiliki karakter. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai bahasa dan kebudayaannya. Jika setiap masyarakat Indonesia mampu menerapkan sikap semacam itu dalam kehidupannya, maka yang besar bukan hanya negaranya, tapi semua elemen masyarakat yang ada di dalamnya.” papar Aji “Rabun”, mahasiswa asal Magelang yang menjadi ketua panitia pada acara seminar yang mengangkat tema “Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter Budaya” berlangsung Minggu, 10 Juni 2012.
Dia menambahkan, kekuatan mental masyarakat Indonesia yang akhir-akhir ini kehilangan jati diri, harus segera disadarkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan bahasa dan kebudyaan.
“Karakter itu jati diri. Orang yang besar adalah orang yang memiliki karakter. Karena karakter ibarat salah satu rangkaian rel yang akan menghantarkan seseorang ke arah yang lebih baik. Dalam dunia pendidikan, tekun dalam belajar adalah salah satu karakter yang harus dimiliki dan dijaga oleh seorang pelajar atau mahasiswa. Jadi kalau ada seorang pelajar atau mahasiswa (anak muda) yang malas belajar, maka angkat takbir 4 kali, kita shalatkan bersama-sama”. jelas D. Zawawi Imran, penyair Madura yang baru saja mendapatkan penghargaan puisi Asia Tenggara.
Seminar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini berhasil menyedot 120 peserta, (yang terdiri dari Guru dan Mahasiswa), menghadirkan tiga pembicara yang memang mumpuni di bidangnya.
“Ini adalah acara nasional. Tentu kami sebagai penyelenggara ingin menghadirkan yang terbaik bagi peserta. Ada tiga pembicara yang kami hadirkan, D. Zawawi Imron (Penyair dan Budayawan), Drs. Edi Heri Suasana., M.Pd., (Kepala Dinas Pendidikan Yogyakarta) dan Drs. Rustamaji, M.Pd. (Pelaku Pengajaran Bahasa di Tingkat SMK/SMA). Selain ketiga orang yang mumpuni tersebut, kami juga menghadirkan teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) sebagai pengisi acara.” jelas Edi, ketua HMPS PBSI saat diwawancarai di sela-sela acara. (IHS)