Seminar Regional Fakultas Hukum UAD 2011: Pancasila Mulai Dirindukan
“Seperetinya kita sudah mulai rindu pada Pancasila”, sepenggal kalimat yang disampaikan oleh Hasrul Halili, S.H., pada seminar regional yang diadakan oleh BEM Fakultas Hukum UAD di Auditorium Kampus II UAD yang mengusung tema “Pancasila Antara Harapan dan Kenyataan Ditinjau dari Perspektif Yuridis dan Agama Islam.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar yang dilaksanakan Selasa (5/7/2011) mulai pukul 09.00 tersebut adalah Hasrul Halili, S.H., Drs Immawan Wahyudi, M.H., pakar hukum Islam dari UAD dan dimoderatori oleh Rahmat Muhajir, S.H., selaku Kaprodi Hukum.
Hj. Megawati, S.H., M.Hum. selaku dekan Fakutas Hukum menyampaikan dalam sambutannya bahwa Pancasila yang notabennya merupakan dasar negara Indonesia harus senantiasa dijaga dan diterapkan dalam kehidupan serta menjelma dalam jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila mulai dirindukan oleh masyarakat Indonesia, sepertinya memang benar adanya. Beberapa acara digelar baik dalam bentuk seminar, workshop, maupun orasi dilakukan untuk mengangkat kembali nama Pancasila di negara ini. “Nama pancasila membawa dua sisi sekaligus yaitu kontemplatif dan traumatik. Pada masa orde baru Pancasila dijadikan sebagi mesin politik. Kepemimpinan Soeharto menjadikan Pancasila sebagai alat memajukan bangsa Indonesia sehingga siapa saja yang melakukan pemberontakan dianggap tidak pancasilais. Pada masa Gus Dur, pancasila juga dijadikan alat untuk melawan kepemimpinan Soeharto, sehingga terjadi perang antara pancasila dengan pancasila di zaman yang berbeda. Pancasila juga seperti pisau bermata dua. Jika dipegang oleh orang yang baik maka akan membangun, tetapi jika dipegang orang yang salah maka bisa justru menghancurkan.” jelas Hasrul halili, S.H.
Kesadaran akan pentingnya untuk menyelaraskan antara harapan dan kenyataan dari Pancasila inilah yeng mendorong mahasiswa yang tergabung dalam BEM Fakultas Hukum mengadakan seminar regional. “Harapannya dengan adanya seminar ini bangsa Indonesia tidak hanya kembali hafal pada Pancasila namun juga dapat memahami serta mengamalkan Pancasila tersebut”, ungkap Hikmah salah satu peserta seminar tersebut. (Sbwh/FM)
“Seperetinya kita sudah mulai rindu pada Pancasila”, sepenggal kalimat yang disampaikan oleh Hasrul Halili, S.H., pada seminar regional yang diadakan oleh BEM Fakultas Hukum UAD di Auditorium Kampus II UAD yang mengusung tema “Pancasila Antara Harapan dan Kenyataan Ditinjau dari Perspektif Yuridis dan Agama Islam.
Hadir sebagai pembicara dalam seminar yang dilaksanakan Selasa (5/7/2011) mulai pukul 09.00 tersebut adalah Hasrul Halili, S.H., Drs Immawan Wahyudi, M.H., pakar hukum Islam dari UAD dan dimoderatori oleh Rahmat Muhajir, S.H., selaku Kaprodi Hukum.
Hj. Megawati, S.H., M.Hum. selaku dekan Fakutas Hukum menyampaikan dalam sambutannya bahwa Pancasila yang notabennya merupakan dasar negara Indonesia harus senantiasa dijaga dan diterapkan dalam kehidupan serta menjelma dalam jiwa bangsa Indonesia.
Pancasila mulai dirindukan oleh masyarakat Indonesia, sepertinya memang benar adanya. Beberapa acara digelar baik dalam bentuk seminar, workshop, maupun orasi dilakukan untuk mengangkat kembali nama Pancasila di negara ini. “Nama pancasila membawa dua sisi sekaligus yaitu kontemplatif dan traumatik. Pada masa orde baru Pancasila dijadikan sebagi mesin politik. Kepemimpinan Soeharto menjadikan Pancasila sebagai alat memajukan bangsa Indonesia sehingga siapa saja yang melakukan pemberontakan dianggap tidak pancasilais. Pada masa Gus Dur, pancasila juga dijadikan alat untuk melawan kepemimpinan Soeharto, sehingga terjadi perang antara pancasila dengan pancasila di zaman yang berbeda. Pancasila juga seperti pisau bermata dua. Jika dipegang oleh orang yang baik maka akan membangun, tetapi jika dipegang orang yang salah maka bisa justru menghancurkan.” jelas Hasrul halili, S.H.
Kesadaran akan pentingnya untuk menyelaraskan antara harapan dan kenyataan dari Pancasila inilah yeng mendorong mahasiswa yang tergabung dalam BEM Fakultas Hukum mengadakan seminar regional. “Harapannya dengan adanya seminar ini bangsa Indonesia tidak hanya kembali hafal pada Pancasila namun juga dapat memahami serta mengamalkan Pancasila tersebut”, ungkap Hikmah salah satu peserta seminar tersebut. (Sbwh/FM)