Sosialisasi Pembuatan Garam

Foto_sosialisasi_pembuatan_garam-pantai-selatan1

Potensi Sumber daya Alam yang besar di laut Pantai Selatan Jawa terutama di Kabupaten Bantul belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat pesisir. Pemanfaatan yang selama ini sebatas wisata pantai. Padahal masih ada potensi lain yaitu usaha garam rakyat yang pernah dilakukan oleh masyarakat pesisir Kabupaten Bantul. Tetapi usaha ini berhenti sejak 20 tahun yang lalu karena persaingan harga dengan garam produksi pabrik.

Berkaitan dengan problem itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir bersama dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan kerja sama untuk membangkitkan proses pembuatan garam tradisionl yang pernah dilakukan masyarakat pesisir pada masa silam.

Realisasi kerjasama antara dua lembaga tersebut dilakukan pada Sabtu, 8 September 2012 bertempat di pantai Goa Cemara, Srigading, Sanden, Bantul. Kegiatannya berupa sosialisasi pembuatan garam bersama Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, Rudi Suharta S. IP., MM, Dedi

Wijayanti, M. Hum (koordinator lapangan LPM), dan Dr. Maryudi, S.T., M.T. dan Imam Santosa, S.T., M.T. (dosen Teknik Kimia UAD) memaparkan tentang kelebihan laut pantai Selatan khususnya Goa cemara. Adapun kelebihannnya adalah memiliki kadar lebih tinggi (3,35%) dibandingkan dengan yang lain seperti Madura (2,6%), Cirebon (2,27%), dan Rembang (2,7%).

Selain mengikuti sosialisasi pembuatan garam, tim reporter juga diajak ke tepi pantai untuk melihat proses pembuatan garam secara tradisional.

“Ini sangat menarik, kami berharap dengan pengembangan pembuatan garam ini bisa menjadi salah satu cara untuk membantu warga sekitar pesisir meningkatkan perekonomian mereka.” ujar Rudi menambahkan. (FM)

Foto_sosialisasi_pembuatan_garam-pantai-selatan1

Potensi Sumber daya Alam yang besar di laut Pantai Selatan Jawa terutama di Kabupaten Bantul belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat pesisir. Pemanfaatan yang selama ini sebatas wisata pantai. Padahal masih ada potensi lain yaitu usaha garam rakyat yang pernah dilakukan oleh masyarakat pesisir Kabupaten Bantul. Tetapi usaha ini berhenti sejak 20 tahun yang lalu karena persaingan harga dengan garam produksi pabrik.

Berkaitan dengan problem itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir bersama dengan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan kerja sama untuk membangkitkan proses pembuatan garam tradisionl yang pernah dilakukan masyarakat pesisir pada masa silam.

Realisasi kerjasama antara dua lembaga tersebut dilakukan pada Sabtu, 8 September 2012 bertempat di pantai Goa Cemara, Srigading, Sanden, Bantul. Kegiatannya berupa sosialisasi pembuatan garam bersama Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, Rudi Suharta S. IP., MM, Dedi

Wijayanti, M. Hum (koordinator lapangan LPM), dan Dr. Maryudi, S.T., M.T. dan Imam Santosa, S.T., M.T. (dosen Teknik Kimia UAD) memaparkan tentang kelebihan laut pantai Selatan khususnya Goa cemara. Adapun kelebihannnya adalah memiliki kadar lebih tinggi (3,35%) dibandingkan dengan yang lain seperti Madura (2,6%), Cirebon (2,27%), dan Rembang (2,7%).

Selain mengikuti sosialisasi pembuatan garam, tim reporter juga diajak ke tepi pantai untuk melihat proses pembuatan garam secara tradisional.

“Ini sangat menarik, kami berharap dengan pengembangan pembuatan garam ini bisa menjadi salah satu cara untuk membantu warga sekitar pesisir meningkatkan perekonomian mereka.” ujar Rudi menambahkan. (FM)