Tahun Panas Bagi Pelajar Kelas 3
Agus Ria Kumara
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Ahmad Dahlan
Tahun 2014 menjadi tahun yang cukup berat bagi masyarakat Indonesia, terutama dialami oleh para pelajar kelas 3 SMA/K dan sederajat. Kenapa menjadi tahun yang panas?
Siswa SMA/K dan yang sederajat akan menghadapi ritual yang harus dilalui dalam proses pencapaian karir mereka, yaitu UN. Tetapi di tahun 2014 ini menjadi hal yang berbeda dengan UN ditahun sebelumnya, akan ada ujian yang lain yang akan menghadang mereka. Ujian tersebut adalah konsentrasi belajar yang akan cukup terganggu.
Tahun ini, terutama pada Bulan Maret-April negara Indonesia semakin “memanas”. Memanas dalam arti memang karena adanya global warming sehingga cuaca yang tidak bisa diduga-duga, maupun memanas dalam kondisi politik karena akan adanya hajatan 5 tahun sekali. Tetapi apa dua hal tersebut bisa berdampak pada siswa yang sedang UN? Akan ada pengaruh besar apabila dari lingkungan sekolah maupun orang tua tidak mengantisipasi dan memberikan pendampingan yang benar.
Suasana kelas dan cuaca yang bisa dikatakan tidak biasa akan mengganggu siswa baik secara fisik maupun psikis, terlihat dari siswa yang akan mudah kelelahan dan kepanasan akibat cuaca yang memang tidak biasa, yang berdampak pada semangat belajar bisa menurun. Panasnya suhu politik juga berpengaruh dalam konsentrasi belajar siswa, hal tersebut terlihat pada kebisingan suara kendaraan yang digunakan oleh para peserta kampanye yang dimulai pada awal Maret kemarin. Godaan dari tim sukses para caleg dengan adanya money politic ketika masa kampanye untuk meraup massa akan membuat siswa tergoda membolos apabila tidak adanya pengertian yang baik pada siswa tersebut.Selain itu, hiburan televisi semakin banyak menampilkan tontonan-tontonan yang membuat anak semakin betah di depannya, Indonesian Idol, Stand Up Comedy, Liga Champions , YKS, dll.
Bagaimana peran Guru dan Orang Tua Menghadapi Masa Krisis ini?
Perlu kiranya guru dan orang tua berbaik sangka, bersikap positif dan berperilaku baik. Segala hal yang dikemas dengan negatif, pasti akan mengedepankan "pesan" negatifnya lebih dahulu sebelum inti pesan positifnya tertangkap. Anak akan mudah tergoyahkan rasa percaya dirinya, bila mendapati bahwa prestasinya tak sebaik anak lainnnya. Maka, jangan menakut-nakuti anak.
Selain itu juga perlu Memotivasi, mendampingi dan mendukung anak. Tugas orang tua dan guru adalah mempersiapkan anak menghadapi masa depannya dengan memotivasi, mendampingi dan mendukung anak. Penting kenalkan anak pada cara belajar efektif. Berdiskusi mengenai kaitan pelajaran dengan kehidupan nyata akan membuat anak lebih paham tentang apa yang didapat di sekolah. Biasakan untuk membuat diri Anda berpikir, bersikap, berperilaku positif. Dengan begitu energi yang memancar dari diri Anda juga terserap oleh anak.
Jangan lupa Berikan anak haknya. Anak tetap butuh bermain, bergembira bersama teman sebaya. Orang tua perlu memberikan nasihat dan pendampinga, bukan larangan.
Antusiasme dari orang tua dan guru akan memberikan rasa aman dan nyaman pada anak dalam mengeksplorasi dirinya. Dengan begitu suasana yang panas dan memanas akan terasa sejuk dengan sikap orang tua dan guru yang menyejukkan.Semoga.