Wacana Muhammadiyah: Membangun Museum Muhammadiyah untuk Generasi Penerus
Selasa (23/08/2011) bertempat di Kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga, PP Muhammadiyah dan Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM UAD) mengadakan diskusi panel. Diskusi yang berlangsung mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan 15.30 WIB ini membahas tentang rencana Muhammadiyah untuk mendirikan museum Muhammadiyah. Nara sumber yang hadir dalam diskusi tersebut adalah Widyastuti,S.S., M.Hum., Drs. H. Jabrohim, dan Farid Setiawan.
Museum merupakan bangunan yang penting untuk menyimpan bukti-bukti sejarah yang memiliki nilai budaya tertentu. Warga Muhammadiyah seharusnya memikirkan hal tersebut. “Museum yang direncanakan hendaknya juga memiliki tiga prinsip pariwisata, yaitu what to see, what to do, and what to buy. Museum Muhammadiyah nantinya diharapkan dapat menjadi tempat untuk menunjukkan sejarah Muhammadiyah dan dapat diakses oleh masyarakat.” tutur Ibu Widyastuti dalam diskusi panel tersebut.
Membangun museum Muhammadiyah tentu tidak hanya untuk kepentingan masa kini. Pembangunan ini bertujuan supaya generasi penenerus Muhammadiyah dapat menyaksikan perjuangan para pendiri Muhammadiyah dan kegiatan-kegiatan apa saja yang pernah dilakukan melalui museum tersebut. Mengingat bahwa dokumen memiliki peran penting terhadap perkembangan Muhammadiyah. (FM)
Selasa (23/08/2011) bertempat di Kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga, PP Muhammadiyah dan Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM UAD) mengadakan diskusi panel. Diskusi yang berlangsung mulai pukul 08.30 WIB sampai dengan 15.30 WIB ini membahas tentang rencana Muhammadiyah untuk mendirikan museum Muhammadiyah. Nara sumber yang hadir dalam diskusi tersebut adalah Widyastuti,S.S., M.Hum., Drs. H. Jabrohim, dan Farid Setiawan.
Museum merupakan bangunan yang penting untuk menyimpan bukti-bukti sejarah yang memiliki nilai budaya tertentu. Warga Muhammadiyah seharusnya memikirkan hal tersebut. “Museum yang direncanakan hendaknya juga memiliki tiga prinsip pariwisata, yaitu what to see, what to do, and what to buy. Museum Muhammadiyah nantinya diharapkan dapat menjadi tempat untuk menunjukkan sejarah Muhammadiyah dan dapat diakses oleh masyarakat.” tutur Ibu Widyastuti dalam diskusi panel tersebut.
Membangun museum Muhammadiyah tentu tidak hanya untuk kepentingan masa kini. Pembangunan ini bertujuan supaya generasi penenerus Muhammadiyah dapat menyaksikan perjuangan para pendiri Muhammadiyah dan kegiatan-kegiatan apa saja yang pernah dilakukan melalui museum tersebut. Mengingat bahwa dokumen memiliki peran penting terhadap perkembangan Muhammadiyah. (FM)