Ali Nur Yasin (Redaktur Tempo): Beberapa Hal yang Harus Dihindari saat Menuliskan Opini dan Kolom
“Ada tiga hal yang harus dihindari oleh penulis opini dan kolom,” kata Ali Nur Yasin, Redaktur Tempo, saat memberikan pelatihan kepada dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kamis, (31/3/2016) di ruang sidang kampus I.
Pertama, tidak menggurui, meski sebagai penulis kolom Anda menguasai persoalan. Kedua, hindari penggunaan kata “seharusnya”, “semestinya”, dan sejenisnya. Ketiga, jangan arogan, karena pembaca yang tidak setuju belum tentu tidak mengetahui atau bodoh. Hormati keberagaman.
Selain itu, Kepala Biro Tempo Jawa Tengah-DIY ini menekankan penulis juga harus memperhatikan penggunaan bahasa. Menulis opini dan kolom harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar, bukan bahasa lisan atau bahasa gaul sehari-hari. Akurasi menyebut sumber bahan, ejaan nama, tempat, pangkat dan satuan, tanggal, bulan dan tahun. Hindari penggunaan jargon atau istilah teknis yang hanya dimengerti oleh kalangan tertentu. Kreatiflah menggunakan deskripsi atau anekdot atau metafora untuk menggantikannya. Hindari sebisa mungkin bahasa Inggris atau bahasa daerah.
“Gunakanlah kata kerja aktif untuk mendorong pembaca mempercepat baca. Gunakan bahasa yang komunikatif yang mampu menghubungkan alam pikiran penulis dan pembaca secara lancar dan hemat kata. Jangan gunakan kata-kata melelahkan dan kata-kata pemanis basa-basi yang biasa diucapkan orang dalam pidato menjemukan,” tulis Ali dalam makalahnya.
Lebih lanjut Ali menekankan, penulis jangan lupa mengenal media karena masing-masing media memiliki ketentuan berbeda. Di Tempo, baik majalah atau koran, kolom yang dimuat berisi banyak sekitar 5.000 karakter. Jangan bertele-tele dalam mengemukakan pendapat atau gagasan, langsung kepada persoalan. Fokus kepada permasalahan dan jangan melebar ke mana-mana.