Bahasa merupakan alat yang berkembang, bergerak, dan berubah sesuai perkembangan zaman dan pemilik bahasa. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya kata dan istilah baru, ataupun perubahan makna kata, baik dari perluasan maupun penyempitan makna.
Di Indonesia, perkembangan bahasa Arab sendiri melaju pesat. Hal ini karena banyaknya sekolah-sekolah ataupun pusat pendidikan lainnya yang mempelajari bahasa Arab. Baik itu secara intensif, maupun tidak.
Berkembangnya bahasa Arab di Indonesia, membuat munculnya kosakata dan istilah baru yang diciptakan, peristiwa inilah yang disebut sebagai “Neologi dalam Bahasa Arab”, atau biasa disebut peng-arab-an bahasa Indonesia.
Hal ini merupakan materi yang bahas dalam kuliah umum program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah Universitas Ahmad Dahlan (BSA FTDI UAD), Senin (13/6/2016).
Dr. Uki Sukiman, M.Ag., yang merupakan dosen Bahasa dan Sastra Arab dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dihadirkan sebagai pemateri dalam perkuliahan yang diselenggarakan di ruang sidang utama, kampus I, Jalan Kapas 09, Umbulharjo, Yogyakarta.
Dengan peserta berjumlah 100 mahasiswa tersebut, diharapkan kuliah umum mampu memberikan pengetahuan baru tentang arabisasi bahasa Indonesia yang dewasa ini tengah booming di masyarakat, khususnya pelajar yang bergelut di dalamnya.
Dalam peng-arab-an bahasa Indonesia, terdapat banyak sekali kosakata dan istilah yang lahir. Di antaranya:
-
Islam KTP àالإسلام على البطاقة
-
Organ Tunggal à الأغن المنفرد
-
Kalimantan à كاليمنتن
Menurut Uki, hal yang membuat terjadinya arabisasi bahasa Indonesia karena tidak adanya kosakata atau istilah bahasa Indonesia di dalam bahasa Arab. Sedangkan pelajar dituntut berbicara menggunakan bahasa Arab dalam kesehariannya untuk menunjang proses belajar.
Dengan adanya hal tersebut, maka lahirlah kosakata Arab baru yang sejatinya tidak sesuai kaidah pembelajaran bahasa Arab sendiri, baik dari segi makna maupun arti. Apa lagi, jika itu dalam bentuk istilah, konteks dari kalimat itu akan berbeda jauh dari yang sebenarnya.
“Sebenarnya, jika tujuannya hanya untuk berkomunikasi, sah-sah saja menggunakan istilah arabisasi dalam bahasa Indonesia. Karena pada dasarnya, bahasa merupakan kesepakatan bersama antara penggunanya. Jika pengguna sudah saling memahami bahasa yang mereka gunakan, tidak akan ada masalah. Justru hal itu menjadi identitas baru dari bangsa Indonesia,” ujar Uki. (AKN)