My Trip My Inspiration

 

Sebanyak 26 mahasiswa yang terdiri atas Pemimpin Komisariat (PK) dan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah Universitas Ahmad Dahlan (IMM TDI UAD), pada Minggu (20/03/2016) mengadakan beberapa kegiatan.

Kegiatan yang termasuk dalam program kerja bidang Seni, Budaya, dan Olahraga (SBO) tersebut yakni berkunjung ke kediaman Sucipto, yang merupakan Pembina IMM Zona 1, dan ziarah ke makam K.H. Ahmad Dahlan di kawasan Masjid Karangkajen, Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan dengan sharing alumni.

Acara ini dibungkus dalam tema “My Trip My Inspiration”. Tema tersebut diambil berdasarkan tujuan diadakannya kegiatan, yaitu memberikan inspirasi dan motivasi kepada para kader IMM TDI dalam hal ber-IMM dan ber-Muhammadiyah. Program kerja SBO tersebut juga merupakan acara awal dari serangkaian acara Gelora IMM TDI.

Dalam 3 rangkaian kegiatan SBO tersebut, dibahas beberapa perkembangan IMM di UAD oleh Sucipto di kediamannya di daerah Kauman, Yogyakarta. Juga dihadirkan Moh. Choirul Hudha dan Abdur Rauf, yang merupakan alumni dari IMM Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI).

Dalam sharing alumni IMM, Hudha dan Rauf berbagi cerita saat menjabat sebagai Pemimpin Komisariat IMM FTDI selama dua periode, yakni 2013/2014 dan 2014/2015.

“Jika boleh jujur, saya tidak ingin melepas jabatan dari PK IMM FTDI. Karena itu banyak mengajarkan saya kebersamaan, kerja keras, dan indahnya berorganisasi. Maka dari itu, kita harus semaksimal mungkin menjalankan tugas sebagai kader. Jangan sampai ada pihak lain yang memecah belah IMM ini,” terang Rauf. (AKN)

My Trip My Inspiration

 

Courtesy visits were done by 26 students of Muhammadiyah Student Association’s (IMM) chiefs of commissariat and cadres at Faculty of Education and Islamic Teacher Training (FTDI) University of Ahmad Dahlan (UAD).

The visits, which have been organized in the agenda of Art, Culture, and Sport Department (SBO) included a courtesy call to Sucipto, who is an elderly leader of IMM zone I. The next visit was ziarah or visit to the graveyard to the late founder Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan outside a mosque in Karangkajen. After that they shared their experiences with the alumni.

The event with the theme ‘My Trip My Inspiration,’ aimed at inspiring and motivating IMM cadres in carrying out the organization. The SBO agenda were initials of a series events called Gelora IMM TDI.

In the events, they discussed IMM’s development especially at UAD with Sucipto at his residence in Kauman area Yogyakarta. Moh Choirul Hudha and Abdur Rauf alumni of IMM FTDI were present.

Huda and Rauf shared their experiences as they were the commissariat chiefs from 2013-2015. ‘Frankly speaking, I was stuck to the position because I learned much from it such as togetherness, hard work, and the art of organizing people. Due to these things, we must carry out tasks as cadres. Don’t be disrupted,’ Rauf added. (AKN)

Attempt to Keep the Archives of Muhammadiyah

 

One of the efforts that have been made by the Library and Information Council (MPI) of Muhammadiyah Central Board to keep the archives is conducting cooperation with various stakeholders. In addition to the continuous improvement, MPI also conducted an MoU with the National Archives of Republic of Indonesia (ANRI).

“We sincerely hope that MPI stores the archive in ANRI. We will maintain and care for them, then the archives can be shared to public, especially for researchers or those who want to find a source of reading, " said Prof. Dr. Danang Kahmad, M.Si., the representative of ANRI in his speech at a national working meeting of MPI at Campus III Ahmad Dahlan University (UAD) on Thursday (5/5/2016)

Furthermore, Danang Kahmad said that archiving in Muhammadiyah was very important. Besides many heroic figures of Muhammadiyah, the documents about the roles of Muhammadiyah leaders also needed to be archived so that people could access and study Muhammadiyah.

“Although MPI and UNRI are two different institutions, cooperation between the both institutions are very important to us. It is because Muhammadiyah have an important role in developing Indonesia” Danang said.

The event which took place in auditorium of campus III UAD lasted until Saturday (07/05/2016). Besides signing MoU, there was Speed Drawing Launching of Muhammadiyah Profile, RadioMu and Muhammadiyah Radio Network.

Upaya Menjaga Arsip Muhammadiyah

 

Salah satu yang dilakukan oleh Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pusat Muhammadiyah untuk menjaga arsip adalah melakukan kerja sama dengan berbagai lini. Selain terus berbenah, MPI juga melakukan MoU dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

“Kami sangat berharap dan terbuka bagi MPI untuk menyimpan arsip. Kami akan menjaga dan merawat, selanjutnya di-share agar bisa dinikmati oleh masyarakat khususnya bagi peneliti atau pencari sumber bacaan,” kata Prof. Dr. Danang Kahmad, M.Si. perwakilan dari ANRI saat memberikan sambutan di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MPI di kampus III Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kamis (5/5/2016).

Lebih lanjut, Danang Kahmad mengatakan, pengarsipan Muhammadiyah sangat penting. Selain banyak pejuang dari kalangan Muhammadiyah, peran penting tokoh Muhammadiyah juga perlu didokumentasikan agar dapat dipelajari oleh banyak kalangan.

“Meskipun lembaga yang berbeda, tetapi kerja sama seperti ini penting bagi kami. Terlebih peran penting Muhammadiyah dalam kemajuan Indonesia,” jelas Danang.

Acara yang berlangsung di auditorium kampus III tersebut berlangsung hingga Sabtu, (7/5/2016). Selain MoU, pada kesempatan tersebut juga dilakukan Launching Speed Drawing Profil Muhammadiyah serta RadioMU dan Jaringan Radio Muhammadiyah.

 

Three UAD Alumni Got a Chance to Teach in Thailand

On Wednesday (4/5/2016), at the main conference room, campus I on Kapas street, no 9 Semaki, three UAD alumni were officially announced to teach in Thailand.

They were Putik Arum Sari from English Literature Study Program who would teach at Sangkhom Islam Wittaya School for 2 years from May 2016 to May 2018, Ambarwati Budi Rahayu as an alumnus of English Literature Study Program who would teach at Songsermsasana Vitaya School for 1 year from May 2016 to May 2017, and Melati Citra Pertiwi as an alumnus of English Education Study Program who would teach at Songsermsasana Vitaya School for 1 year from  May 2016 to May 2017.

Previously. Those alumni were equipped with information about rules, culture, and Thai language by the head of Student Affairs and Alumni Unit (BIMAWA) and the head of International Affair Office (KUI) UAD.

The ceremony was attended by Vice Rector III and IV, Dean of Teacher Training and Education Faculty; Dean of Arts, Culture, and Communication Faculty, head of BIMAWA, head of KUI, head of English Literature Study Program, head of English Education Study Program, and staff of KUI. In addition, as in previous years, there were also alumni of UAD who had returned from teaching in Thailand last year. They shared stories and experiences when they were in Thailand, such as teaching experience, extracurricular and social life experiences in Thailand.

By having this sharing session, the UAD alumni who would teach in Thailand would get general overview of life in Thailand.

The head of KUI, Ida Puspita, M.A.Res. said that the program of alumni to teach that was started at the beginning of 2013 was one of the flagship programs of UAD international cooperation with partner schools in Thailand.

“This program is one of the UAD attempts to give provisions for alumni to the era of the ASEAN Economic Community (AEC). It is our hope that the alumni’s experience as ASEAN cross-country teachers can be 'ammunition' for them to compete in the AEC, " She explained.

Tiga Alumni UAD Mengajar di Thailand

Berlokasi di ruang sidang utama kampus I Jalan Kapas, 9 Semaki, Rabu (4/5/2016), tiga alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) secara resmi dilepas untuk mengajar di Thailand.

Mereka adalah Putik Arum Sari dari Program Studi Sastra Inggris yang akan mengajar di Sangkhom Islam Wittaya School selama dua tahun sejak Mei 2016 sampai Mei 2018, Ambarwati Budi Rahayu merupakan alumni dari Program Studi Sastra Inggris mengajar di Songsermsasana Vitaya School selama satu tahun sejak Mei 2016 sampai 2017, dan Melati Citra Pertiwi merupakan alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang akan mengajar selama satu tahun di Songsermsasana Vitaya School sejak Mei 2016 sampai Mei 2017.

Sebelumnya, alumni telah dibekali tentang tata tertib, budaya, dan bahasa Thailand oleh kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) dan kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD.

Upacara pelepasan kali ini dihadiri oleh Wakil Rektor III dan IV UAD; Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; Dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi; Kepala BIMAWA; kepala KUI; Kepala Program Studi Sastra Inggris; Kepala Program Studi PBI; dan staf KUI. Selain itu, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, hadir juga alumni UAD yang sudah kembali dari tugas mengajar di Thailand tahun lalu. Mereka berbagi cerita dan pengalaman selama di Thailand, baik pengalaman mengajar, ekstrakurikuler, dan pengalaman hidup bermasyarakat di Thailand.

Harapannya, dengan adanya sesi berbagi cerita ini, alumni UAD yang akan berangkat mengajar di Thailand bisa memperoleh gambaran umum tentang hidup di Thailand.

Kepala KUI, Ida Puspita, M.A.Res. mengatakan, program alumni mengajar yang telah dimulai sejak awal tahun 2013 adalah salah satu program unggulan kerja sama internasional UAD dengan mitra sekolah di Thailand.

“Program ini adalah salah satu upaya UAD untuk memberikan bekal memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Harapan kami, pengalaman alumni sebagai guru lintas negara Asean dapat menjadi tambahan ‘amunisi’ mereka untuk bersaing di MEA,” terangnya.

 

Sahabat Dakwah UAD Adakan Bakti Sosial

Salam sahabat, salam dakwah. Karena dengan berbagi, hidup tak akan rugi.”

Begitulah jargon salah satu komunitas di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (BEM UAD), yaitu Sahabat Dakwah. Kegiatan yang dilakukan pada Sabtu (30/4/2016) tersebut adalah bakti sosial (baksos) bertempat di Panti Asuhan dan Dhu’affa Mustika Tama, Bantul, DIY.

Bakti sosial merupakan kegiatan rutin Sahabat Dakwah. Pada kesempatan kali ini, dana yang didapat adalah Infaq Sahabat. Infaq Sahabat merupakan kegiatan pengumpulan dana dakwah berupa celengan. Celengan itu rutin digilirkan pada seluruh civitas akademika UAD dengan format One Day, One Coin. Dengan kegiatan tersebut, seluruh keluarga besar mahasiswa UAD berkesempatan untuk berbagi kepada sesama.

Pada kegiatan baksos yang diadakan sejak pukul 10.00-14.00 WIB, sebanyak 20 mahasiswa yang tergabung dalam panitia dikerahkan untuk memberikan sumbangan berupa perlengkapan bayi. Di antaranya, makanan, pampers, dan baju bayi.

Pada kesempatan tersebut pula, Sahabat Dakwah berkesempatan untuk mengasuh beberapa balita, makan bersama, berbagi cerita, serta shalat berjamaah dengan warga panti.

“Kita tak akan pernah tahu skenario kehidupan ini. Jalani dengan selalu memberikan yang terbaik kepada sesama. Karena keringatmu adalah air mata dari kerja kerasmu. Maka janganlah engkau sia-siakan itu,” ujar Umi Latifah, mahasiswa semester 2 Prodi PGSD UAD. (AKN)

“Sahabat Dakwah” community of UAD Carried Out Charity Social Event

best regard for friends and propagation. By sharing, life would be beneficial

 

That is the motto of “Sahabat Dakwah”, one of communities in student Executive Board (BEM) of Ahmad Dahlan University (UAD). This community carried out social event of charity on Saturday (30/4/2016) at Mustika Tama orphan and foster home in Bantul, Yogyakarta special province.

This was a regular event of “Sahabat Dakwah” community. The fund for this event was from the program of “Infaq Sahabat”, the program of propagation fundraising using money box (celengan) to gather fund from all family member of UAD by take turn through “One Day, One Coin” scheme. With this scheme, all UAD students have an opportunity to share with others.

In this event, at 10.00-14.00 local time, there were 20 students participating in giving donation in the form of baby equipments such as food, diapers, and baby clothes.

In this event, the participants got a chance to share stories, pray in congregation, eat together with orphanage residents, and care for some toddlers.

“we will never know the scenario of life.  Live it by giving the best to others cause your secretion is the tears of your hard work. So, don’t waste your opportunity to do that”. Said Umi Latifah, the second semester student of primary teacher education (PGSD) study program of UAD. (AKN)

 

Seminar Nasional: Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi

Senin (2/05/2016), Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan seminar nasional yang mengusung tema “Peran Investasi dalam Pertumbuhan Ekonomi” di ruang auditorium kampus I. Acara ini diselenggarakan berkat bekerja sama Prodi Manajemen FE UAD dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Yogyakarta dan surat kabar Kedaulatan Rakyat.

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor II Drs. M. Safar Nasir, M.Si., Dekan FE Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si., para dosen FE, mahasiswa, dan tamu undangan dari instansi lain, di antaranya BCA, BNI, BPD, Bukopin, Bank Syariah Mandiri, BPR Solo, Asosiasi Program Studi Manajemen, Majelis Ekonomi PWM, Majelis Ekonomi PWA, serta ISEI.

Hadir sebagai pembicara yaitu Arif Budi Santoso (Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY), Dr. Taufik Hidayat, CFA. (Dosen Prodi Manajemen FE UAD), dan Robby Kusuma Harta (Ketua KADIN DIY). Seminar ini dimoderatori langsung oleh Roni Siyantoro selaku Pemimpin Redaksi Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.

Dalam kesempatan pertama, Dr. Taufik Hidayat menyampaikan, dalam investasi, masyarakat Indonesia masih menjadi follower.

“Kalau masih dipertahankan jadi follower maka tidak akan dapat apa-apa, sifat follower tidak pernah untung,” ungkap Taufik.

Taufik juga menambahkan bahwa kondisi investasi di Indonesia masih jauh jika melihat potensi yang dimiliki, seperti asuransi, dana pensiun, dan pasar modal.

Ia melanjutkan, harus ada constraints dalam meningkatkan investasi, seperti Investmen Horizon pendek; pemahaman mengenai fungsi dan bagaimana melakukan investasi; masih rendahnya partisipasi masyarakat pada asuransi, dana pensiun, dan pasar modal; serta program kesejahteraan hari tua masih belum menjadi prioritas.

Sementara itu, Arif Budi Santoso selaku pembicara kedua dalam seminar ini, lebih melihat investasi secara makro khusus di DIY. Ia menjelaskan, sektor yang paling berperan yang mendorong pertumbuhan ekonomi DIY adalah sektor industri sebesar 13%, pertanian 10% , hotel dan restauran 10%, dan konstruksi 9%. Sedangkan untuk pariwisata mencapai 35%. Arif menerangkan alasan pariwisata lebih besar, yakni karena pariwisata dapat menggerakkan berbagai sektor usaha di antaranya, perdagangan, industri pengolahan, transportasi, dan info komunikasi. Ia juga menambahkan bahwa di tahun 2025 akan menjadi kota pariwisata, pendidikan, dan budaya. 

Sementara untuk investasi di DIY, pada tahun 2015 akan mengalami penurunan 1,44% di banding tahun 2014. Pada tahun 2015 sebesar 4,34% dan tahun 2014 5,78%. Arif menjelaskan ada beberapa penghambat untuk investasi di DIY seperti mismatch (tenaga kerja, kualifikasi supply dan demand tidak sesuai), keterbatasan infrastruktur, dan kesulitan untuk memperoleh lahan. Arif juga menyarankan, jika berinvestasi di DIY sebaiknya yang berbentuk padat karya.

Dalam kesempatan yang sama, Robby menambahkan, kekuatan dan prospek yang dimiliki di DIY adalah di sektor pariwisata. Ia menjelaskan lima kekuatan yang dimiliki seperti, keris, batik, historis dan kultur, region spirituality, serta continually dan natural beauty. (doc)

 

 

Nasional Seminar: Investment Role in Economic Growth

On Monday (2/05/2016) a national seminar with the theme of The Investment Role in Economic Growth was held at auditorium Campus I by Management Department of Faculty of Economics (FE) University of Ahmad Dahlan (UAD). The event was held in collaboration with Association of Indonesian Economic Scholars (ISEI) chapter Yogyakarta and daily Kedaulatan Rakyat.

The event was attended by UAD’s Deputy Rector II Drs. M. Safar Nasir, M.Si., the dean of Faculty of Economics Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si., lecturers at the department, the students, and invited quests from BCA, BNI, Bukopin, Syariah Mandiri Bank, BPR Solo, Association of Management Departments, The Council of Economics of Regional Muhammadiyah Board, The Council of Economics of PWA.

The main speakers in the event were Arif Budi Santoso (Director of Indonesian Bank chapter Yogyakarta), Dr. Taufik Hidayat, CFA. (UAD’s lecturer at FE) and Robby Kusuma Harta (Chief of Indonesian Chamber of Commerce and Industry KADIN Yogyakarta chapter). The moderator of seminar was Roni Siyantoro an editor of daily Kedaulatan Rakyat.

In his first session Dr. Taufik Hidayat said that in investment field, Indonesian people are still at follower level. If we keep the post we will never get anything for followers get less profit.

He added that the condition for investment in Indonesia is far left behind compared to its potentials such as in insurance, pension, and capital market.

Moreover, he said there should be constraints in improving investment such as short Horizon Investment: the understanding of function and how to make an investment; the low people’s participation in insurance, pension, and capital market; and security programs for the old people.

 Meanwhile, Arif Budi Santoso as the second speaker dealt with macro-economics in Yogyakarta. He said that Yogyakarta’s economy is mainly supported by tourism 39% followed by industry 13%, agriculture 10%, hotel and restaurants 10%, and construction 9%. He said that tourism took the main role for it could stimulate other sectors such as trade, manufacture industry, transportation, and communication and information. He said that Yogyakarta would remain city of tourism, education, and culture by 2025.

 He said that investment in Yogyakarta dropped 1.44% this year compared to 2014 from 5.78% to 4.34%. Arif explained that there were some obstacles for investment in Yogyakarta such as mismatch (man power, supply and demand qualification imbalance), infrastructure condition, and land availability. He added that investment in Yogyakarta should be

Sementara untuk investasi di DIY, pada tahun 2015 akan mengalami penurunan 1,44% di banding tahun 2014. Pada tahun 2015 sebesar 4,34% dan tahun 2014 5,78%. Arif menjelaskan ada beberapa penghambat untuk investasi di DIY seperti mismatch (tenaga kerja, kualifikasi supply dan demand tidak sesuai), keterbatasan infrastruktur, dan kesulitan untuk memperoleh lahan. Arif juga menyarankan, jika berinvestasi di DIY sebaiknya yang berbentuk padat karya.

In the event, Robby added that Yogyakarta’s strength and prospects for investment is mainly in tourism. He said the supporting aspects were keris traditional dagger, batik traditional cloth, history and culture, region spirituality and preserving natural beauty.