Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Lagu tersebut tentunya tak asing di telinga kita. Lagu yang kita pelajari sejak duduk di bangku taman kanak-kanak dan terus diperdengarkan hingga jenjang pendidikan lebih tinggi. RA Kartini adalah sosok inspiratif bagi seluruh wanita Indonesia. Bagi orang dewasa, tentunya lebih mudah mengenal RA Kartini. Berbagai kisah mengenai dirinya dapat diakses melalui banyak media. Namun, bagaimana dengan anak-anak? Cukupkah mereka mengenal RA Kartini hanya dengan melihat gambar yang terpajang di dinding sekolah? Menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini? Membaca sejarah tentan g RA Kartini? Menggunakan pakaian tradisional serta mengikuti lomba-lomba dalam rangka memperingati Hari Kartini? Hal-hal tersebut yang sering saya lihat dan jumpai saat ini. Saya selalu tergelitik, cukupkah cara itu untuk meneladani sifat-sifat RA Kartini?
RA Kartini memiliki berbagai karakter positif yang dapat diteladani. Karakter tersebut yang membuatnya menjadi sosok yang mampu menginspirasi banyak orang. Sebagai contoh, tiga karakter RA Kartini yang dapat kita teladani dan ajarkan pada anak-anak adalah gemar membaca, menulis, dan membantu sesama. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana menanamkan tiga karakter tersebut pada anak-anak?
Sesuai tahap perkembangan kognitifnya, anak-anak berada pada tahapan operasional konkret, artinya mereka belum mampu berpikir secara abstrak. Oleh karena itu, berikanlah benda atau perilaku konkret untuk membantu mereka dalam belajar. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk membantu anak-anak meneladani sifat RA Kartini?
Reformulasi Gambar
Selama ini, gambar yang terpajang di dinding sekolah adalah gambar RA Kartini mengenakan kebaya dan tampak setengah badan. Melihat gambar tersebut, pesan apa yang dapat ditangkap anak-anak? Tentunya anak-anak akan berpikir bahwa jika mereka berkebaya maka mereka akan seperti RA Kartini. Oleh karena itu, kita dapat gunakan gambar dengan pose yang berbeda untuk mengajak anak meniru perilaku positif RA Kartini. Sebagai contoh, gambar RA Kartini dapat direformulasi sehingga muncul gambar RA Kartini ketika sedang membaca, menulis atau membantu sesama. Media gambar tersebut akan memberikan gambaran secara konkret mengenai perilaku RA Kartini yang dapat mereka teladani.
Gambar tersebut juga dapat dipasang di berbagai ruangan tertentu sesuai konteksnya. Sebagai contoh, gambar RA Kartini yang sedang membaca dapat ditempel di perpustakaan, gambar RA Kartini yang sedang menulis dapat ditempel di ruang kelas, sedangkan gambar RA Kartini yang sedang membantu orang lain (mengajar membaca, menulis, menjahit, membuat prakarya) dapat ditempel di ruang keterampilan. Gambar tentunya tidak akan berbicara banyak, oleh karena itu dapat dikuatkan melalui cerita.
Reformulasi Cerita
Selama ini, cerita tentang RA Kartini yang dipelajari oleh anak-anak adalah seputar sosok RA Kartini, yakni ia lahir, tentang orang tuanya, kisah, dan buku yang ditulisnya. Hal tersebut tampak abstrak di mata anak-anak jika tidak dijelaskan secara konkret. Oleh karena itu, guru dapat mereformulasi cerita dengan menekankan pada nilai-nilai keteladanan RA Kartini yang dapat dicontoh oleh anak-anak didiknya.
Hal yang dapat dilakukan adalah menindaklanjuti reformulasi gambar yang sudah saya jelaskan di atas dengan cerita. Awali dengan cerita bahwa RA Kartini adalah sosok yang cerdas. Mengapa ia cerdas karena ia gemar membaca. Selain itu, ia juga gemar menulis. Ia menuliskan apa yang ada dipikirannya. Ia belajar menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Apa manfaat menulis? Dengan menulis, membuat kita semakin mengingat hal-hal yang sudah kita pelajari. Selain itu, tulisan kita dapat terus dibaca oleh orang banyak dan bermanfaat untuk mereka.
Guru juga dapat menceritakan bahwa RA Kartini adalah guru yang hebat, ia mendidik anak-anak dan wanita-wanita di sekitarnya. Ia mengajarkan berbagai hal yang telah diketahuinya, seperti membaca, menulis, menjahit atau membuat prakarya lainnya.
Cerita tersebut diharapkan dapat menggugah anak untuk saling membantu teman-temannya. Sebagai contoh, ketika ada teman yang belum bisa membaca maka sebaiknya dibantu agar bisa membaca, ketika ada yang bisa membuat suatu prakarya tertentu maka dapat diajarkan ke teman-temannya. Tanamkan nilai bahwa dengan mengajarkan sesuatu yang sudah kita ketahui kepada orang lain maka akan membuat kita semakin pintar.
Itulah sekelumit ide yang dapat saya sampaikan terkait cara mengajarkan anak-anak meneladani karakter RA Kartini. Semakin dini belajar, semakin dini pembiasaan yang dilakukan maka karakternya akan semakin matang.