FKM UAD Selenggarakan Seminar Internasional Penyakit Tidak Menular

Beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular. Salah satu meningkatnya kasus ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat. Sehingga penyakit seperti kanker, diabetes mellitus, maupun  penyakit tidak menular lainnya meningkat. Untuk menyikapi meningkatnya jumlah kejadian penyakit tidak menular ini, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM-UAD) mengadakan seminar internasional dengan tema “Isu-isu Mengenai Penyakit Tidak Menular”. Seminar ini akan diselenggarakan pada (25-26/5/2016) di Hotel Cavinton Yogyakarta.

Pada seminar kali ini, FKM UAD mendatangkan berapa narasumber ahli di bidang tersebut. Sebagai pembicara utama yaitu Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti yang saat ini menjabat sebagai Dirjen SDM Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Narasumber yang lain yaitu Prof. Bhisma Murti, Ph.D. dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Lu Guo Dong, Ph.D. dari Guangxi Medical University Tiongkok, Prof. Supannee Promthet dari Khon Kaen University Thailand, dan Ciptasari Prabawanti, Ph.D. selaku peneliti dari The Science of Improving Lives USA.

Humas FKM UAD, Ahmad Ahid Mudayana, SKM.,MPH. mengatakan, seminar ini diharapkan dapat mengetahui secara lebih jelas perkembangan isu penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular yang selama ini diketahui masyarakat hanya untuk golongan menengah ke atas. Namun, pada perkembangannya penyakit tersebut saat ini juga banyak diderita oleh masyarakat golongan bawah. Di era program BPJS Kesehatan, sudah seharusnya perubahan tren itu menjadi perhatian lebih.

Menurut Ahid, dampak yang diakibatkan dari penyakit ini sangat banyak, tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga dari sisi ekonomi. Penyakit tidak menular membutuhkan biaya besar dalam proses penyembuhannya, tentu hal ini berdampak pada kemampuan ekonomi masyarakat, juga pemerintah.

“Jika penyakit ini tidak dicegah penyebarannya tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan secara finansial. Masyarakat akan semakin sulit untuk mandiri karena terhimpit ekonomi yang sulit. Sedang pemerintah juga harus siap menyediakan anggaran yang besar untuk menanggung biaya BPJS Kesehatan bagi masyarakat miskin. Maka dari itu, seminar internasional ini sangat penting untuk dilakukan. Sehingga dapat mencari solusi untuk mencegah peredaran penyakit tidak menular tersebut,” terangnya saat ditemui, Senin (25/4/2016)

 

FKM UAD conducts an International Seminar of Non-Communicable Disease

For the last few years, there has been an increasing number of patients with non-communicable diseases like cancer and diabetes mellitus. One of the causes is the changes of people’s lifestyles. Addressing this issue, Public Health Faculty of Ahmad Dahlan University (FKM UAD) is going to conduct an International Seminar with the theme “Issues of Non-Communicable Diseases” (25-26/5/2016) at Cavinton Hotel, Yogyakarta. 

In the seminar, FKM UAD is inviting some experts. The keynote speaker is Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti from Human Resources Directorate General of Research, Technology and Higher Education Ministry. Other speakers are Prof. Bhisma Murti, Ph.D. from Sebelas Maret University Surakarta, Prof. Lu Guo Dong, Ph.D from Guangxi Medical University China, Prof. Supannee Promthet fromKhon Kaen University, Thailand and Ciptasari Prabawanti, Ph.D., a researcher from The Science of Improving Lives USA.

Public Relation of FKM UAD, Ahmad Ahid Mudayana, SKM.,MPH. said that this seminar is aimed to give clear information about the increase of non-communicable diseases issues. To note, this kind of diseases is so far prevalent among middle to high classes but now, they also attack lower classes. The national health insurance from National Social Security Agency (BPJS) should be alert for this tendency.

According to Ahid, non-communicable diseases have extensive effects, not only related to health but also to people’s economy. The healing from these diseases requires more money than those of communicable diseases so that it affect the people’s as well as government economy.

‘If the spread of these diseases is not prevented, it will cause financial problem. It will be difficult for the society to be independent financially it spends more of their expenses. The government has also to provide big amount of budget to fund the BPJS cost for the poor society. Therefore, this seminar is important to find solutions toward the spread of non-communicable diseases, he said, on Monday (25/4/2016)

 

Improving Yogyakarta’s Private Universities

The Association of Indonesian Private Universities (APTISI) chapter Yogyakarta has done some efforts to improve the private universities (PTS) in the region.

‘The quality of all PTS at Yogyakarts Special Province (DIY) is improving.  But the degree of progress varies and becomes a concern for APTISI for the progress will not the subject of discrimination,’ said the chairman of APTISI chapter Yogyakarta Dr. Kasiyarno, M.Hum. at Campus I University of Ahmad Dahlan (UAD) last Tuesday (26-04-2016)

One of the efforts to further develop PTS is done by making a shared web-site address. According to the chairman APTISI is making a special web-site address containing any information of the 106 PTS at the region

‘The first step,’ said the chairman, who is also rector of UAD ‘is to develop synergy among PTS especially between the big and the small in providing learning facilities or sources due to their different conditions.

Furthermore, APTISI is collaborating with the regional government through its Regional Working Units (SKPD), which provide the fund and PTS provide the program to develop the region.

‘The program is expected to improve the quality of PTS especially for those PTS which are not institutionally accredited. Among the PTS more that 50% are not institutionally accredited. Only 27 PTS out of 106 are institutionally accredited. There are many problems related to this especially related to hman resources,’ he said.

Furthermore, Kasiyarno said among 106 private universities only 2 PTS are institutionally accredited A, 10 of them accredited B and 15 PTS are accredited C. The rests are still being supervised and are not yet accredited.

 

Upaya Meningkatkan Kualitas PTS Yogyakarta

Untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Swasta (PTS), ada beberapa hal yang akan dilakukan APTISI ke depan. 

“Kualitas PTS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semakin baik dan merata. Pemerataan kualitas ini menjadi PR sehingga tidak ada diskriminasi antara PTS satu dengan lainnya,” kata Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) DIY, Dr. Kasiyarno, M.Hum. di kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Selasa (26/4/2016).

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah pembuatan website bersama antar PTS. APTISI menurutnya, akan membuat website khusus yang isinya tentang informasi 106 PTS yang ada di DIY. 

Langkah lainnya, kata Kasiyarno yang juga menjabat sebagai Rektor UAD ini, membangun sinergi antara PTS besar dan PTS kecil dalam pemanfaatan resources sumber daya pembelajaran. Ini dilakukan karena tidak semua PTS memiliki resources yang standar. Karenanya, kerja sama untuk peningkatan kualitas tersebut penting dilakukan.

Selain itu, APTISI akan bekerja sama dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki dana untuk berbagai program kegiatan, sementara perguruan tinggi memiliki Tri Dharma. Kedua program ini akan disinkronkan sehingga bisa bekerja sama satu sama lain.

“Program tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas PTS. Apalagi belum semua PTS di DIY terakreditasi secara institusi. Dari 106 PTS yang ada, sebanyak 50 persen lebih bahkan belum terakreditasi secara institusi. Bahkan, yang sudah keluar akreditasinya baru 27 PTS saja. Kendalanya banyak, terutama faktor sumber daya manusia di perguruan tinggi,” katanya.

Lebih lanjut Kasiyarno menjelaskan, dari 106 PTS, yang baru terakreditasi A secara institusi hanya 2 PTS. Sedangkan yang terakreditasi B sekitar 10 PTS. Sementara yang terakreditasi C ada sekitar 15 PTS. Sisanya baru mengajukan dan banyak yang belum terakreditasi.

UAD Semakin Banyak Mencetak Para Juara

Tercatat selama 2014, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meraih 185 prestasi di berbagai bidang. Peningkatan tersebut terlihat pada tahun 2015. Terdapat 259 mahasiswa UAD yang meraih juara, baik nasional maupun internasional.

Sementara pada 2016 bulan Maret lalu, ada 19 lebih mahasiswa UAD sudah meraih juara. Yang terbaru adalah Juara 2 Lomba Essay Nasional The 4th Anniversary of HKMF  di Universitas Sriwijaya dan di GOR Ciracas, SETU Taekwondo Competition. UAD meraih 17 medali di antaranya 4 emas, 8 perunggu, dan 5 perak.

Pada Rabu (23/3/2016), Esti Utami, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), berhasil meraih Juara I Kompetisi Wirausaha Muda Istimewa Mahasiswa.

Peningkatan itu, tidak terlepas dari upaya-upaya yang telah dilakukan UAD. Salah satunya Wakil Rektor III, Dr. Abdul Fadlil, M.T. yang selalu mensosialisasikan dan memotivasi seluruh mahasiswa untuk senantiasa mempunyai tradisi berprestasi.

“Saya selalu memberikan informasi kepada mahasiswa setiap ada perlombaan, baik yang diadakan oleh Dikti, Perguruan Tinggi, maupun lembaga lain, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri,” terang Fadlil.

Selain informasi, kata Fadlil, pihaknya juga memberikan dukungan dana untuk mengikuti perlombaan mahasiswa.

“Agar kemampuan mahasiswa meningkat dan dapat meraih juara, kami memberikan pelatih agar mahasiswa bisa lebih leluasa mengembangkan kemampuannya. Pihak UAD selalu memberikan penghargaan atau tali asih kepada mahasiswa yang meraih juara,” tukasnnya.

 

UAD Produces More Title Holders

As long as 2014 the students of University of Ahmad Dahlan (UAD) secured 185 titles for their achievements in various fields. This number improved in 2015 with 259 national and international titles. By March 2016 the number has reached more than 19 students gaining the tattles including the newly secured title of second champion at National Essay Competition of 4th Anniversary of HKMF at Sriwijaya University and 17 medals i.e. 7 gold, 8 silver, and 5 bronze medals were gained by the students at SETU Taekwondo competition held at Ciracas Stadium. And last Wednesday (23/03/2016) Esti Utami a student of Indonesian Education Department (PBSI) became champion in Excellent Young Entrepreneur Student Competition

The improvement in the number title holders is the result of UAD’s effort. Among others done by Deputy III Rector Dr. Abdul Fadlil, M.T. who always encourages and motivates the students to get top achievement. ‘I always inform any championships held by Indonesian Higher Education Board, other national and international higher institutions,’ said Fadlil. Besides that UAD also provides the students with funds for the events he added.

‘In order to support the students to get their ambition, UAD provides trainers in their expertise to train them to be champions. Moreover UAD always awards grants for the champions.’ he added.

To Improve Its Quality, FKM Cooperates with Thailand

 

In order to strengthen its international networking, Faculty of Public Health University of Ahmad Dahlan (FKM UAD) cooperates with College of Public Health (CPHS) University of Chulalongkorn Thailand.

The signing of agreement was done at Office of Health Training Semarang on April 14th 2016 by the dean of FKM UAD Rosyidah, S.E., M.Kes. and Prathung Hongsranagon Vice Dean of CPHS

Similar agreements were also signed by 8 representatives of different colleges of Muhammadiyah public health. This was done to improve the colleges in future.

‘The cooperation aims at realizing FKM mission as an excellent faculty. This is very important to improve FKM human resources face Asean Community Market, which requires high quality human resources.’ said Rosyidah as she was asked in the event.

Moreover Rosyidah said that after the signing of agreement it was followed by its realization. Prathung said that he was happy with it. ‘We hope the cooperation will soon come into reality.’ Before the event FKM UAD had also cooperated with Khon Ken Univesity and this was the follow up of the well planned agenda.

Tingkatkan Kualitas, FKM UAD Jalin Kerja Sama dengan Thailand

Untuk memperkuat jejaring ke luar negeri, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM-UAD) melakukan kerja sama dengan College of Public Health Science (CPHS) Chulalongkorn University, Thailand.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan langsung oleh Dekan FKM UAD, Rosyidah, S.E., M.Kes. dan Prathung Hongsranagon selaku Wakil Dekan dari CPHS, di Kantor Balai Pelatihan Kesehatan Salaman, Semarang, pada (14/04/2016).

Selain FKM UAD, hadir juga delapan Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat Muhammadiyah yang melakukan kerja sama dengan CPHS. Kerja sama ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas FKM ke depan.

“Kerja sama ini sebagai upaya untuk mewujudkan visi FKM sebagai fakultas yang unggul. Tentu saja, ini sangat penting apalagi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, sehingga kualitas sumber daya yang dimiliki FKM bisa meningkat,” ungkap Rosyidah di sela-sela acara.

Lebih lanjut Rosyidah mengatakan, setelah ini, akan ada tindak lanjut untuk realisasi kerja sama.

 Prathung dan pihaknya merasa senang dengan hal ini. “Semoga kerja sama ini segera terealisasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, FKM UAD juga sudah menjalin kerja sama dengan Public Health Khon Kaen University, dan ini adalah tindak lanjut dan pengembangan dari agenda sebelumnya.

 

UAD Jembatani Sekolah Muhammadiyah Bangun Kerja Sama Internasional

 

Berlangsung di ruang sidang utama kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (16/4/2016), Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor UAD dan Aziz Samoh selaku Kepala Chariyathamsuksa Yayasan Sekolah Thailand menandatangani MoU dan MoA untuk memperkuat kerja sama yang telah berjalan sejak empat tahun lalu.

Sejak tahun 2012, UAD secara rutin telah mengirim alumnusnya untuk mengajar bahasa Inggris atau bahasa Arab di sekolah itu. Menurut laman oia.uad.ac.id, pertemuan tersebut tidak hanya untuk memperkuat kerja sama antara UAD dan sekolah di Thailand, tetapi juga membantu sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk membangun kerja sama internasional.

Kasiyarno dalam sambutannya mengatakan, “Dalam pertemuan ini, kami juga mengundang beberapa sekolah Muhammadiyah untuk memberi mereka kesempatan yang lebih besar untuk membangun kerja sama internasional.”

Selain Kepala Program Pendidikan Bahasa Inggris, R. Muhammad Ali, S.S., M.Pd., hadir pula beberapa dosen, perwakilan dari Kantor Wilayah Muhammadiyah (PDM), dan staf kantor international.

UAD juga mengundang beberapa mitra sekolah Muhammadiyah seperti TK ABA Nitikan, SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, SD Muhammadiyah Macanan, dan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

Pada MoU ini, UAD dan Chariyathamsuksa Yayasan Sekolah menyepakati beberapa poin. Kerja sama sebelumnya terus berlanjut, serta ditambah dengan mempersiapkan dokumen alumnus sebelum pergi ke Thailand.

Selanjutnya, dalam kesempatan itu, semua peserta dari sekolah-sekolah Muhammadiyah membahas kemungkinan kerja sama antara sekolah dan Chariyathamsuksa Yayasan Sekolah. SMP Muhammadiyah 3, SMA Muhammadiyah 2, dan Chariyathamsuksa Yayasan Sekolah sepakat untuk melakukan pembicaraan dan bercerita kompetisi Inggris di sebelah Juni/Juli. Acara ini akan diikuti dengan penandatanganan MoU.

 

UAD Help Muhammadiyah Schools to Cooperate with International Institutions

A memorandum of understanding and memorandum of agreement were signed at the main hall of campus 1 University of Ahmad dahlan (UAD) Yogyakarta on Saturday (16/04/2016) by Dr. Kasiyarno, M.Hum and his counterpart Mr. Azis Samoh the chief of Thai’s Chariyanthamsuka Foundation to strengthen the already 4 year-run cooperation.

UAD has so far sent its alumni to teach English and Arabic to the schools under the foundation since 2012. According to UAD sources at oia.uad.ac.id, the agreements are not only to strengthen the cooperation but to help Indonesia’s Muhammadiyah schools to do the same.

In his speech Kasiyarno said, ‘We invite some Muhammadiyah schools here to give them a chance to internationally cooperate with Thai’s schools.’

The event was also attended by UAD’s head of English Department R. Muhammad Ali, S.S.,M.Pd together with some lecturers, a representative of Muhammadiyah Regional Board (PDM) and UAD’s staff of International Cooperation Office.

UAD invited some representatives of its counterparts such as from Muhammadiyah’s Nitikan Kindergarten, adn Macanan Elementary School, Muhammadiyah 3 Junior School, and Muhammadiyah 2 Senior School

Chariyanthamsuka Foundation agreed to continue its cooperation by providing some documents for UAD’s alumni to come to Thailand.

Meanwhile, the representatives of Muhammadiyah schools discussed some possibilities to make other cooperation with the foundation, which resulted in planning to hold an English Speech Contest next June or July followed by the signing of the agreement.