IMM TDI Adakan T2

T2 merupakan singkatan dari Training Organization dan Training Administration. Kegiatan ini adalah salah satu program kerja bidang Organisasi Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah Universitas Ahmad Dahlan ( PK IMM TDI UAD).

Setelah dua rangkaian kegiatan (Rihlah IMM dan Pelatihan Sponsorship) dalam Gelora IMM TDI, T2 dilaksanakan pada pekan ketiga yakni Minggu (3/3/2016), yang bertempat di ITC (Information Technology Center) UAD, Jalan Kapas, Semaki, Yogyakarta.

Dalam kegiatan tersebut, dua pemateri yang didatangkan langsung dari Pimpinan Cabang (PC) IMM Djasman Al Kindi, Yogyakarta. Keduanya yaitu Satria Majid Jatmiko dan Imam Wildan Muttaqin yang masing-masing memaparkan materi tentang keorganisasian dan administrasi.

Sementara peserta, merupakan kader IMM TDI dan delegasi dari masing-masing komisariat IMM yang ada di UAD. Sehingga seluruh peserta berjumlah 50.

Selama pelatihan, peserta turut aktif mengikuti panduan yang diberikan oleh pemateri dengan langsung praktik cara berorganisasi yang baik. Juga ditunjang dengan fasilitas yang diberikan berupa komputer di Lab. Bahasa UAD dalam Training Administration.

β€œKegiatan T2 ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa agar terlatih dan memahami tata cara organisasi dan administrasi yang baik. Hal tersebut tentu sangat dibutuhkan bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan mereka di organisasi kampus maupun terjun di masyarakat kelak,” tutur Abdurrabbi Faqihuddin selaku ketua panitia T2 dalam sambutannya. (AKN)

The Youth Friendship of Muhammadiyah Held T2

Organization and Administration Training or T2 is one of working programs of the youth friendship of Muhammadiyah commissariat Faculty of Islamic Education and Teacher Training University of Ahmad Dahlan ( PK IMM TDI UAD).

After two successive activities (Rihlah IMM and Sponsorship Training) in accordance with Gelora IMM TDI, T2 was held at ITC (Information Technology Center) UAD on Kapas Street, Semaki, on the third Monday (3/3/2016)

Satria Majid Jatmiko and Imam Wildan Muttaqin from Djasman Al Kindi Muhammadiyah Board of Chiefs of Yogyakarta (PC) IMM presented organization and administration as they were invited to refresh cadres’ understanding on those matters.

While the trainees were 50 IMM TDI cadres from each commissariat of the youth friendship of Muhammadiyah in UAD.

During the training the participants actively followed the guidance from the presenters by practicing how to run the organization well. The event was supported by facilities such as computer and language laboratories especially for Administration training.

‘T2 program aims at training the students so that they understand and are well trained in organization as well as in administration matters well. As they are essential for the development of the organization at campus,’ said Abdurrabi Faqihuddin as the chief of committee in his opening speech. (AKN)

Some Ways To Attract Readers

One way of influencing people is through writing. Writing in mass media is an effective one for it reaches thousands of readers of different levels.

‘Lecturers’ number of ideas can be detected from their number of writing in journals and papers,’ said Drs. Octo Lampito, M.Pd as speaking in a workshop for writing popular articles for lecturers of University of Ahmad Dahlan (UAD) at Auditorium Campus I on Tuesday (05/04/2016)

‘The most important part in writing is that it is informative and acceptable for different levels. One can write different opinions or a bright idea,’ he added.

He commented that mass media mostly accepts actual issues, which public concern because they can affect many people. There should be conflicting ideas in the articles because they make the media develop.

He furthermore said, ‘Writing is a spiritual relief, when our names appear on papers, that’s what we want even though there are critical comments for it,’ as giving assignments to write opinions of their subject interests to the participants.

The event was attended by participants from 30 departments at UAD. The participants are expected to be able to share their knowledge to public.

‘Writing an article can be a form of proselytizer,’ said Dr. Abdul Fadlil, M.T. – Vice Rector III in his opening speech. If so far lecturers’ proselytizer is only addressed to students, now they can share their ideas outside class. One of them through mass media.

The event sponsored by public relation of UAD was preceded by similar workshop from Tempo editors. It is expected that the event can help the lecturers to share ideas related to their expertise on papers.

Open Recruitment International Buddies Program UAD

Open Recruitment

INTERNATIONAL BUDDIES PROGRAM




Program merekrut mahasiswa UAD untuk mendukung dan membantu

mahasiswa internasional UAD agar bisa beradaptasi dengan UAD,

Yogyakarta, dan Indonesia dengan baik.



Keterangan lebih lanjut ada di poster atau cek di

http://www.oia.uad.ac.id/open-recruitment-international-buddies-program

Bringing Indonesia Fairy Tale Alive: Program Pembekalan Kepulangan Mahasiswa Asing UAD 2014-2015

Program Pembekalan Kepulangan Mahasiswa Asing

Universitas Ahmad Dahlan

Tahun Ajaran 2014/2015



“BRINGING INDONESIAN FAIRY TALE ALIVE”



TEMPAT: AUDITORIUM KAMPUS I UAD

JL. KAPAS NO. 9 YOGYAKARTA



WAKTU: SABTU, 6 JUNI 2015

                PUKUL 12.30 – 15.00



DRESS CODE: BATIK



GRATIS NONTON PERTUNJUKAN SENI BUDAYA SEPERTI TARI, MUSIK DAN DRAMA

Cara agar Ide Menembus Orang Lain

 

Salah satu menembus ide kepada orang lain adalah dengan menulis. Menulis ke media masa salah satu yang paling efektif, karena media masa dibaca oleh banyak kalangan dan pembacanya ribuan.

“Bagi dosen yang mempunyai banyak gagasan, hasil penelitian bisa diketahui lebih luas. Salah satunya dengan menulis,” kata Redaktur Kedaulatan Rakyat (KR), Drs. Octo Lampito, M.Pd. saat memberikan pelatihan artikel ilmiah populer bagi dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di ruang sidang kampus I, Selasa (5/4/2016).

“Dalam menulis yang paling penting adalah informatif, bisa dinikmati oleh banyak kalangan.  Tulislah pandangan perbedaan dan gagasan atau ide yang mencerahkan,” lanjut Okto.

Ia juga menjelaskan, media sangat suka dengan yang berbau aktual. Tulisan yang sangat dekat dengan pembaca akan disukai oleh media karena mempunyai dampak yang dapat dirasakan masyarakat. Tentu harus ada konflik yang ditulis, dan semua media menyukai kemajuan atau progres.

“Menulis itu kepuasan batin, ketika nama kita terpampang di media, akan merasa puas. Bahkan ketika banyak dikomentari,” paparnya sambil memberikan tugas kepada para peserta untuk mempraktikkan menulis opini sesuai dengan bidang masing-masing.

Acara pelatihan tersebut diikuti oleh sekitar 30 program studi yang ada di UAD. Dari pelatihan ini, diharapkan dosen dapat menyalurkan keilmuannya kepada masyarakat luas.

Menulis salah satu dakwah, kata Wakil Rektor III, Dr. Abdul Fadlil, M.T. dalam pembukaannya. Jika selama ini dakwah yang dilakukan oleh dosen hanya pada mahasiswa. Maka akan lebih baik lagi kalau dakwah dilakukan di luar perkuliahan. Salah satunya menulis ke media masa.

Acara Humas UAD ini sebelumnya juga mengadakan pelatihan yang sama dengan pembicara dari Tempo. Diharapkan, acara tersebut memudahkan dosen menuangkan ide dan keilmuannya dalam tulisan di media masa.

 

UAD Alumni Benefitted from Organizational Experiences at Campus When Teaching in Hinterland of Kalimantan

‘Should you be a teacher here, don’t be afraid’

Harsiwi shared her experience as a teacher at a hinterland of Kalimantan exactly at Gerantung village, Monterado district, Bengkayang regency. ‘No electricity, signal, and lack of clean water are ordinary problems, but how about teaching a 20 year-old class X student?

‘Consider him as if he were our brother or son,’ Siwi, as she is often called by her nickname, said after being asked by Kabar UAD through WhatsApp on Thursday (11/02/2016).

            Siwi got her chance to be a member of Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan dan Tertinggal (SM-3T) or University Graduate Teaching at Underdeveloped Frontiers in 2015. She was sent to the area.

The alumnus of Indonesian Language Education of University of Ahmad Dahlan (PBSI – UAD) admitted that she learned a lot from being a member of extra university organization such as developing a team work with her colleagues. Her experience in PBSI’s Kreskit bulletin encouraged her to teach journalism and managed her students to publish wall magazines.

            ‘There are still many illiterate people here. I used to be active in organization, used to manage the members especially Extra Curricular Organization (OSIS), and used to cooperate with others. So I got no difficulty in working together with other SM-3T members.

Since long time ago, this girl with glasses has eagerly insisted on implementing or disseminating her knowledge she got from school or campus.

Driven by her curiosity toward the portrait of education in Indonesia, Siwi, Bangka girl was motivated to join SM-3T program. According to her, one-year dedication in hinterland is not enough as teacher in hinterland is badly needed.

‘I want to give new positive experience to the children,’ she said. Not only do they need teachers but they need facilities as well. Moreover they need quality education.The least attention we gave, the more appreciation they responded,’ she said.

            Siwi hopes more qualified UAD students of Teacher Training and Education Faculty join in SM-3T program willingly. Other parts of the country need assistance and sacrifice of youth’s ideas, devotion for the Indonesia’s future.

            Besides siwi, there are other UAD alumni who join this SM-3T program. They are Nur Pratama dan Mita Septiana (PBSI alumni of 2010), Candra Jati (alumnus of Mathematics Education Department 2010, Tri Bintang (alumnus of Guidance and Counseling Department 2010), Anggit (alumnus of Physics Education Department2010), and many more.

Siwi also shared tips for joining SM-3T program such as making up mind and having determination, preparing for the test, being prepared physically and mentally. When accepted as a member of SM-3T team, one should make a careful plan, especially the program for Indonesia’s children at frontiers. For further information visit http://dikti.go.id/sm3t/.  Develop our nation and educate our children to be the bright ones.

Mengajar di Pedalaman Kalimantan, Alumni UAD Rasakan Manfaat Organisasi saat Kuliah

“Di sini, kalau takut, jangan jadi guru.”

Susah sinyal, susah air jernih, jarang listrik, itu sudah menjadi hal biasa. Namun, bagaimana jika siswa kelas X ada yang umurnya 20 tahun? Tentu ini luar biasa. Begitulah yang ditemui Harsiwi di Kabupaten Bengkayang, Kecamatan Monterado, Desa Gerantung, Kalimantan Barat.

“Anggap saja mereka adik atau anak kita,” kata Siwi, panggilan Akrabnya saat di wawacancarai tim Kabar UAD lewat WhatsApp, Kamis (11/2/2016).

Tahun 2015 lalu, Siwi lolos program pemerintah Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Dia dikirim ke pedalaman Kalimantan.

Alumni Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI-UAD) ini mengaku, ilmu yang didapat di organisasi kampus dulu sangat berguna untuk kerja dengan tim yang baru di tempat tersebut. Aktif di buletin Kreskit PBSI juga dapat diterapkan untuk mengajar jurnalistik dan membuat mading.

“Di sini (di daerah pedalaman) masih banyak yang belum bisa baca dan tulis. Karena saya dulu aktif di organisasi, saya aktif memberikan arahan organisasi kepada siswa khususnya OSIS, dan sosialisasi kerja dengan rekan kerja di sekolah maupun teman-teman SM-3T.

Dari dulu, perempuan berkacamata ini ingin sekali mengaplikasikan atau menyebarkan ilmu yang telah dipelajari baik saat sekolah maupun ilmu di bangku kuliah dulu.

Didorong rasa ingin tahu potret pendidikan Indonesia, perempuan asal Bangka ini tergerak untuk ikut SM-3T. Baginya, waktu setahun untuk pengabdian yang diberikan cukup singkat, jika mengingat tenaga pengajar di pedalaman memang sangat dibutuhkan.

“Saya ingin memberikan hal-hal positif yang sebelumnya belum diketahui oleh anak-anak,” ucapnya.

Bukan hanya tentang sarana dan prasarana, tapi juga mutu pendidikannya. Berapa pun, bahkan sekecil apa pun perhatian kita untuk anak-anak, sangat berarti bagi mereka.

Siwi berharap mahasiswa UAD, khususnya FKIP atau yang memenuhi syarat untuk mendaftar SM-3T, jangan ragu untuk mendaftar. Di daerah lain yang mungkin sebelumnya tidak ada dalam bayangan kita, sangat memerlukan tenaga, pikiran, dan perjuangan untuk setidaknya membantu perjuangan anak-anak Indonesia yang juga ingin maju.

Selain Siwi, ada juga alumni UAD yang ikut SM-3T, yaitu Nur Pratama dan Mita Septiana alumni PBSI 2010. Candra Jati alumni Pendidikan Matematika 2010, Tri Bintang alumni Bimbingan Konseling 2010, Anggit alumni Pendidikan Fisika 2010, dan masih banyak lagi.

Siwi juga berbagi tips bagi mahasiswa UAD yang mau ikut SM-3T. Di antaranya, mantapkan dan luruskan niat, belajar materi yang diujikan, serta siapkan fisik dan mental. Selain itu, rencanakan apa yang akan dilakukan di daerah, khususnya untuk anak-anak Indonesia di daerah 3T. Info lebih lanjut buka laman http://dikti.go.id/sm3t/. Salam maju bersama mencerdaskan Indonesia.(Sbwh)

UAD Raih 3 Piala dalam Lomba Darmasiswa Got Talent

 

Bertepatan pada 17 Maret 2016, Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan lomba dengan tema “Darmasiswa Got Talent”. Lomba ini diadakan di Kantor Urusan Internasional UNDIP. Lomba diikuti oleh darmsiswa  dari hampir seluruh universitas se-Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini, dua darmasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yaitu Liana Snytsar (Ukraina) dan Shakir Samadamaeng (Thailand) mengikuti lomba pidato bahasa Indonesia. Serta satu tim tari darmasiswa yang terdiri atas Liana Snytsar (Ukraina), (Kim Soo Yeon (Korea Selatan), dan Li Lening (Tiongkok) mengikuti lomba pergelaran seni Indonesia. Tim tari darmasiswa UAD  pada kesempatan tersebut menarikan tari piring yang merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat.

Sebelum mengikuti lomba ini, tim darmasiswa berlatih dengan tekun setiap sore hari selama kurang lebih satu bulan. Sehingga Liana Snytsar dapat meraih juara satu dan Shakir Samadamaeng meraih juara dua dalam lomba pidato bahasa Indonesia. Selain itu, tim tari juga meraih juara dua dalam lomba pergelaran seni Indonesia.

Dalam lomba tersebut, banyak peserta dari universitas lain yang mengagumi kemampuan berbahasa Indonesia darmasiswa UAD. Mereka dengan semangat mendekat dan mengajak berkomunikasi langsung.

Kerja Keras Tidak Akan Berkhianat

 

Sadar bahwa bidang akademis saja tidak cukup untuk membanggakan kedua orang tua, Iffah Mayasari akhirnya menekuni hobi pencak silat. Mahasiswi prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (PBI-UAD) ini bertekad mengembangkan hobi tersebut.

Alhasil, ketekunan putri dari pasangan Bapak Lugiman dan Ibu Umi Masitah ini berbuah manis. Beberapa gelar juara pernah diraih dalam event Kejuaraan Nasional Pencak Silat antar Perguruan Tinggi IV, V, VI; kategori ganda putri berpasangan dengan Zulfa yang diselenggarakan di UNHAS dengan meraih juara I kategori ganda putri, 2012; UPN Veteran Yogyakarta dengan menyabet juara II kategori ganda putri, 2013; dan di UGM  menjadi juara II kategori ganda putri, 2014.

Prestasi itu tidak berhenti di level perguruan tinggi saja. Ia juga berhasil lolos seleksi sebagai atlet pencak silat Pelatda DIY. Untuk meraih prestasi yang lebih tinggi, Iffah mengganti KTP dari Lampung ke Yogyakarta agar bisa mengikuti berbagai ajang perlombaan.

Untuk meningkatkan kemampuannya, ini berlatih lebih keras untuk meningkatkan teknik, fisik, dan chemistry dengan pasangan gandanya.

“Begitulah rutinitas saya. Pagi harus joging, sore latihan di kampus, malamnya harus latihan di Sleman. Apa yang saya makan juga harus diatur, tidak boleh minum es, makan makanan pedas, dan instan,” ucapnya dengan sedikit tawa saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Kamis (17/3/2016).

Perempuan ini pernah mengikuti seleksi Pra-PON DIY. Namun, akhirnya ia harus mengurungkan keinginannya karena fokus pada skripsi. Selain itu, ia juga merelakan off dari Pelatda DIY.

“Sebenarnya skripsi bukan kendala, tetapi saya harus fokus pada salah satu hal agar bisa mendapat hasil maksimal,” tutur perempuan yang meraih IPK sangat memuaskan tersebut.

Putri kelahiran Lampung 28 November 1993 ini memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi pelatih. Ia ingin meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebelum pulang ke kampung halamannya.

“Saya harus bisa mengalahkan diri sendiri, siap menerima kekalahan, melawan rasa malas. Saya percaya bahwa kerja keras tidak akan berkhianat,” kata perempuan yang wisuda pada Sabtu, (19/3/2019) tersebut.