Pelajaran Dari Idul Kurban

Sudaryanto

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta

Belajar dari Ibrahim

Belajar takwa kepada Allah

Belajar dari Ibrahim

Belajar untuk mencintai Allah

Snada, “Belajar dari Ibrahim”

Momentum Idul Adha atau Idul Kurban yang jatuh pada 10 Dzulhijjah ini, bermula dari kisah Nabi Ibrahim AS dan anaknya, Ismail. Setiap tahun kita, umat Islam di seluruh dunia selalu mengenang dongeng suci tersebut. Meski kisah tersebut telah terjadi pada puluhan atau ratusan tahun silam, ajaibnya makna dari kisah Nabi Ibrahim dan anak semata wayangnya itu selalu hidup sepanjang masa. Sekurang-kurangnya ada pelajaran yang dapat kita petik di balik kisah tersebut.

Dalam kacamata saya, ada tiga pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim AS dan anaknya itu. Pertama, pelajaran ketaatan. Dikisahkan, Nabi Ibrahim ialah sosok Nabi yang taat kepada perintah Allah SWT. Termasuk tatkala ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya. Al Quran menggambarkan secara tegas bahwa Ibrahim, istri dan anaknya, Ismail, adalah orang-orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Kata Ibrahim dalam doanya, “Sesungguhnya shalatku, pengorbananku, hidup dan matiku kepunyaan Allah Rab al-Alamin…”. Ismail juga demikian: ia siap disembelih sesuai dengan perintah Allah. Bagi Ibrahim dan keluarganya, mencintai Allah SWT merupakan titik awal dan akhir dari perjalanan hidupnya yang sarat liku-liku. Karena itu, Idul Kurban juga merupakan simbolisasi dari cinta kita kepada Allah SWT, Dzat Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kedua, pelajaran berbagi kepada sesama. Seusai shalat Idul Adha, biasanya dimulai prosesi pemotongan hewan kurban di pelataran masjid. Setelahnya, daging hewan kurban tadi diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti fakir miskin dan kaum dhuafa. Atau, jika memungkinkan dapat pula didistribusikan kepada pengelola panti asuhan dan pondok pesantren di daerah lainnya. Pendek kata, kebermanfaatan hewan kurban itu menjadi jelas.

Dalam hal ini, semangat berbagi kepada sesamaβ€”seperti pada peristiwa Idul Kurbanβ€”mestinya lebih dikedepankan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah masyarakat yang kian egois dan materialistis, semangat berbagi kepada sesama perlu ditumbuhkan, meski hal itu tidaklah semudah menyimak khotbah. Alangkah bijaknya semua orang memiliki semangat berbagi kepada sesama, terlepas dari status sosial, agama, pekerjaan, maupun suku/ras.

Ketiga, pelajaran berkorban demi orang lain. Dalam kisahnya, Nabi Ibrahim AS berkorban perasaan dengan cara meninggalkan istri dan anaknya di tengah gurun yang kering kerontang. Saat ditanya oleh Hajar istrinya, mengapa dirinya dan Ismail ditinggalkan di sana, Ibrahim hanya berujar singkat, “Ini perintah dari Allah SWT.” Baik Hajar maupun Ibrahim sama-sama memiliki keyakinan bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hamba yang bertawakal kepada-Nya.

Jika diresapi dalam-dalam, kisah Nabi Ibrahim, istri dan anaknya itu, mengajarkan kepada kita perlunya pengorbanan dalam kehidupan ini. Sebagai guru/pendidik, Anda dituntut memiliki pengorbanan yang luar biasa bagi anak didik Anda. Demi kesuksesan hidup mereka, Anda siap berkorban banyak hal. Semoga kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya itu tak hanya menjadi tradisi agama, tetapi juga menginspirasi semua orang untuk berkorban dalam hidup ini.[]

Read more

Perang Indentitas Pemicu Konflik Sosial

Wajiran_S.S._PBI

Oleh

wajiran, S.S., M.A.

(Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Konflik merupakan sebuah upaya untuk menyingkirkan kelompok lain, sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan antar kelompok itu. Pemicu adanya konflik ada yang bersifat sederhana, tetapi ada juga yang bersifat sangat kompleks. Konflik yang bersifat sederhana umumnya disebabkan karena adanya kesalahpahaman antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan konflik yang kompleks memiliki sifat politis karena dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan yang lebih besar daripada isu-isu yang menjadi sumber konflik itu sendiri. Seperti isu-isu yang berkaitan dengan konflik agama di beberapa daerah mungkin saja hanya sebagai sumbu penyulut saja, tetapi di belakang terjadinya konflik itu ada suatu kepentingan politik yang melatari terjadinya konflik itu.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan membuat kelompok-kelompok sesuai dengan kepentingan mereka. Kelompok-kelompok juga ditentukan oleh adanya kesamaan ciri-ciri tertentu; seperti warna kulit, persamaan paham (keagamaan/kepercayaan), teritori (bangsa), umur, profesi, dan lain sebagainya. Masing-masing kelompok ini pun bersifat sangat resisten terhadap kelompok lain agar kepentingan mereka tidak diganggu. Itu sebabnya konflik mudah sekali menjalar menjadi besar karena adanya kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kepentingan tersebut. Konflik karena perbedaan-perbedaan inilah sebenarnya yang disebut dengan perang identitas.

Identitas berasal dari kata Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan yang lainnya. (id.shvoong.com)

Berdasarkan pengertian identitas tersebut, maka sangat tidak mungkin konflik bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Karena setiap orang dikodratkan berbeda antara satu dengan yang lain. Manusia juga akan memiliki kecenderungan untuk memiliki kepentingannya masing-masing. Itu sebabnya konflik akan selalu ada dan menjadi sesuatu yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik oleh masing-masing orang.

Konflik yang terjadi di Myanmar, konflik Sampang-Madura, juga tawuran yang dilakukan geng motor merupakan contoh konflik identitas. Konflik di Myanmar adalah upaya pembasmian orang Rohingya yang disebabkan oleh multi faktor; agama, teritori, ras, suku, etnis dan kepentingan lainnya. Secara agama kelompok Rohingya berbeda dengan penduduk asli Myanmar yang mayoritas Hindu, sedangkan secara etnis/suku mereka adalah orang-orang keturunan India dan China. Mereka sebagai pendatang baru dianggap akan mengganggu kepentingan penduduk asli atas dasar kedaulatan negara mereka. Itu sebabnya, semua konflik yang terjadi di manapun sangat dipengaruhi oleh adanya perbedaan identitas.

Penyelesaian sebuah konflik yang dilatari multi faktor membutuhkan waktu yang cukup panjang. Diperlukan adanya usaha penyadaran kepada setiap individu bahwa perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan. Setiap orang harus berpegang pada prinsip saling menghargai dan menghormati atas perbedaan atara satu dengan yang lainnya. Perbedaan adalah anugrah yang diberikan Tuhan untuk menguji kesabaran setiap manusia. Karena tidak akan pernah ada seorangpun yang sama persis dengan diri kita. Itu sebabnya tidak ada jalan lain kecuali menerima dan menghormati perbedaan itu.

Komunikasi yang baik merupakan sebuah usaha untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antarkelompok. Komunikasi ini merupakan proses pendidikan yang akan memberi kesadaran untuk saling menghormati adanya perbedaan. Setiap orang harus disadarkan bahwa keindahan hanya dapat diraih dengan penggabungan perbedaan-perbedaan. Seperti halnya dalam tubuh kita, keindahan diri kita tidak akan pernah tercapai kecuali adanya perbedaan-perbedaan dari bagian tubuh kita yang lain. Hanya kombinasi banyak warna lah yang dapat menghasilkan keindahan dalam lukisan. Hal ini mengindikasikan bahwa jika kita ingin hidup dengan indah dan mencapai kesempurnaan maka kita harus berdamai dengan berbagai perbedaan itu.

Pendidikan merupakan upaya memberikan informasi sekaligus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Itu sebabnya melalui proses pendidikan akan wawasan kehidupan yang baik yang dapat mengurangi adanya konflik berkepanjangan. Sikap saling menghormati dan menghargai harus dikedepankan dalam memandang adanya perbedaan. Itu sebabnya, dibutuhkan kebijakan yang adil dari para pemimpin agar dalam mengambil keputusan tidak mengesampingkan yang lain. Karena pada hakekatnya konflik juga sering dipicu oleh penguasa yang dholim terhadap kelompok lain yang akhirnya menyulut adanya konflik horisontal di dalam masyarakat. Wallahua’lam bishawab.

Read more

Terbit SK Pengangkatan Wakil Rektor UAD

Telah terbit surat keputusan nomor: 222/KEP/I.3/D/2012 mengenai pengangkatan wakil rektor I bidang konsolidasi dan peningkatan kualitas akademik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) masa jabatan 2012-2016 atas nama Drs. Muchlas, MT; surat keputusan nomor:223/KEP/I.3/D/2012 mengenai pengangkatan wakil rektor II bidang pengelolaan sumberdaya UAD masa jabatan 2012-2016 atas nama Drs. Muhammad Safar Nasir, M.Si; surat keputusan nomor:224/KEP/I.3/D/2012 mengenai pengangkatan wakil rektor III bidang pengembangan mahasiswa dan pemberdayaan alumni UAD masa jabatan 2012-2016 atas nama Dr. Abdul Fadlil, M.T.; dan surat keputusan nomor:225/KEP/I.3/D/2012 mengenai wakil rektor IV bidang kerja sama dan urusan international UAD masa jabatan 2012-2016 atas nama Prof. Sarbiran M. Ed., Ph.D.

Insya allah pelantikan wakil rektor dilaksanakan pada hari Selasa, 13 November 2012, jam 18.30-21.00 WIB, bertempat di Auditorium Kampus 1 UAD Jl. Kapas No.9 Semaki 9 Yogyakarta.

Wakil rektor masa jabatan 2012-2016 tersebut menggantikan wakil rektor 1 atas nama Dr. Dwi Sulisworo, MT, Plt Wakil Rektor II Drs. Suseno, MM, dan Wakil Rektor III Drs. Muchlas, MT.

Read more

Kuliah Kerja Nyata Internasional Universitas Ahmad Dahlan di Mesir

KKN_DI_MESIR

“Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Mesir merupakan langkah strategis”, demikian diungkapkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Mesir, Prof. Dr. H. Sangidu, M.Hum., dalam Upacara Penerimaan Mahasiswa KKN Internasional UAD di Kantor KBRI Cairo Rabu (31/11). Lebih lanjut Prof Sangidu mengatakan bahwa sepengetahuannya KKN Internasional yang dilaksanakan UAD ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi di Indonesia. “KKN Internasional ini dapat dipandang sebagai wujud soft diplomacy di suatu Negara dan karena itu kami bersinergi dengan UAD” tegas Prof Sangidu yang juga dosen UGM itu.

KKN Internasional UAD di Mesir ini diikuti oleh 33 orang mahasiswa Program Studi Sastra Arab, Fakultas Agama Islam Unversitas Ahmad Dahlan. Peserta KKN Internasional UAD di Mesir diserahkan oleh Rektor Universitas Ahmad Dahlan, Drs. H. Kasiyarno, M.Hum kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Mesir yang merupakan mitra UAD dalam pelaksanaan KKN Internasional tersebut. Dalam upacara penyerahan Rektor UAD didampingi oleh Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, Drs. H. Jabrohim, M.M., dan Ketua Program Studi Sastra Arab Abdul Mukhlis, M.A.

Dijelaskan oleh Jabrohim, KKN Internasional UAD di Mesir ini mengambil tema “Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Budaya Indonesia dalam Rangka Membangun Citra Bangsa dan Negara”. Kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa selama sebulan tersebut meliputi kegiatan pengenalan sastra Indonesia kepada masyarakat Mesir, mengenalkan dan melaksanakan gotong royong yang merupakan budaya khas Indonesia, melaksanakan pertandingan persahabatan di bidang olahraga, mengenalkan seni berbagai daerah di Indonesia dan daerah keindahan daerah asal seni tersebut, memperkenalkan dan mengajarkan bahasa Indonesia kepada masyarakat Mesir melalui kursus-kursus.

Lebih lanjut Jabrohim yang juga Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga Pimpinan Pusat Muham-madiyah itu menjelaskan bahwa melalui KKN Internasional ini para mahasiswa diwajibkan untuk memperkenalkan karya-karya sastra yang ditulis oleh para sastrawan Muhammadiyah seperti Hamka, Kuntowijoyo, Taufiq Ismail, Abdul Hadi WM, Emha Ainun Nadjib, dan lain-lain. Program ini dipilih sebagai bentuk komunikasi Muhammadiyah dengan sesama umat manusia di bidang seni yang merupakan lingkaran kelima kegiatan seni budaya di Muhammadiyah. Salah satu karya yang sudah dipersiapkan dalam bentuk terjemahan dalam bahasa Arab oleh mahasiswa peserta KKN Internasional UAD adalah Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya Hamka.

Di bidang pengenalan dan pengajaran bahasa Indonesia, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Mesir yang memberikan dukungan yang tinggi atas pelaksanaan KKN Internasional UAD di Mesir ini telah menyiapkan buku panduan pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (dalam hal ini penutur berbahasa Arab). Buku tersebut ditulis oleh sebuah tim yang beranggotakan 13 orang dengan penyunting Prof. dr. H. Sangidu, M.Hum dan Drs. Moh Masrukhi, M.Hum, diberi judul Permata Bahasa. KKN Internasional UAD di Mesir yang pertama ini juga didukung dengan penuh oleh Pusat Studi Indonesia dan Suez Canal University, Ismailia, Mesir (Humas LPM UAD).

Read more

Kunjungan Canal Suez University dan Mahasiswa UAD KKN Di Mesir

Ada 33 Mahasiswa Sastra Arab Universitas Ahmad Dahlan melakukan KKN di Kairo Mesir. Pembekalan dan penerjunan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kota yang terkenal dengan Sungai Nil ini berlangsung pada tanggal 30 Oktober s.d 03 November 2012.

Berkaitan dengan kegiatan KKN mahasiswa UAD ke Mesir tersebut, Rektor UAD Drs. Kasiyarno. M. Hum menjelaskan bahwa mahasiswa yang melaksanakan KKN di tempatkan di berbagai lokasi. Ada yang berada di sekolah, di universitas, dan ada di kedutaan Mesir.

Dalam kesempatan KKN tersebut ikut mendampingi Rektor UAD Drs. Kasiyarno.M.Hum ke Mesir adalah Drs. H. Jabrohim selaku kepala LPM (Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat) dan Kaprodi Sastra Arab Abdul Mukhlis, S.Ag., M.Ag.

Saat ditemui di ruang kerjanya (07/11) Kasiyarno menegaskan bahwa KKN di luar negeri tersebut membuktikan UAD serius untuk Go International.

Dalam rangka semakin mengukuhkan UAD go international secara khusus di Timur Tengah, Selasa (06/11/2012) pihak Canal Suez University Kairo melakukan kunjungan ke UAD. Kunjungan dari Canal Suez University Kairo diterima langung oleh Rektor Universitas Ahmad Dahlan di ruang kerja rektor.

Saat kunjungan itu dilakukan penandatangan Memorandum Of Understanding (MOU) antara UAD dengan Canal Suez University dalam rangka meningkatkan kerjasama bidang pengabdian masyarakat, penelitian, dan akademik. (Sbwh).

Read more

Penerimaan Tenaga Sukarela Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang ingin belajar terjun di dunia kerja dan menjadi relawan. Biro Akademik dan Admisi (BAA) membuka penerimaan tenaga sukarela mahasiswa. Monggo yang berminat hubungi langsung ke BAA PMB UAD.

tenaga_relawan_UAD

Read more

UAD Juara Nasional dan Internasional Fotografi

Juara_fotografi

Kali ini Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Lensa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) unjuk prestasi. Buktinya salah satu anggota UKM Fotografi Lensa UAD yang bernama Dinda Ayu Lestari Priyono, mahasiswi semester 5 program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) berhasil meraih juara 1 ajang Canon Photo Marathon 2012.

Kegiatan Canon Photo Marathon 2012 dilakukan di 5 negara se-Asia. Lima negara ini adalah India, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Secara khusus kegiatan Canon Photo Marathon di Indonesia digelar di 3 kota, yaitu Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.

Dinda memilih Yogyakarta sebagai ajang menguji kemampuannya. Dan kualitasnya mengabadikan moment teruji. Dia berhasil meraih juara 1 dari 800 peserta yang mengikuti kontes foto tersebut.

Foto yang dijepret Dinda berlokasi di Keraton Yogyakarta. Adapun objek yang dibidik adalah abdi dalem keraton dan pengunjungnya. Warna gambar yang dipilih dengan menggunakan mode hitam dan putih. “Memilih mode hitam dan putih karena berdasarkan pertimbangan warna objek dan pencahayaan di sekitarnya” tutur Dinda saat jumpa pers dengan Forum Wartawan UAD, Senin (11/05).

Selain memperoleh juara satu pada lomba tersebut, Dinda juga sukses meriah juara 1 pada kompetisi fotografi yang diselenggarakan oleh Permedia Universitas Utara Malaysia (UUM). Kompetisi diinisiasi oleh UMM pada tanggal 3 Oktober – 6 Oktober 2012.

Tidak hanya Dinda, anggota UKM Lensa bernama Firsto Adi Prasetya berhasil meraih juara ke-2 kontes fotografi yang gagas oleh UMM. “Foto yang diambil adalah foto air mancur yang berada di depan kantor rektorat UUM dengan tehnik slow speed untuk menimbulkan efek seperti air mancur yang benar-benar mengalir dengan deras. Pengambilan sudut atau angel dari bawah karena ingin juga memperlihatkan birunya langit pada saat itu” jelas mahasiswa semester 7 Program Studi Teknik Informatika ini.

Wahyu Hidayat mengikuti jejak rekan-rekannya mengukir prestasi. Mahasiswa Fakultas Hukum ini juga meraih juara 3 pada Jambore Mahasiswa Fotografi Indonesia tingkat Nasional (JFMI) di Universitas Negeri Mataram Nusa Tenggara Barat.

Wahyu berhasil menjadi juara 3 setelah mengalahkan 400-an peserta lainnya. Wahyu menuturkan bahwa Jambore ini bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi antar mahasiswa pecinta fotografi.

“Saya mengabadikan foto itu pada hari ke 2 jambore fotografi saat hunting ke Suku Sasak di Desa Gumantar. Yang menantang bagi saya adalah saat memotret ternyata berlawanan dengan cahaya matahari. Kondisi seperti menyulitkan saya mengambil gambar. 200 jepretan saya lakukan untuk mengambil gambar terbaik. Dan alhamdulliah saya mendapatkannya. Foto BW hasil jepretan saya diapresiasi dewan yuri meraih juara 3, ” kenang Wahyu. (Sbwh)

Read more

Membangun Sikap Guru

Sule Subaweh

sule_subawehTentu masih terekam dalam ingatan kita tentang perilaku para siswa akhir-akhir ini. Beberapa waktu yang lalu, sebuah tragedi terbunuhnya siswa SMA akibat tawuran. Diberbagai media terlihat sikap anarkis siswa seolah menjadi budaya baru dalam benak mereka. Tentu ini menjadi catatan serius bagi para pendidik.

Melihat realitas itu peran guru menjadi sangat penting dalam hal mendidik dan membentuk sikap siswa agar tidak melakukan tindakan anarkhis. Agar guru memiliki manfaat lebih besar untuk mengatasi tawuran siswa, maka perlu melakukan evaluasi diri. Bisa jadi tawuran yang mengancam dirinya sendiri dan orang sekitar. Seperti tawuran bukan atas kemauan siswa, tetapi karena guru belum sepenuhnya bisa memahami sikap siswa.

Mengapa sikap penting untuk diperhatikan ? Sikap bisa membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter dalam dunia pendidikan. Slameto berpendapat bahwa sikap merupakan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan merupakan sesuatu yang dipelajari, dan juga sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Tentu hal tersebut banyak tidak disadari oleh guru.

Dalam membentuk sikap, seharusnya guru memberikan tauladan yang baik pada siswa. Namun guru kadang tak mampu menunjukan sikap yang baik. Hal ini dapat dilihat pada beban persoalan guru masih dibawa di sekolah. Misalnya persoalan dengan istrinya dan anak-anaknya terimbas kepada murid di sekolah sebagai pengalihan.

Mengembangkan sikap

Dengan begitu guru harus mampu membangun sikap yang baik. Seperti bisa melakukan kontrol diri dan terampilan dalam memahami kehidupan mentalnya sendiri. Proses ini dapat berdampak positif pada guru untuk bisa menunjukkan kearifan dalam membimbing murid-muridnya dan lebih sayang terhadap mereka.

Rasa sayang ini tumbuh karena guru mengetahui kondisi batiniah yang mempengaruhi kelakuan siswa. Barangkali siswa melakukan tindakan agresif, melanggar aturan, dan bolos sekolah bukan atas kemauan sendiri, tetapi dipengaruhi oleh fakto-faktor lain yang dapat berpengaruh pada perkembangan jiwanya. Ketika guru mampu memahami akan kondisi mental atau faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut tidak serta merta menganggap siswa sebagai anak yang nakal, nambun bisa jadi mereka menjadi brutal karena sebagai korban dari pengaruh lingkungan negatif.

Oleh karena itu dalam mengatasi problem siswa guru perlu meneliti kondisi psikologis yang menyebabkan menyebabkan siswa berperilaku negatif. Mereka berperilaku negatif apakah dari kondisi lingkungan yang bertindak represif atau mendapat perlakuan cara-cara otoriter ? Atau faktor penyebab yang lain ?

Sesudah memahami kondisi siswa baru dilakukan pendekatan secara personal. Seperti membuat kegiatan kreatif untuk penyaluran energi, memberi pengertian perihal memberi dan menerima. Hal lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan diskusi sebagai ganti dari perintah, larangan dan peraturan keras.

Proses itu tak disadari secara perlahan siswa meniru cara gurunya. Dengan begitu meski tak secara langsung guru memberi petuah, membikin siswa dengan sendirinya akan mengubah perilaku menjadi siswa yang baik, bahkan menjadi istimewa. Merujuk pada pendapatnya Yung bahwa bawah sadar mengandung dorongan-dorongan dan pengalaman-pengalaman yang diwarisi. Sehingga pada dasarnya guru adalah pewaris sifat dan sikap yang paling besar di sekolah.

(Artikel ini dimuat di Suara Merdeka)

Penulis adalah pengelola WEB Universitas Ahmad Dahlan

Read more

Milad Berdampak Positif Bagi Masyarakat

Hj. Megawati, S.H., M.Hum. Wakil Ketua Panitia Milad UAD Ke-52

“Meski Milad UAD ke-52 jatuh pada tanggal 19 Desember mendatang, tetapi kami sudah menyelenggarakan beberapa kegiatan estafet sebelumnya yang dimulai bulan Oktober ini. Kami berharap Milad sekarang terjalin kekeluargaan yang lebih kuat dan lebih baik. Milad kali ini juga melibatkan masyarakat di luar kampus. Sehingga perayaan Milad dapat memberikan dampak positif, bukan hanya bagi masyarakat kampus, tetapi juga bagi masyarakat sekitar kampus,” ujar Hj Megawati, S.H., M.Hum. Dekan Fakultas Hukum UAD.

Selanjutnya wakil Ketua Panitia Milad Ke 52 menjelaskan mengenai keberadaan UAD yang mampu mempertahankan eksistensinya selama lima puluh dua tahun. Menurut Dekan Fakultas Hukum ini bahwa tidak mudah untuk istiqamah menjalani pengabdian selama kurun waktu itu. ” Di tengah-tengah ketatnya persaingan, banyak Perguruan Tinggi Swasta gulung tikar. Tapi tidak dengan UAD. Alhamdulliah UAD semakin berprestasi” ungkapnya.

Terbukti setelah IKIP Muhammadiyah dikembangkan menjadi UAD, kampus yang lahir 19 Desember 1960 sudah memiliki 5 kampus dengan jumlah mahasiswa lebih dari 14 ribu. (IHS)

Read more

Mari kita meriahkan. Milad UAD Ke-52

Milad UAD ke-52 tahun ini mengusung tema Green Economy for Sustainable Development yang ditujukan untuk wacana pelestarian lingkungan.

Milad Universitas Ahmad Dahlan ke-52 berlangsung. Kali ini panitia berasal dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum. Beni Suhendra, S.E., M.Si., sekretaris 1 menjelaskan bahwa panitia sudah siap menggelar berbagai acara.

Berpondasi pada latar belakang pemikiran mengenai pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) untuk kepentingan manusia. Cara yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan SDA dengan padat modal dan padat karya. Tujuannya untuk mensejahterakan umat manusia secara menyeluruh. Tetapi kenyataan yang terjadi tujuan ini tidak tercapai karena pemanfaatan SDA sering mengabaikan kelestarian lingkungan.

Merespon masalah tersebut, Milad UAD ke-52 memilih tema Green Economy for Sustainable Development. Tema ini diangkat dalam rangka menggemakan wacana pelestarian lingkungan.

“Kami berharap seluruh civitas akademika di UAD dapat terlibat, baik itu dosen, karyawan, mahasiswa, bahkan masyarakat di lingkungan UAD. Milad adalah milik kita bersama. Jadi mari kita meriahkan.” ujar Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UAD. (FM)

Read more