Jabrohim (Is Not) Retiring

With a similar title with one of JabroIim's poems, Jabal Rahmah book was launched at the "Jabrohim (Is Not) Retiring" event on Wednesday (25/12/2017). The book launching, as well as the release of retired Drs. Jabrohim, M.M. as a lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) of Ahmad Dahlan University (UAD) which was initiated by UAD Literature Alumni Community (KSA-UAD) led by Latief S. Nugraha, M.A., Fitri Merawati, M.A., and other alumni of PBSI UAD. Cooperating with Literature Appreciation Forum (FAS) of Institute of Arts Cultures and Sports PP Muhammadiyah (LSBO PP Muhammadiyah), Indonesian Poetics Society, and Cantrik Pustaka Publisher, this event was attended by 100 people, consisting of family, colleagues, writers, artists and alumni of UAD.

Jabrohim, in his opening speech, expressed that he was touched by the event. "This event is purely an initiative of alumni and students, I, as well as my family members who are invited as guests today are really thankful of everything," he said.

The launch of Jabal Rahmah book was marked by the handover of the book by Latief S. Nugara as the editor and Ilham Rabbani and Faijah Ida Fatmawati, S.Pd. as the executive team to Jabrohim. In addition, the event was also complemented with poetry musicalization performances by Jaringan Anak Bangsa (JAB) theater, poetry reading by Dita Yulia Paramitha, S.Pd. and Pamungkas Cahyo, as well as stand-up comedy by Salman WBS.

Latief S. Nugraha, in his speech, explained that the event was held solely for alumni and students to pay their respect to Jabrohim. "Initially, the name of the event was going to be 'Jabrohim (Is Not Allowed to) Retire', but then I must ask his family’s permission first to allow him not to retire," he joked. "Although he is retired as a civil servant, but he will not retire as an art enthusiast. Hence, the title of the event, 'Jabrohim (Is No) Retiring),"Latief explained.

In addition to the book release and the release of Jabrohim from UAD to PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Suminto A. Sayuti and Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. were also invited as literature workshop speakers. In the literature workshop, the two recalled past memories with Jabrohim while they were studying and struggling together. (dev)

Jabal Rahmah: Catatan tentang Kenangan dan Kasih Sayang kepada Jabrohim

Melepas Drs. Jabrohim, M.M., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), digelar acara peluncuran buku Jabal Rahmah bertajuk “Pak Jab (Tidak) Pensiun” pada Senin, 25 Desember 2017 lalu. Buku Jabal Rahmah: Perjumpaan Sastra di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta-Universitas Ahmad Dahlan tersebut merupakan prasasti purnabakti Jabrohim yang dipersembahkan oleh Komunitas Sastra Alumni Universitas Ahmad Dahlan (KSA-UAD). Buku ini terbagi menjadi dua bagian; Tegur dan Sapa. Disusun oleh 39 catatan karya sastrawan, penyair, rekan, dan kolega dari Jabrohim.  Dalam catatan tersebut, muncul nama-nama besar seperti Suminto A. Sayuti, Emha Ainun Najib, Tirto Suwondo, Suwardi Endraswara, Mustofa W. Hasyim, Iman Budhi Santosa, B. Rahmanto, dan masih banyak lagi. Dr. Kasiyarno, M.Hum., dalam subbab Sambutan Rektor menulis bahwa setiap catatan penulis dalam buku tersebut merupakan bukti sejarah sehingga menjadikannya sebuah prasasti.

Buku yang disusun dan diterbikan atas gagasan para mahasiswa dan alumni Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan ini hadir sebagai suatu upaya mencatat peristiwa sastra yang tengah berlangsung di UAD sejak masih menjadi IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, sehingga setiap catatan yang tertulis dalam buku ini mewujud sebagai bukti sejarah. (2017: ix)

Seperti yang dituliskan Rektor UAD, Jabal Rahmah memang diterbitkan dengan tujuan sebagai prasasti purnabakti Jabrohim sebagai dosen FKIP PBSI. Namun, karena perkembangan sastra di kampus Muhammadiyah ini tidak bisa lepas dari peran Jabrohim, dengan begitu buku ini juga mencatat sejarah perkembangan gerakan sastra sejak masih bernama IKIP Muhammadiyah Yogyakarta hingga saat ini. Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, dalam catatannya berjudul “Memahami Pak Jabrohim” yang juga menjadi prolog dalam buku ini menceritakan kedekatannya dengan Jabrohim yang seperti keluarga. Bahkan, kegiatan kesusastraan yang ia lakukan selama menjadi dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), sedikit banyak terinspirasi dari Gerakan Sastra(-wan) Masuk Kampus yang digelakkan Jabrohim di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta kala itu.

Mengapa Pak Jab menganut “estetika keras kepala” jika sudah masuk pada proses kegiatan yang bersentuhan dengan sastra. Bagi beliau, sebagai salah satu sektor kegiatan budaya, kehidupan sastra suatu bangsa meniscayakan adanya wilayah-wilayah kehidupan kecendekiaan yang mencakup tiga wilayah, yaitu wilayah produktif/kreatif/penciptaan, reproduktif/rekreatif/pengamatan-pengkajian, dan reseptif/apresiatif/penikmatan. (2017: xiv)

Dalam prolog tersebut, Suminto A. Sayuti menjelaskan landasan “estetika keras kepala” yang dianut Jabrohim, bahwa kebudayaan dan pendidikan merupakan hubungan timbal balik yang begitu eratnya hingga jika pendidikan dilakukan tanpa orientasi budaya, maka akan gersang dan jauh dari nilai-nilai luhur.

Anes Prabu Sadjarwo, berbagi kenangan pribadinya dengan Jabrohim semasa ngangsu kawruh di UAD. Ia menyebut Jabrohim sebagai dosen aneh, nyeleneh. dan anti mainstream.

Saya tidak berterima dengan dosen yang mengajari menulis, namun, mata penanya tumpul. Nah, Pak Jab merupakan salah satu dosen yang saya sukai karena beliau tidak hanya menyampaikan omong kosong. Pak Jab memiliki bertumpuk-tumpuk karya terutama karya tulis dan gagasan-gagasan yang selalu ter(di)realisasikan. Pak Jab menulis puisi, menulis esai, menulis buku ajar panduan penelitian, juga seorang penyunting yang andal. (2017: 166)

Di mata Anes, Jabrohim selalu memaksa mahasiswa untuk membaca karya sastra sebanyak-banyaknya. Dalam perkuliahan, Jabrohim tidak jarang menceritakan pengalaman-pengalamannya bersama sastrawan-sastrawan terkenal. Pembelajaran bagi Jabrohim adalah pembebasan pikiran. Jabrohim tidak mengikuti arus keumuman yang mengalir di sekitarnya, ia berani berdiri menghadang arus walaupun sendirian. Hal ini kemudian merujuk kembali pada istilah Suminto A. Sayuti bahwa Jabrohim menganut “estetika keras kepala”.

Pada bagian Epilog yang berjudul “Jangan Sampai Tak Ada Jabrohim”, Emha Ainun Najib (2017: 178) menuliskan, “Kalau engkau menatap Jabrohim dari bumi: Jabrohim hanyalah seorang Dosen, pengurus Universitas di Fakultasnya. Seorang suami yang penuh kasih sayang. Seorang Bapak penyemangat dan pengawal generasi yang akan tandang di masa depan. Seorang sahabat yang tidak tahan untuk tidak memberi, menyodorkan hati dan tangannya untuk menolong dan membikin mudah siapa dan apa saja di depan dan sekitarnya.” (dev)

Pak Jabrohim (Tidak) Pensiun

Diberi judul serupa dengan salah satu puisi karya Jabrohim, buku Jabal Rahmah diluncurkan pada acara “Jabrohim (Tidak) Pensiun”, Rabu (25/12/2017) lalu. Peluncuran buku sekaligus pelepasan purnatugas Drs. Jabrohim, M.M. sebagai dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tersebut digagas oleh Komunitas Sastra Alumni UAD (KSA-UAD) yang digawangi oleh Latief S. Nugraha, M.A., Fitri Merawati, M.A., dan alumni PBSI UAD lainnya. Bekerja sama dengan Forum Apresiasi Sastra (FAS) Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah (LSBO PP Muhammadiyah), Masyarakat Poetika Indonesia, serta Penerbit Cantrik Pustaka, acara ini dihadiri sebanyak 100 undangan yang terdiri atas keluarga, kolega, sastrawan, seniman, dan alumni UAD.

Jabrohim, dalam sambutannya mengaku terharu atas terselenggaranya acara tersebut. “Acara ini murni inisiatif alumni dan mahasiswa. Saya serta keluarga hadir sebagai tamu undangan dan saya sangat berterima kasih,” ujarnya.

Peluncuran buku Jabal Rahmah ditandai dengan penyerahan buku oleh Latief S. Nugara sekalu editor dan Ilham Rabbani serta Faijah Ida Fatmawati, S.Pd., selaku tim pelaksana kepada Jabrohim. Selain itu, acara tersebut juga dimeriahkan oleh pementasan musikalisasi puisi oleh Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB), pembacaan puisi oleh Dita Yulia Paramitha, S.Pd. dan Pamungkas Cahyo, serta penampilan stand up comedy oleh Salman WBS.

Latief S. Nugraha, dalam sambutannya menjelaskan acara tersebut diselenggarakan semata-mata untuk penghormatan alumni dan mahasiswa untuk Jabrohim. “Sebetulnya, awal mula judul acara ini adalah ‘Pak Jabrohim (Tidak Boleh) Pensiun’, tapi saya harus minta izin dulu pada keluarga kalau begitu, boleh atau tidak kalau Pak Jab tidak usah pensiun,” kelakarnya. “Walaupun Pak Jab pensiun sebagai PNS, tapi dia tidak akan pensiun berkesenian. Maka acara ini kami beri judul ‘Pak Jabrohim (Tidak) Pensiun’,” jelas Latief.

Selain peluncuran buku dan pisah-sambut Jabrohim dari UAD ke PP Muhammadiyah, acara tersebut juga menghadirkan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan Dr. Tirto Suwondo, M.Hum., sebagai pembicara sarasehan sastra. Dalam sarasehan sastra tersebut, keduanya mengenang kembali kenangan masa lalu bersama Jabrohim kala sedang mengenyam pendidikan dan berjuang bersama. (dev)

Kepercayaan, Mahasiswa, dan Tradisi Juara UAD

Meningkatnya minat calon mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menandakan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap Perguruan Tinggi Muhammadiyah ini. Pernyataan tersebut disampaikan Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dalam pidato laporan tahunan rektor 2017 yang dilangsungkan Sabtu (30/12/2017) di auditorium kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

 

“Sebagai bentuk timbal balik tersebut, UAD terus berupaya meningkatkan pelayanan akademik yang baik bagi mahasiswa, yang dilakukan oleh dosen dalam proses pembelajaran dan pelayanan administrasi yang nyaman oleh tenaga kependidikan,” terang Kasiyarno.

 

Untuk menjamin kualitas proses pembelajaran, salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan pembinaan prakuliah. Pembinaan dimulai sejak calon mahasiswa dinyatakan lulus masuk UAD. Mereka dibekali pelatihan teknologi informasi (IT), bahasa Inggris, soft skill, dan kewirausahaan.

 

Upaya lain untuk menghasilkan lulusan berkualitas melalui penyediaan kurikulum yang sesuai kebutuhan masyarakat, pengembangan metode pengajaran active learning, penyediaan sarana prasarana yang memadahi, layanan berbasis IT, dan dosen yang berkualitas.

Selama tiga tahun terakhir, UAD telah meluluskan 8.251 mahasiswa dengan 29% di antaranya berpredikat cum laude. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2015 3,27, pada 2016 meningkat menjadi 3,31, dan 2017 mengalami peningkatan menjadi 3,38.

“Kesuksesan lulusan UAD tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik semata, melainkan juga kemampuan atau keterampilan non-akademik. Untuk membekali keterampilan tersebut maka pembinaan kemahasiswaan dilaksanakan dalam 5 kategori, yaitu penalaran, minat dan bakat, keorganisasian, kesejahteraan, serta kekaderan.”

 

 

Tradisi Juara

Sampai saat ini, UAD dapat mempertahankan tradisi juara, antara lain selalu masuk dalam 3 besar Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat Kopertis Wilayah V dari tahun 2002 sampai 2017, dan finalis atau juara pada ajang Mawapres tingkat nasional. Tradisi juara juga ditunjukkan dalam bidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) serta National University Debating Contest (NUDC).

Pembinaan mahasiswa dalam bidang minat dan bakat diimplementasikan dalam bentuk penyediaan unit kegiatan mahasiswa (UKM) dan komunitas-komunitas kegiatan dan organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah. Pada 2017 ini jumlah UKM sebanyak 16 unit, organisasi kemahasiswaan dalam bentuk komunitas 12 unit, sedangkan organisasi otonom Muhammadiyah 3 unit.

“Salah satu kegiatan besar yang berhasil dilaksanakan mahasiswa dari UKM Madapala yakni Operasi Katarak bagi Lansia. Kegiatan bakti sosial ini bekerja sama dengan Yayasan DHARMAIS dan PERDAMI Yogyakarta  pada 23 April 2017 di RS UAD dan berhasil mengoperasi sekitar 70 lansia. Kemudian ada pentas Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) di kota Surabaya dan Purwokerto.”

Di kancah internasional, Ika Suciwati, mahasiswa UAD, memperoleh 3 penghargaan. Best Paper pada ASEAN Youth Cultural Exposure 2017 di Thailand, Best Idea, serta Best Team pada ASEAN International Summit 2017 di Malaysia.

 

“Prestasi lain yang tak kalah membanggakan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA), Liliyani Fatonah, meraih nilai tertinggi nasional dalam UKAI (Uji Kompetensi Apoteker Indonesia) dengan angka 84. Nilai ini jauh di atas standar nilai UKAI yaitu 46,21,” jelas Kasiyarno.

 

Setelah mendapat akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), UAD terus berbenah. Utamanya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dosen maupun mahasiswa. Peningkatan ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi dan memertahankan tradisi juara agar UAD semakin dikenal di kancah nasional maupun internasional. (doc/ard)

Menkes RI Ajak UAD Senam Seminggu Sekali

“Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang telah mendukung program pemerintah dengan mendaftarkan seluruh karyawannya ke BPJS. UAD juga telah memiliki beberapa fakultas yang berafiliasi dengan kesehatan. Tetapi, bagaimana dengan kesehatan dosen dan mahasiswanya?”

 

Pertanyaan menggelitik ini disampaikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M. (K)., dalam acara pidato tahunan rektor UAD yang diselenggarakan Sabtu (30/12/2017) di auditorium kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Menurutnya, kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Ia menegaskan harus ada konsep paradigma sehat di masyarakat agar kesehatan menjadi sebuah kebudayaan. Pada orasi ilmiahnya, Nila juga mengajak semua elemen untuk sadar terhadap pentingya pola hidup sehat.

 

“Saya yakin, dosen dan karyawan UAD jarang olahraga karena banyak kerjaan. Gini deh, sakit kan bikin susah, coba seminggu sekali senam. Minimal 4 menit, mau maumere atau senam lainnya boleh, asal gerak. Kalau perlu, Pak Rektor setop dulu kerja dan kuliahnya,” kelakar Menteri Kesehatan ini.

Ia juga berpesan, sebagai salah agen perubahan, mahasiswa harus turut berpartisipasi mengedukasi masyarakat dengan pengetahuan mengenai sistem kesehatan yang ada. (ard)

Jurnal Internasional IJAIN UAD Terakreditasi A Kemenristek Dikti

“Alhamdulillah, kami sampaikan bahwa International Journal of Advances in Intelligent Informatics (IJAIN) telah mencapai prestasi besar lainnya. Capain membanggakan kali ini adalah perolehan akreditasi A https://ristekdikti.go.id/ oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, melalui Surat Keputusan No. 48a / E / KPT / 2017, 30 Oktober 2017 di usianya yang belum genap 3 tahun (pertama terbit Maret 2015-red).  Perolehan ini rasanya tidak mungkin, tanpa partisipasi dari banyak pihak, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), para editor, reviewer, dan kerja sama para penulis untuk menyajikan paper-paper IJAIN yang berkualitas di http://ijain.org,” ungkap Andri Pranolo, inisiator dan managing editor IJAIN, saat disambangi reporter fakultas di tengah-tengah kesibukannya.

IJAIN yang diterbitkan oleh salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah peer review open access journal, yang fokus pada minat kecerdasan buatan dalam bidang informatika yang mencakup 4 bidang penelitian utama seperti Machine Learning dan Soft Computing, Data Mining & Big Data Analytics, Computer Vision & Pattern Recognition, dan Automated Reasoning. IJAIN hanya menerima makalah dalam bahasa Inggris sejak awal diterbitkan pada Maret 2015 serta melakukan peer-reviewed dan editing yang cukup ketat sebelum makalah tersebut diterbitkan.

Sebelum memperoleh akreditasi, capaian sebelumnya, IJAIN juga telah deindex atau dapat diakses di pengindeks internasional seperti EBSCOhost, Microsoft Academic Search, Directory of Open Access Journal (DOAJ), ASEAN Citation Index (ACI), Worldcat, serta pengindeks nasional seperti Indonesian Publication Index (IPI), Indonesian Scientific Journal Database (ISJD), dan Indonesia One Search.

“Semoga semakin banyak yang mengindeks, maka diseminasi makalah yang diterbitkan di IJAIN akan lebih bermanfaat dan diakses lebih luas, karena target kami ke depan adalah IJAIN dapat terindeks oleh pengindeks bereputasi internasional lainnya seperti SCOPUS dan Web of Science,” ungkap Andri Pranolo, S.Kom., M.Cs. (Chief IJAIN).

Selain itu, ketika akses ke DOAJ, IJAIN adalah jurnal pertama dan satu-satunya jurnal di Indonesia yang mendapatkan green tick dan DOAJ seal. Dengan demikian, sesuai peraturan yang ada, IJAIN dapat dikategorikan sebagai Jurnal Internasional Bereputasi, apabila digunakan untuk kenaikan pangkat, mailto:ijain@uad.ac.id memungkinkan perolahan poin maksimal 40 angka kredit bagi dosen yang mengurus kenaikan jabatan akademik.

Minat publikasi di IJAIN? Akses web ijain.org dan email ijain@uad.ac.id.

UAD Suguhkan Pelayanan Prima untuk Calon Mahasiswa Baru

Setiap tahun, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selalu memberikan pelayanan yang baik kepada calon mahasiswa UAD. Pelayanan ditunjukkan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh calon mahasiswa yang akan mendaftar. Mereka akan diberi jawaban atas kebingungan mencari informasi.

“Tahun ini, UAD tidak akan meninggalkan tradisi tersebut. Bahkan akan semakin ditingkatkan dengan pelayanan prima yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, sabar, dan semangat,” kata Dr. Kasiyarno, M.Hum. di hadapan student employment (SE) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) saat membuka PMB 2018 di hall kampus 1 Selasa, (2/1/2018).

Selain memberikan pelayanan yang baik saat penerimaan mahasiswa baru, rektor juga mengimbau kepada civitas UAD untuk memberikan pelayanan yang baik saat mahasiswa sudah masuk dan menjadi mahasiswa di UAD.

Ada 30 SE yang akan melayani PMB UAD 2018 ini. “Mereka sudah dilatih untuk menyambut mahasiswa baru. SE sudah melalui seleksi dari beberapa ratus mahasiswa yang mendaftar. Mereka yang terseleksi dibekali dengan pelatihan, seperti skill berbicara, mengenal UAD, bahkan mereka juga dilatih atau diwajibkan membaca al-Qur’an.

Selain di kampus 1, pendaftaran PMB juga direncanakan dibuka di kampus 4. Sementara ini, UAD mempunyai 6 kampus, kampus 1 Jl. Kapas 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta 55166. Kampus 2 Jl. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161. Kampus 3 Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164. Kampus 4 Jl. Ringroad Selatan, Yogyakarta. Kampus 5 Jln. Ki Ageng Pemanahan 19, Yogyakarta, dan kampus 6 UAD Wates, Wates, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta.

UAD sudah terakreditasi institusi A, serta sebanyak 38% akreditasi program studi yang ada sudah A, 62% lainnya terakreditasi B.

An UAD Lecturer is Trusted as the Chairman of JCI Yogyakarta

Hari Hariadi, S.P., M.Sc., a lecturer of Food Technology study program of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta is trusted to be the Chairman of International Junior Chamber (JCI) Indonesia of Yogyakarta region for 2018. The handover of the position was held at Fave Hotel on Thursday (21/12/2017).

In this event, there was also a seminar entitled "The Role of Young Generation in Welcoming Golden Indonesia 2045" with Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Ph.D., the Chairman of the President Advisory Council of the Republic of Indonesia (RI) as the speaker.

JCI is a federation of young professionals and entrepreneurs aged between 18-40 years. This international youth association has over 400,000 thousand additional members per year, spreading across 127 countries and territories. Joko Widodo, the President of RI was also once registered as the member of JCI.

The event was attended by leaders and representatives of university students from Yogyakarta, the Mayor and Sri Sultan Hamengkubuwono X who was represented by Edi Wahyudi from DIY Youth and Sports Association.

In the opening speech by Sultan, it was explained that youth must contribute to the progress of the nation and make Indonesia a more powerful country, because, in its history, youth always occupied a strategic role in Indonesia.

As the bearer of the country, youth must take part in both national and international events, especially in cultural advancement and economic independence. The young generation must be self-reliant, innovative, creative, and initiative to help strengthen the Indonesian economy to face of global market challenges.

 Meanwhile, Hari, after being inaugurated, expected JCI to synergize with all elements of the society to realize Indonesia golden generation 2045. "I have been a member of JCI for about 10 years. I have learned many things, especially on how to build relationships with the global community. The Indonesian International Youth Association of Yogyakarta must continue to move. It is time to strengthen sociopreneurs to build the environment and the surrounding society," he said. (ard)

UAD Anniversary as a Student Talent Hunting Event

"Students who won the Amazing Orange 2017 competition must continue to develop their abilities," said Heru Astar, the Head of the Student Council (BEM) for the period of 2017/2018 in his opening speech at the closing ceremony of the 57th Ahmad Dahlan University (UAD) anniversary.

This competition which was organized by the Student Council had a goal to find talented UAD students. In addition, the winners would be given facilities to improve their ability to make achievements at regional, national, and international level events.

The closing ceremony which was held in the green hall of Campus 4 on Friday (22/12/2017) was attended by Vice Rector 3, Dr. Abdul Fadlil, M.T., the Head of Student Affairs department and an alumnus of Bimawa, Drs. Hendro Setyono, S.E., M.Sc., BEM representatives from DIY, UAD students, and surrounding communities. Dhyo Haw and Jikustik were invited as the guest stars.

Meanwhile, Abdul Fadlil expressed his appreciation for the performance of the student council which is always increasing every year. "The anniversary events are meant to explore the potential of the students in various fields as well as to mold new UAD representatives who are able to record new achievements."

He added that UAD is very supportive of the Amazing Orange event. This kind of activity can maintain or even increase UAD achievements. UAD keeps advancing and developing because of the student achievements.

"Through this activity, it is expected that students can be given support to optimally develop their skills in organizational field. Student leadership talent will be properly trained. Therefore, this nation will not be lacking of future leaders," said Fadlil. (ard)

Jabal Rahmah and Sarasehan Literary Encounter at UAD

Jabal Rahmah, a book containing notes and events about literary encounter at IKIP Muhammadiyah-Ahmad Dahlan University (UAD) Yogyakarta, has been officially launched. The launch of this book is a form of appreciation and reminiscence to Drs. Jabrohim, M.M., as a lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program and Head of Community Service Organization (LPM) UAD who officially retired as a civil servant in 2017.

The launching ceremonies and literary gatherings to commemorate Jabrohim's retirement were held at the Tjokro Style Hotel on Monday (25/12/2017). Scholars and practitioners in the fields of art, literature, and culture presented at this event. The event was sponsored by the Forum of Literature Appreciation of PBSI UAD and the Society of Poetics Indonesia.

Prof. Suminto A. Sayuti, a prrofessor at one of top universities in Yogyakarta and Drs. Tirto Suwondo, the Head of Central Java Language Center were also present as the speakers. They and Jabrohim strived together to revive literature when UAD was still called IKIP Muhammadiyah.

"I still remember very well how UAD used to be a place where famous Indonesian literary figures, such as WS. Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi WM, Emha Ainun Nadjib, and others gathered in Campus 2 UAD," Suminto explained when talking about UAD.

In line with Suminto, Tirto Suwondo who is an alumnus of UAD conveyed that with the spirit of Jabrohim at that time, almost all the great writers of Indonesia often held a gathering in the campus on Jln. Pramuka 42.

"In addition to being a meeting place, with his high spirit, Jabrohim can guide young UAD students into talented writers. His contribution in the fields of art and culture should be given appreciation," said Tirto

 Although Jabrohim has retired, he declared that he would continue to be active in the fields of art and culture, especially at LSBO PP Muhammadiyah. (ard)