Iman sebagai Penumbuh Nurani

Setiap raga yang bernyawa di dunia pasti akan mati. Manusia adalah makhluk Allah yang dikaruniai akal dan pikiran untuk bertindak. Hal itulah yang menjadikan manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna, yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya.

Manusia dapat melakukan apa pun yang ia mau, tapi satu yang harus diingat, semua perbuatan harus dipertanggungjawabkan di hari akhir kelak. Dalam hal ini, keimanan manusia berperan penting dalam menumbuhkan nurani. Karena dengan nurani yang bersih, suasana akan terjaga dengan baik bersama amal ibadah yang dilakukan.

“Tidak ada yang tahu umur manusia, karena maut dapat menghampiri mereka kapan dan di mana saja,” kata Dr. H. Ahmad Wijayanto, M.A., pembicara dalam Kajian Tahunan UAD yang bertema “Refleksi Akhir Tahun” dan bertempat di Islamic Center UAD.

Kajian tahunan tersebut merupakan program rutin UAD yang dikemas dalam “Tabligh Akbar” sebagai renungan jiwa mahasiswa dan masyarakat umum selama tahun 2015. Kajian ini juga diharapkan menjadi jembatan untuk merefleksikan jiwa demi menyambut tahun baru 2016.

Menurut Wijayanto, keimanan dan amal shalih merupakan dua hal yang sejalan. Ketika keduanya dilakukan secara beriringan, maka akan mendapatkan ketenangan hidup di dunia dan akhirat, dimuliakan hidupnya baik di dunia maupun akhirat, serta mendapatkan ridha Allah Swt.

Sementara jika manusia tidak beramal, celakalah ia. Karena hidupnya akan merasa tidak tenang, dihinakan, dan mendapat murka dari Allah Swt.

Di akhir kajian, Wijayanto menuturkan, “Ingat, Rasulullah selalu berkata, maut bisa datang tiba-tiba, kita hidup tapi pasti akan mati. Cintai apa saja yang ada di dunia ini, namun ingatlah bahwa semua yang dicintai akan berpisah dengan kita.” (AKN)