img-20170314-wa0007.jpg

MADAPALA: Dekat dengan Masyarakat dan Alam

                                                                        

 

Bekerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesa (PERDAMI) dan Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS), Mahasiswa Ahmad Dahlan Pecinta Alam (MADAPALA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan operasi katarak gratis. Pelaksanaan kegiatan ini akan dilangsungkan dua tahap, tahap pertama berupa screening di kampus 1 UAD, Sabtu (22/4/2017). Sedangkan tahap kedua operasi katarak di Rumah Sakit (RS) Holistika Media, Minggu (23/4/2017).

“Sebenarnya kegiatan ini tidak masuk di program kerja. Kebiasaan kami di MADAPALA sering diskusi dan gitaran sampai malam. Dari begadang, terkadang kami mendapat ide untuk mengadakan suatu kegiatan. Sampai suatu waktu saat sedang diskusi, kami melihat orang terkena penyakit katarak. Kemudian muncul gagasan untuk mengadakan operasi katarak,” terang Ainun Irvanto mantan ketua MADAPALA yang kini menjabat sebagai Dewan Pertimbangan.

Dari penjelasan Ainun, sebelum menyampaikan gagasan terkait kegiatan operasi katarak kepada Pimpinan UAD, mereka melakukan survei mengenai penyakit ini. Survei dilakukan untuk memertimbangkan apakah kegiatan operasi katarak perlu dilakukan atau tidak.

“Saat melakukan survei, kebetulan kami menemukan ada salah satu orang tua teman kami yang terkena katarak, ada juga dari teman Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepakbola.”

“Pasca survei data, ternyata penderita penyakit ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Saat itu juga kami memutuskan untuk ‘mengeksekusinya’. Kemudian kami memerkirakan biaya operasi, ternyata biaya sekali operasi katarak cukup mahal. Dari permasalahan dana ini, kami mencoba menggandeng donatur dari yayasan maupun lembaga untuk diajak bekerja sama,” lanjut laki-laki kelahiran Lamongan ini.

Setelah beberapa kali mencari donatur dan berdiskusi dengan Pimpinan Universitas, MADAPALA resmi bekerja sama dengan PERDAMI sebagai pelaksana teknis dan DHARMAIS sebagai pihak yang menanggung biaya operasi. Selain itu kerja sama juga dilakukan dengan rumah sakit milik UAD, RS Holistika Media sebagai penyedia tempat.

“Kalau disangkutpautkan dengan kegiatan kami yang biasanya terjun ke alam, itu sangat berbeda. Tetapi kegiatan ini merupakan salah satu pengabdian masyarakat yang masuk dalam Tridarma Perguruan Tinggi,” jelas Ainun.

Sampai saat ini, calon pasien operasi katarak gratis yang terdaftar sekitar 90-an orang yang didominasi usia lebih dari 50 tahun. Pendaftar paling banyak dari Kotagede, selebihnya dari lingkup Jawa Tengah dan beberapa dari Sumatera dan Kalimantan.

Nantinya, tidak semua pendaftar bisa dioperasi, bergantung pada proses screening yang dilakukan. Proses operasi sendiri dibatasi hanya 50-60 orang karena kendala waktu yang hanya satu hari. Pasien yang tidak bisa dioperasi di RS Holistika Media akan dirujuk ke rumah sakit lain oleh PERDAMI dengan biaya yang ditanggung oleh DHARMAIS. (ard)