sidan_senat_terbuka_uad_dalam_rangka_milad_ke-58_dan_laporan_tahunan_rektor_2018.jpg

Milad UAD ke-58: Laporan Tahunan Rektor 2018

Sidang Senat Terbuka Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2018 dalam rangka Milad ke-58 mengagendakan Laporan Tahunan Rektor 2018. Pada kesempatan ini, hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. untuk menyampaikan orasi ilmiah. Acara yang digelar di Amphitarium UAD, Sabtu (29-12-2018) dihadiri oleh keluarga akademik dan mahasiswa UAD, pejabat pemerintah, pimpinan dan pejabat PP Muhammadiyah, rekanan UAD, serta para stake holders.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. pada laporan tahunannya menyampaikan hal-hal penting. Beberapa di antaranya terkait perkembangan kelembagaan, pusat riset unggulan, pengembangan unit usaha, dan peningkatan kesejahteraan.

Acara milad ini selain sebagai wahana pertanggungjawaban kinerja, juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan karunia-Nya. Sehingga, UAD menjadi lembaga pendidikan tinggi yang memperoleh kepercayaan luas dari para pemangku kepentingan dan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa dan negara,” ungkap Kasiyarno dalam pidatonya.

Saat ini UAD merupakan salah satu perguruan tinggi swasta unggulan di Indonesia dengan akreditasi institusi A yang diperoleh pada tahun 2017. Program studi yang dimiliki berjumlah 48 dengan 18 di antaranya terakreditasi A dan 21 terakreditasi B.

Sebaran mahasiswa UAD tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga berasal dari luar negeri. Total mahasiswa aktif UAD berjumlah 27.401 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, 151 di antaranya berasal dari Thailand, Malaysia, India, Tiongkok, Uzbekistan, Hungaria, Jepang, Timor Leste, Filipina, Irak, Mesir, Vietnam, Ukraina, Korea Selatan, Yaman, Laos, dan Tunisia.

Semakin meningkatnya animo mahasiswa asing di UAD menandakan perguruan tinggi Muhammadiyah ini telah diakui secara internasional. Hal ini sesuai dengan visi menjadi perguruan tinggi yang diakui internasional dan dijiwai nilai-nilai Islam,” jelasnya.

Hal lain yang tidak kalah membanggakan, prestasi mahasiswa UAD dari tahun ke tahun semakin meningkat dari level regional, lokal, nasional, maupun internasional. Kemudian yang juga perlu dibanggakan adalah Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) UAD berhasil membuat Rudal Merapi bekerja sama dengan Dislitbang TNI AD dan PT Pindad.

Atas capaian ini, UAD mendirikan unit usaha baru PT Adi Multi Teknologi (AMT) menambah delapan unit usaha yang telah dimiliki sebelumnya. Dari keterangan Kasiyarno, PT AMT akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga terkait untuk memproduksi Rudal Merapi yang digunakan untuk latihan tempur militer Indonesia.

Di bidang pendidikan, UAD telah mendirikan unit sekolah baru (USB) SMP dan SMK sebagai Lab School Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, salah satu dari daerah 3T dengan bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Kemudian dalam mendukung program internasionalisasi Muhammadiyah, UAD akan membangun sekolah Muhammadiyah di Australia dan Markaz Dakwah Muhammadiyah di Mesir.

Mendikbud RI, Muhadjir mengungkapkan kebanggaannya kepada UAD yang memiliki perhatian kepada daerah 3T. “Di era revolusi industri 4.0, wilayah ini jadi perhatian pemerintah untuk melakukan pemerataan pendidikan. Jadi nantinya tidak ada daerah yang tertinggal lagi,” katanya.

Selain itu, Muhadjir mengaku gembira atas perkembangan UAD saat ini. Ia berharap UAD menjadi perguruan tinggi yang siap dengan perkembangan teknologi dan dapat mendukung kemajuan untuk kepentingan bangsa.

Di sisi lain, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir yang turut hadir dalam acara ini mengatakan, perguruan tinggi Muhammadiyah harus menjadi madrasah pemikiran. Menurutnya, menjadi madrasah pemikiran hanya bisa dilakukan oleh PTM yang ada di kelas A seperti UAD. “Ke depan, UAD dan Muhammadiyah harus menjadi pusat riset dan penelitian serta sebagai agen perubahan.”

Haedar berpesan, UAD dan Muhammadiyah harus bisa membangkitkan peran Islam yang mampu mengakulturasikan budaya di tengah himpitan budaya modern. Kemudian meningkatkan modernitas tingkat lanjut, serta memperkuat integrasi nasional yang berkemajuan. (ard)