Mahasiswa KKN 2012 dan LSBO PP Muhammadiyah Adakan Pelatihan Cerpen

“Negara yang besar adalah Negara yang menghargai bahasa dan karya sastranya”

Senin (06/02/2012), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta angkatan 2012 bekerjasama dengan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan pelatihan cerpen.

“Ini adalah agenda KKN kami. Kami bekerjasama dengan LSBO sebagai salah satu lembaga yang khusus menampung geliat sastra di masyarakat Muhammadiyah khususnya, dan Yogyakarta umumnya. Tujuannya adalah unutk meningkatkan kredibilitas mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di bidang kesusastraan, terutama pengajaran sastra di sekolah.” Ujar Tika, salah satu anggota KKN UAD.

Saat diwawancarai, mahasiswa PBSI semester 6 kelahiran Kulonprogo ini menambahkan, betapa pentingnya keahlian dalam bidang tulis-menulis sastra bagi calon sarjana PBSI.

“Kalau seorang alumni PBSI tidak bisa menulis dan tidak terbiasa membaca sastra, lalu, apa yang akan mereka berikan kepada siswa di saat sudah mengajar nanti.” tambahnya

Pelatihan yang diikuti oleh mahasiswa PBSI UAD ini diadakan di ruang HT, lantai 3, kampus II UAD, Jl. Pramuka, Umbulharjo, Yogyakarta. Dalam pelaksaannya, panitia mengundang praktisi dan guru yang bergelut di bidang sastra dan sudah mencapai jenjang nasional dalam berkesusastraan.

“Kami mendatangkan praktisi sastra, Teguh Ranum Sastra Asmoro, salah satu anggota Persada Studi Klub (PSK), perkumpulan sastra asuhan Umbu Landung Paranggi. Bagi pegiat dan penikmat sastra, siapa yang tidak kenal beliau, dan siapa yang tidak kenal PSK. Lumbung sastrawan besar, sebut saja Cak Nun dan Iman Budi Santosa. Dari akademisi keguruan, kami menghadirkan Dra. Winarsih, Guru SMA, pemenang lomba Cerpen tingkat Nasional. ” papar Fitri Merawati S.Pd., alumni PBSI yang menjadi ketua panitia acara tersebut.

“Inilah yang kami butuhkan. Kegiatan semacam ini sangat penting bagi kami. Kami merasa, materi yang disampaikan di kelas sangat kurang dari harapan kami. Kekurangan itu lahir dari banyak hal, sebut saja penyampaian yang terlalu monoton. Materi Pengajaran Sastra sebagian besar harus pengaplikasian teori, praktik. Kami butuh dorongan dari fakultas.” tegas salah seorang peserta yang enggan disebutkan namanya. (IHS)




“Negara yang besar adalah Negara yang menghargai bahasa dan karya sastranya”

Senin (06/02/2012), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta angkatan 2012 bekerjasama dengan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan pelatihan cerpen.

“Ini adalah agenda KKN kami. Kami bekerjasama dengan LSBO sebagai salah satu lembaga yang khusus menampung geliat sastra di masyarakat Muhammadiyah khususnya, dan Yogyakarta umumnya. Tujuannya adalah unutk meningkatkan kredibilitas mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) di bidang kesusastraan, terutama pengajaran sastra di sekolah.” Ujar Tika, salah satu anggota KKN UAD.

Saat diwawancarai, mahasiswa PBSI semester 6 kelahiran Kulonprogo ini menambahkan, betapa pentingnya keahlian dalam bidang tulis-menulis sastra bagi calon sarjana PBSI.

“Kalau seorang alumni PBSI tidak bisa menulis dan tidak terbiasa membaca sastra, lalu, apa yang akan mereka berikan kepada siswa di saat sudah mengajar nanti.” tambahnya

Pelatihan yang diikuti oleh mahasiswa PBSI UAD ini diadakan di ruang HT, lantai 3, kampus II UAD, Jl. Pramuka, Umbulharjo, Yogyakarta. Dalam pelaksaannya, panitia mengundang praktisi dan guru yang bergelut di bidang sastra dan sudah mencapai jenjang nasional dalam berkesusastraan.

“Kami mendatangkan praktisi sastra, Teguh Ranum Sastra Asmoro, salah satu anggota Persada Studi Klub (PSK), perkumpulan sastra asuhan Umbu Landung Paranggi. Bagi pegiat dan penikmat sastra, siapa yang tidak kenal beliau, dan siapa yang tidak kenal PSK. Lumbung sastrawan besar, sebut saja Cak Nun dan Iman Budi Santosa. Dari akademisi keguruan, kami menghadirkan Dra. Winarsih, Guru SMA, pemenang lomba Cerpen tingkat Nasional. ” papar Fitri Merawati S.Pd., alumni PBSI yang menjadi ketua panitia acara tersebut.

“Inilah yang kami butuhkan. Kegiatan semacam ini sangat penting bagi kami. Kami merasa, materi yang disampaikan di kelas sangat kurang dari harapan kami. Kekurangan itu lahir dari banyak hal, sebut saja penyampaian yang terlalu monoton. Materi Pengajaran Sastra sebagian besar harus pengaplikasian teori, praktik. Kami butuh dorongan dari fakultas.” tegas salah seorang peserta yang enggan disebutkan namanya. (IHS)