Pentingnya Keamanan Dalam Berkomunikasi
Program studi Sistem Informasi Universitas Ahmad Dahlan (SI-UAD) pada (2/6/2015) mengadakan seminar nasional untuk pertama kalinya. Tema yang diangkat sangat menarik, yaitu “Security vs Forensic”.
Seperti diketahui, keamanan dalam proses jaringan komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Mengingat, cyber crime sedang marak terjadi di Indonesia. Menurut data statistik insiden domain go.id pada triwulan I 2015, serangan terbesar berupa web defacement disusul dengan serangan dan penyusupan malware.
Hal ini terjadi akibat kurangnya kewaspadaan dan kesadaran terhadap sistem keamanan informasi. Oleh karena itu, keamanan informasi menjadi hal yang penting dan wajib diketahui bagi pengguna teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam sistem keamanan informasi, penanganan insiden memegang peranan penting dalam mengidentifikasi serangan digital. Menurut Digital Analysis Forensic Team (DFAT) Puslabfor Mabes Polri, barang bukti berupa digital mengalami peningkatan setiap kasus. Sebagai contoh pada tahun 2010, barang bukti digital berupa ponsel sekitar 55%, sedangkan pada tahun 2013 mencapai 89%.
Latar belakang itulah yang membuat seminar nasional diselenggarakan. Hadir sebagai pembicara adalah Abrao Ximenes dari Timor Leste yang merupakan penggiat keamanan informasi di komunitas Kali Linux Indonesia, Dedy Hariyadi yang saat ini sedang menempuh studi S-2 Forensika Digital UII, dan Dr. Imam Riadi yakni pengamat sekaligus Dosen S-I UAD.
Ketiga pembicara menyampaikan bahasan yang berbeda. Abrao menyampaikan materi tentang uji keamanan jaringan nirkabel dan solusi pengamanan jaringan nirkabel, Dedy membawakan materi forensik seluler pada ponsel bersistem operasi android dengan fokus forensik BBM, dan Imam Riadi memberikan tanggapan dan tantangan pengembangan serta riset bidang keamanan dan forensik.
Kegiatan ini disambut antusias oleh mahasiswa maupun masyarakat umum. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang melebihi 200 orang. Selain seminar, setelah istirahat siang, acara dilanjutkan pelatihan dengan peserta terbatas sebanyak 30 orang. Pelatihan ini memberikan materi uji keamanan lanjutan oleh Abrao dan pelatihan dasar forensik menggunakan sistem operasi Linux yang disampaikan oleh Dedy.
Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa melalui pengetahuan forensic, akan membangun kewaspadaan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan membentuk ekosistem keamanan dalam berkomunikasi.