Program Pertukaran Mahasiswa FAI (UAD) dengan FBL (MU) Malaysia
Berabad-abad lalu pernah diungkapkan bahwa, “Kejarlah ilmu sampai ke negeri China”. Mengapa demikian? Kenapa harus China? Mungkin pertanyaan sederhana ini sering sekali muncul saat membaca ungkapan tersebut. Melihat sejarahnya, tidak bisa dipungkiri kalau China adalah negeri yang memang memiliki berbagai macam ilmu dan kebudayaan tinggi. Hal itu dapat dilihat dari ilmu yang mereka kuasai, mulai dari ilmu pengobatan, bela diri, strategi perang, sampai dengan ilmu keabsarahan, wabil khusus ilmu sastra.
Ilmu adalah sesuatu yg universal, ia tidak memandang batasan, baik itu agama, suku, ras, negara, kultur, atau lainnya. Semua insan berhak untuk mendapatkannya. Namun, seiring berjalannya waktu, China sudah tidak menjadi negeri mutlak dalam menimba ilmu. Selain China, di kawasan Asia, Indonesia pun memiliki peran yang tak jauh berbeda. Indonesia, yang merupakan negara seribu keunikan, juga menyimpan seribu kebudayaan yang bisa dijadikan tempat untuk menimba ilmu.
Seperti halnya China, Indonesia pun menjadi tempat tujuan dalam menimba ilmu. Hal yang sudah dilakukan oleh ratusan mahasiswa asing ini pun dilakukan oleh 4 orang mahasiswi dari Malaya University, Malaysia. Mereka adalah Nur’Ain bt. Abu Kassim, Noor Hanisah bt. Abdul Latiff, Nataibah bt. Ismail, dan Noor Shahida bt. Wahab. Keempat mahasiswi ini melakukan proses pembelajaran selama satu semester (6 bulan) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.
“Kami kedatangan 4 orang mahasiswi dari Malaya University, Malaysia. Mereka akan berproses belajar selama satu semester di kampus ini. Untuk kerjasama dengan Malaysia, ini program baru. Keempat mahasiswi dari Malaysia ini adalah mahasiswi pertama kami. Sebelumnya mahasiswa langganan kami berasal dari Thailand. Dalam pembelajaran, mereka hanya mengambil 10 SKS (5 mata kuliah). Karena ini perdana, kami masih melakukan penyesuaian. Di Malaysia mereka adalah mahasiswi dari Fakultas Bahasa dan Linguistik. Sedangkan di UAD, mereka masuk dalam Fakultas Bahasa dan Sastra Arab.” papar Abdul Mukhlis, M.Ag., kaprodi Fakultas Agama Islam saat ditemui di kantornya.
Beliau menambahkan, program pertukaran Internasional ini tidak hanya sebatas pertukaran antarmahasiswa, tetapi akan merambah untuk para dosen dan jurnal.
“Kami sudah membicarakan program ini lebih jauh. Niat kami ke depan, selain mahasiswa kami, para dosen yang berprestasi juga akan kami kirim untuk mengajar di sana. Untuk mahasiswa, insya Alloh semester depan. Tapi untuk dosen, itu masih jangka panjang. Soalnya mereka meminta dosen yang sudah profesor. Kami mohon doa dan kerjasama dari semua pihak. Semua mengharapkan yang terbaik. amin”. (IHS)
Berabad-abad lalu pernah diungkapkan bahwa, “Kejarlah ilmu sampai ke negeri China”. Mengapa demikian? Kenapa harus China? Mungkin pertanyaan sederhana ini sering sekali muncul saat membaca ungkapan tersebut. Melihat sejarahnya, tidak bisa dipungkiri kalau China adalah negeri yang memang memiliki berbagai macam ilmu dan kebudayaan tinggi. Hal itu dapat dilihat dari ilmu yang mereka kuasai, mulai dari ilmu pengobatan, bela diri, strategi perang, sampai dengan ilmu keabsarahan, wabil khusus ilmu sastra.
Ilmu adalah sesuatu yg universal, ia tidak memandang batasan, baik itu agama, suku, ras, negara, kultur, atau lainnya. Semua insan berhak untuk mendapatkannya. Namun, seiring berjalannya waktu, China sudah tidak menjadi negeri mutlak dalam menimba ilmu. Selain China, di kawasan Asia, Indonesia pun memiliki peran yang tak jauh berbeda. Indonesia, yang merupakan negara seribu keunikan, juga menyimpan seribu kebudayaan yang bisa dijadikan tempat untuk menimba ilmu.
Seperti halnya China, Indonesia pun menjadi tempat tujuan dalam menimba ilmu. Hal yang sudah dilakukan oleh ratusan mahasiswa asing ini pun dilakukan oleh 4 orang mahasiswi dari Malaya University, Malaysia. Mereka adalah Nur’Ain bt. Abu Kassim, Noor Hanisah bt. Abdul Latiff, Nataibah bt. Ismail, dan Noor Shahida bt. Wahab. Keempat mahasiswi ini melakukan proses pembelajaran selama satu semester (6 bulan) di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta.
“Kami kedatangan 4 orang mahasiswi dari Malaya University, Malaysia. Mereka akan berproses belajar selama satu semester di kampus ini. Untuk kerjasama dengan Malaysia, ini program baru. Keempat mahasiswi dari Malaysia ini adalah mahasiswi pertama kami. Sebelumnya mahasiswa langganan kami berasal dari Thailand. Dalam pembelajaran, mereka hanya mengambil 10 SKS (5 mata kuliah). Karena ini perdana, kami masih melakukan penyesuaian. Di Malaysia mereka adalah mahasiswi dari Fakultas Bahasa dan Linguistik. Sedangkan di UAD, mereka masuk dalam Fakultas Bahasa dan Sastra Arab.” papar Abdul Mukhlis, M.Ag., kaprodi Fakultas Agama Islam saat ditemui di kantornya.
Beliau menambahkan, program pertukaran Internasional ini tidak hanya sebatas pertukaran antarmahasiswa, tetapi akan merambah untuk para dosen dan jurnal.
“Kami sudah membicarakan program ini lebih jauh. Niat kami ke depan, selain mahasiswa kami, para dosen yang berprestasi juga akan kami kirim untuk mengajar di sana. Untuk mahasiswa, insya Alloh semester depan. Tapi untuk dosen, itu masih jangka panjang. Soalnya mereka meminta dosen yang sudah profesor. Kami mohon doa dan kerjasama dari semua pihak. Semua mengharapkan yang terbaik. amin”. (IHS)